SITUS BERITA TERBARU

Pemerintahan Jokowi JK Hanya Makan Gaji Buta

Monday, May 11, 2015
Pemerintahan Jokowi JK Hanya Makan Gaji Buta

WARTA KOTA, PALMERAH -- Rezim yang dipimpin Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) dinilai tidak ada prestasinya dan hanya makan gaji buta.
Penilaian itu disampaikan oleh Uchok Sky Khadafi, Direktur Centre For Budget Analysis (CBA), Minggu (10/5/2015).
Pertumbuhan ekonomi pada zaman pemerintah Jokowi ini sangat melambat, dan terseok seok untuk mencapai target pertumbuhan pada level 5.7% . Lihat saja, kuatal pertama tahun 2015, pemerintah baru mampu pada level 4.7%.
Kemudian, Penurunan pertumbuhan ekonomi ini, oleh pemerintah Jokowi dicari penyebabnya atau diciptakan "kambing hitam" agar publik tidak menyalahkan presiden atau menteri menteri bidang ekonomi. Dimana, kambing hitam penyebab penurunan pertumbuhan ekonomi adalah penurunan produksi minyak mentah, Batubara, dan adanya.kisruh KPK Vs POLRI.
Padahal, melambatnya pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh minimnya pencairan duit dari kementerian keuangan, atau belanja pemerintah dalam APBN belum maksimal. Hal ini disebabkan, perombakan stuktural kementerian zaman Pemerintahan Jokowi belum selesai. Ada kementerian yang baru, dan ada beberapa kementerian yang dilebur ke dalam satu kementerian inilah yang menganggu proses perencanaan, dan pencairan anggaran pada level kementerian.
Terganggu belanja pemerintah atau proses pencairan anggaran kementerian disebabkan belum selesai perombakan dalam struktur kementerian. Artinya, jabatan pada level eselon satu atau dirjen masih banyak yang kosong, dan belum terisi. Pentingnya jabatan eselon satu untuk memberikan tanda tangan atau paraf pada dokumen anggaran agar bisa secepatnya duit bisa cair dari kementerian keuangan.
Selain itu, belum terisi level eselon tiga ini mengakibatkan "dokumen anggaran" yang berisi uraian kegiatan dan anggaran, ternyata belum selesai dibuat. Sampai sampai peraturan presiden No.36 tahun 2015 tentang Rincian APBN tahun 2015, hanya berisi anggaran dan kegiatan yang "global" tidak berisi kegiatan dan anggaran yang terperinci, dan jelas, seperti dijelaskan dan dipublikasi peraturan presiden zaman SBY.
Akibat belum maksimalnya belanja pemerintah ini, berakibat pada penarikan pajak, hanya sebesar Rp.198,2 triliun untuk triwulan pertama. Padahal, setiap triwulan pemerintah Jokowi harus menarik pajak sekitar Rp.372.3 Triliun.
Dari gambaran diatas, Centre For Budget Analysis (CBA) mencatat bahwa pemerintah Jokowi belum bekerja seperti yang diharapkan rakyat. Walaupun, Motto presiden Jokowi adalah kerja, kerja,kerja..tapi yang dikerjakan belum maksimal, dan selama ini hanya makan gaji buta minim prestasi kerja. Paling paling yg dikerjakan presiden Jokowi adalah acara acara seremonial seperti peresmian, blusukan yang tidak bermafaat buat rakyat.

SUMBER   (wartakota.tribunnews.com)

INDONESIA HEBAT

Link: http://adf.ly/1GstBW
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive