SITUS BERITA TERBARU

Menteri ESDM Seret Nama SBY di Mafia Migas. Salah SBY, Jokowi Tak Salah!

Tuesday, May 19, 2015
Menteri ESDM Seret Nama SBY di Mafia Migas, Ini Reaksi Ruhut
Selasa, 19 Mei 2015 , 13:39:00

JAKARTA - Politikus Partai Demokrat (PD) Ruhut Poltak Sitompul tak terima dengan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yang membawa-bawa nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke dalam persoalan praktik mafia migas di PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral). Ruhut tak hanya menyesalkan pernyataan Sudirman, tetapi juga meminta pembantu Presiden Joko Widodo di Kabinet Kerja itu introspeksi diri sebelum mengeluarkan statemen ke publik.

"Sadar gak dia megang ESDM amburadul? Baru di era dialah naik turun harga minyak gak jelas, perkenomian terganggu. Dia gak tahu diri mencari kambing hitam, apalagi membalikkan cerita yang sudah dibantah Pak SBY bahwa itu tidak benar," kata Ruhut saat dihubungi di Jakarta, Selasa (19/5).

Anggota Komisi III DPR ini mengingatkan Sudirman agar tidak menyombongkan diri dengan membubarkan Petral. Sebab, bisa jadi pembubaran itu bukan solusi karena praktik mafia migas tetap berjalan.

"Jangan bangga membubarkan Petral, tapi nanti cuma ganti casing, cuma ganti nama. Karena kita tahu permainan di Petral. Gua heran dia (Sudirman, red) bisa terpilih jadi menteri. Kita tahu dia ini cuma bawahan dari direktur Pertamina, Pak Dwi," ungkap Ruhut.

Ruhut menambahkan bahwa pernyataan Sudirman merupakan bentuk ketakutan karena bakal kena reshuffle. Karenanya, lanjut Ruhut menegaskan, Sudirman mencari pengalih perhatian sekaligus membangun pencitraan.

"Karena kudengar-dengar dia masuk daftar reshuffle. Ini pencitraan untuk mengalihkan isu saja. Takut diganti. Dari informasi yang kudapat, dia bakal diganti. Ini orang ketakutan. Aku minta beliau tidak melakukan fitnah-fitnah keji seperti itu," tandasnya.
http://www.jpnn.com/read/2015/05/19/...i-Reaksi-Ruhut



SBY Mulai Marah, Minta Menteri Sudirman Klarifikasi soal Petral
Selasa, 19 Mei 2015 , 11:42:00

JAKARTA - Polemik PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) mulai membawa nama mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tak pelak, kini ada ketegangan baru antara Menteri ESDM Sudirman Said dengan kubu SBY.

Di akun twitternya, SBY terkesan mulai terpancing. "Saya amat terkejut dengan pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yang menyerang dan mendiskreditkan saya, ketika menjadi presiden dulu," tulis SBY di @SBYudhoyono, beberapa jam yang lalu.

Sudirman Said diklaimnya mengatakan bahwa pemberantasan mafia migas selalu berhenti di meja SBY.

"Saya harap Pak Menteri ESDM melakukan klarifikasi apa yang dimaksud, karena justru saya ingin penyimpangan apapun diberantas," tandas SBY.

Ketua Umum Partai Demokrat itu menjelaskan, bahwa saat memerintah, dia bahkan membentuk Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, yang hakikatnya memberantas kejahatan dan penyimpangan apapun.

"Tidak ada yang mengusulkan ke saya agar Petral dibubarkan. Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada pasti sudah saya tanggapi secara serius.
Saya tertib dalam manajemen pemerintahan. Isu serius seperti mafia migas, pasti saya respons. Tidak mungkin berhenti di meja saya," sebut SBY.

Untuk lebih memastikannya, SBY mengklaim telah berbicara dengan mantan Wapres Boediono dan 5 mantan menteri terkait, apakah memang pernah ada usulan pembubaran Petral.

"Semua menjawab tidak pernah ada. Termasuk tidak pernah ada 3 surat yang katanya dilayangkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan waktu itu. Berita ini saya pandang sudah termasuk fitnah dan pencemaran nama baik. Saya masih menunggu klarifikasi dari pihak-pihak yang menyebarkan," sebut SBY.

SBY memahami, tidak mudah menghadapi yang tengah berkuasa sekarang ini. Tetapi menurutnya, kebenaran adalah "power" yang masih dia miliki.

"Selama jadi presiden, saya tidak pernah mengintervensi BUMN manapun. Termasuk urusan tender dan bisnisnya. Yang penting jangan korupsi. Saya juga berpesan agar semua BUMN berkembang baik, bayar pajak dan deviden, tidak ada korupsi dan jangan pula jadi sapi perah. Sebenarnya saya mendukung upaya pemerintahan Presiden Jokowi untuk lakukan penertiban, karena setiap presiden hakikatnya juga begitu. Tetapi, kenapa harus terus menyalahkan pemimpin dan pemerintahan sebelumnya. Popularitas bisa dibangun tanpa menjelekkan pihak lain. Tuduhan dan fitnah yang disampaikan Menteri ESDM & pihak-pihak tertentu sulit saya terima. Rakyat Indonesia, doakan saya kuat menghadapi," pungkas SBY.
http://www.jpnn.com/read/2015/05/19/...si-soal-Petral


Menteri ESDM Senang SBY Terpancing soal Pembubaran Petral
Selasa, 19 Mei 2015 , 13:13:00

JAKARTA - Menteri ESDM Sudirman Said tidak terpengaruh dengan kecaman dari Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait upaya pembubaran PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) yang tak pernah berhasil hingga pemerintahan berganti ke Presiden Joko Widodo. Sudirman justru mengaku bersyukur diskusinya bersama pengamat ekonomi, Faisal Basri tentang minyak dan gas (migas) yang digelar Minggu (17/5) lalu mendapat respon banyak pihak termasuk SBY.

"Saya senang karena diskusi saya dengan Pak Faisal kemarin di Cikini mendapat sambutan dari banyak pihak dan membuat banyak pihak melek. Menjadi lebih tahu situasi yang sebenarnya," ujar Sudirman di kompleks Istana Negara, Selasa (19/5) saat ditanya seputar protes yang dilontarkan SBY.

Sudirman pun mengaku siap berdiskusi dengan siapapun terkait masalah migas. Ia meyakini bidang migas memang harus dikelola dengan transparan dan efisien.

Menteri ESDM Seret Nama SBY di Mafia Migas. Salah SBY, Jokowi Tak Salah!

"Menjadi kewajiban saya berkomunikasi dengan masyarakat setiap langkah penataan. Mengenai situasi, pengelolaan migas di masa lalu, saya yakin para pengelola, pemerinntah dan berbagai stakeholders tahu persis situasinya," imbuh Sudirman tanpa merinci lebih lanjut masalah migas di masa lalu.

Meski demikian, Sudirman meminta masalah pembubaran Petral tidak diperdebatkan lagi. Ia menyatakan pembubaran itu sudah berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo.

"Kira-kira itu tanggapan saya. Mohon tidak diperpanjang. Karena sebetulnya, yang kami lakukan semata-mata menata hal yang harusnya sudah lama ditata. Dan itu bukan hanya Petral, tapi juga soal eksplorasi, SKK Migas. Itu yang harusnya dari dulu sudah ditata," tandas Sudirman.
http://www.jpnn.com/read/2015/05/19/...bubaran-Petral


Petral, sarang mafia migas dilindungi SBY disikat Jokowi
Senin, 18 Mei 2015 07:26

Merdeka.com - PT Pertamina Energy Trading Ltd atau Petral akhirnya resmi dibubarkan setelah hampir satu dekade beragam cara dilakukan untuk membubarkan anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut. Pemerintahan Jokowi-JK melalui Menteri ESDM Sudirman Said dan Dirut Pertamina Dwi Soetjipto memutuskan melikuidasi perusahaan yang disebut-sebut sarang mafia migas itu.

"Reputasi Petral sejak dulu lekat dengan persepsi negatif," kata Sudirman Said.

Dia memberikan sinyal bahwa keputusan ini sesuai arahan Presiden Jokowi yang disebut-sebut sudah setuju Petral dibubarkan.

"Kata presiden, masa lalu harus diputus," ucapnya.

Kemarin, Menteri ESDM SUdirman Said dan mantan ketua tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri blak-blakan soal panjangnya jalan menuju pembubaran Petral. Termasuk di dalamnya ada kekuatan besar yang mencoba 'melindungi' Petral.

Wacana pembubaran Petral muncul pertama kali pada 2006, di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, perusahaan yang bermarkas di Singapura tersebut rencananya akan digantikan oleh Integrated Supply Chain (ISC) yang dikomandoi Sudirman Said. Namun rencana itu tak berhasil karena 'kuatnya' Petral. Bahkan Sudirman Said harus menerima pil pahit, dipecat pada 2009.

Percobaan pembubaran Petral kembali muncul di era kepemimpinan Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN. Pada 2012 Dahlan menggulirkan kembali wacana pembubaran Petral karena disinyalir tempat tumbuh suburnya praktik mafia migas. Ini terkait temuan indikasi korupsi dan permainan kotor sejumlah oknum dalam impor minyak. Namun hingga lengser dari jabatannya, Dahlan gagal membubarkan Petral.

Faisal Basri dan Sudirman Said buka-bukaan soal perbedaan kondisi pembubaran petral antara era SBY dan Jokowi. Faisal justru terang-terangan memberikan sinyal bahwa pemerintahan SBY melindungi Petral dari pelbagai upaya pembubaran.
http://www.merdeka.com/uang/petral-s...at-jokowi.html


Jokowi Prioritaskan Berantas Mafia Migas
KAMIS, 31 JULI 2014 | 08:50 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi akan memprioritaskan pemberantasan mafia minyak dan gas bumi (migas) di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Menurut dia, praktek mafia migas di Kementerian Energi sudah sangat kuat dan merugikan negara.

Untuk membersihkan dari praktek mafia di sektor migas, ujar Jokowi, Kementerian Energi harus dipimpin seorang yang memiliki integritas. "Perlu ada pemimpin dengan leadership yang kuat," ujarnya di Solo, 26 Juli 2014.

Menurut dia, nantinya menteri yang memimpin Kementerian Energi mampu bekerja dengan cepat dan membereskan persoalan. Selama ini praktek mafia migas bebas berkeliaran di Kementerian akibat lemahnya pengawasan. "Kita sering kedodoran di manajemen pengawasan," tuturnya. (Baca: Jokowi: Banyak Mafia di Kementerian ESDM)

Selain Kementerian Energi, Jokowi juga memprioritaskan pembenahan di Kementerian Pertanian yang sebelumnya terkait dengan praktek kotor impor daging sapi. Menurut dia, dua kementerian ini menjadi prioritas sesuai dengan visi dan misi Jokowi-Jusuf Kalla.

Dituding lembaganya menjadi sarang mafia migas, juru bicara Kementerian Energi, Saleh Abdurrahman, membantahnya. "Jangan hanya duga-duga. Silakan dibuktikan kalau memang punya datanya. Kita bongkar bareng-bareng," katanya kepada Tempo, 30 Juli 2014.
http://www.tempo.co/read/news/2014/0...as-Mafia-Migas

--------------------------

Jadi yang salah siapa? Jokowi atu SBY?


:

Link: http://adf.ly/1HPtBC
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive