SITUS BERITA TERBARU

Jokowi Pakai Jurus Sun Tzu, Gerakan 20 Mei Bakal Masuk Angin

Tuesday, May 19, 2015
Jokowi Pakai Jurus Sun Tzu, Gerakan 20 Mei Bakal Masuk Angin


Sejumlah kalangan, terutama dimotori oleh aktivis mahasiswa sesumbar akan menggelar aksi besar-besaran secara serentak di seluruh Indonesia, 20 Mei 2015. Aksi tersebut merupakan buntut kekecewaan terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo. Bahkan, gerakan ini oleh sebagian kalangan dinilai hendak melengserkan Jokowi. Atau, setidaknya memberikan goncangan hebat kepada pemerintahan mantan Wali Kota Solo itu.

Ada pihak yang menuding aksi tersebut ditunggangi oleh elit politik tertentu yang berseberangan dengan Jokowi, sehingga makin menguatkan dugaan bahwa aksi tersebut adalah upaya penggulingan Jokowi.

Sebagai pemimpin, Jokowi tentu tak akan tinggal diam. Reputasi Jokowi yang penuh strategi tak bisa diremehkan. Buktinya adalah jalan dia menuju RI-1, lepas dari dugaan orang bahwa dia adalah boneka partai.

Jika melihat cara menundukkan lawan-lawannya, yang Jokowi pakai adalah apa yang pernah dianjurkan oleh maestro perang Tiongkok, Sun Tzu (544-496). Pertama, dalam buku yang diatributkan karyanya, "Seni Perang", filsuf dan jenderal perang Tiongkok kuno ini menyebut bahwa untuk menang, orang harus mengetahui lawan.

Jokowi melakukannya dengan mengundang puluhan pemimpin BEM dan organisasi mahasiswa dengan massa terbesar di Istana Negara. Dalam pertemuan tersebut turut hadir wakil mahasiwa dari kampus-kampus besar di Jakarta, seperti UI, UNJ, UIN dan Trisakti, dari Bandung seperti ITB, Unpad, Unpas, juga dari Yogyakarta seperti UGM, dan ITS Surabaya.

Sebagai tuan rumah, Jokowi benar-benar dapat menunjukkan auranya kepada "lawan," sekaligus mengamati langsung sesiapa mereka. Dalam adat nusantara, di rumah orang, kita tak boleh macam-macam.

Kehadiran mereka sebagai tamu di Istana Negara hanya memberikan sinyal kuat mereka akan "masuk angin." Sun Tzu mengatakan, "Satria hebat menang terlebih dahulu sebelum perang." Dengan datang ke kediaman Jokowi, plus mengikuti aturan sang tuan rumah, mahasiswa secara tak langsung sedang menunjukkan kelemahannya.

Seandainya, berniat melakukan oposisi, seharusnya mereka menolak untuk bertemu di kediaman Jokowi dan memilih tempat netral. Atau, mahasiswa mengundang Jokowi ke kampus. Sehingga, mereka dapat memaksa Jokowi untuk melihat kekuatan mereka.

Namun, mahasiswa lebih memilih mendatangi Jokowi. Sebagai tuan rumah, Jokowi dapat secara langsung menujukkan kekuatannya, yakni keramah-tamahan. Semua tahu, Jokowi dikenal dengan keramahannya yang sulit dicari tandingannya. Untuk menuang air ke gelas gubernur sekali pun, dia tak pernah segan.

Kata Sun, "puncak dari seni berperang adalah menundukkan musuh tanpa peperangan." Kepada mahasiswa yang usianya sepantar anak-anaknya, ketika bertemu di Istana, Jokowi pasti menunjukkan perannya seperti seorang ayah bagi mereka. Disadari atau tidak, itu adalah strategi Sun Tzu untuk menundukkan kekuatan lawan. Bagaimanapun, akan berat seorang dalam posisi seorang anak melawan ayahnya.

Strategi meredam aksi mahasiwa dengan cara mengajak makan bersama sebenarnya cara lama, yang juga kerap dilakukan di tingkat universitas. Pemimpin mahasiswa yang sudah makan makanan yang dihidangkan, mendapat semacam wejangan, dan sering dikasih "besek" saat pulang biasanya akan melunak.

Penggulingan pemerintahan oleh mahasiswa pada 1998 berhasil karena Soeharto gagal menundukkan mereka karena dia memilih berhadap-hadapan. Akibatnya, aksi massa semakin membesar.

Kondisi ini jauh berbeda dengan saat ini. Aksi mahasiswa tinggal menghitung jam, dan sepertinya makin ke sini makin adem. Sangat mungkin, aksi yang akan digelar esok hari akan melempem. Gerakan mengkritisi pemerintah hanya akan menjadi aksi sekadarnya dan tak memberikan gigitan apa pun, apalagi mematikan.


SUMBER  (nasional.rimanews.com)


MANTAB! JOKOWI MEMANG LUAR BIASA

Link: http://adf.ly/1HPSGh
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive