SITUS BERITA TERBARU

Petral Bubar, Jokowi Minta Audit [Efendi Simbolon Janji Botak, Dahlan Iskan Manggut2]

Wednesday, May 13, 2015
Jakarta -Mulai hari ini kegiatan anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dihentikan. Proses likuidasi perusahaan berdomisili di Singapura ini mulai dilakukan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pemerintah melakukan audit investigasi terhadap Petral.

"Penekanan dari Pak Presiden, yakni perlu dilakukan audit investigasi. Proses likuidasi dibuat yang diawali audit investigasi. Saya minta diikuti prosesnya. Kalau ada pelanggaran akan ditindak secara hukum. Target likuidasi April tahun depan selesai," jelas Rini dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (13/5/2015).

Langkah pembubaran Petral ini memang didukung oleh dewan direksi Pertamina yang dipimpin oleh Direktur Utama, Dwi Soetjipto. Kemudian, juga didukung oleh dewan komisaris yang dipimpin oleh Komisaris Utama Tanri Abeng yang baru saja dipilih.

"Kami dukung direksi dan dewan komisaris. Terimaksih ke Pak Tanri, belum satu minggu sudah beri dukungan. Usulan direksi sudah jelas sejak awal. Masalah Petral bahwa nggak transparan, banyak macam-macam isu. Itu harus dilihat, aktivitas dipindahkan ke Indonesia," kata Rini.

Rini meminta proses audit dan likuidasi Petral dilakukan secara transparan. Pihak Pertamina juga diminta memberikan laporan berkala kepada pemerintah selaku pemegang saham.

Likuidasi ini dilakukan kepada Petral dan 2 usahanya.

"Di sisi lain, Pertamina lihat. Pertamina kuat, bisa bergerak ke pasar Internasional maka diperlukan perusahaan trading di luar negeri. Kalau diperlukan dilakukan secara transparan," kata Rini.

Sumber  (finance.detik.com)

"Kalau Jokowi Berhasil Berantas Petral, Saya Akan Botak"

JAKARTA, KOMPAS.com — Niat Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk memberantas mafia migas tak main-main jika kelak terpilih menjadi presiden dan wakil presiden. Bahkan, salah satu tim sukses pasangan tersebut, Effendi Simbolon, bernazar jika niat tersebut terlaksana.

"Saya juga nazar, kalau Jokowi terpilih dan berantas (mafia migas di) Petral (PT Pertamina Energy Trading Ltd), saya akan botak (gundul) ," kata Effendi dalam sebuah diskusi di Jokowi-JK Center, Jakarta, Kamis (12/6/2014).

Dia menyayangkan kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi selama ini yang hanya bertaring untuk mengutak-utik soal tunjangan hari raya (THR) di SKK Migas, yang dinilainya tak seberapa. Padahal, ada yang lebih besar dari itu. Ada ratusan triliun kerugian negara akibat permainan mafia migas.

Dia pun berharap, visi-misi Jokowi-JK untuk memberangus mafia migas bisa terlaksana dan tidak berbelok atau disusupi kepentingan yang merugikan negara di bidang ketahanan energi, seperti saat ini.

"Akan tetapi, kalau hanya menang dan membiarkan Petral, saya tidak mau. Saya akan oposisi juga pada Jokowi. Saya tidak akan subyektif ke orang. Saya subyektif hanya pada Tuhan," ujarnya.

"Yang patut dipuja-puji hanya Tuhan. Dia (Jokowi) hanya bagian dari manusia yang patut diuji, apakah dia bagian dari yang terkena kontaminasi, atau yang memberi kontaminasi," katanya lagi.

Dalam kesempatan yang sama, pakar energi Darmawan Prasodjo menuturkan, kebocoran sebanyak 15 persen terjadi pada bahan bakar minyak bersubsidi. Dia mengatakan, jika subsidi BBM yang ditetapkan dalam APBN 2014 sebesar Rp 285 triliun, maka artinya ada Rp 42 triliun kerugian negara hilang akibat diselundupkan ke luar negeri.

"Subsidi transportasi di APBN Rp 285 triliun. BPH Migas dengan Pertamina mengakui karena BBM sangat murah kalau dijual keluar," kata Darmawan.
sumber  (bisniskeuangan.kompas.com)


Faisal Basri: Petral Dilindungi "Langit Ketujuh"

JAKARTA - Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri mengungkapkan alasan mengapa Petral (Pertamina Energy Trading) sulit dibubarkan. Faisal Basri menyebut dari cerita mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, Petral sulit dibubarkan karena dilindungi "langit ke tujuh".

"Ada kekuatan di atas Pak Dahlan, semacam langit ke tujuh, ke sepuluh. Makanya tidak bisa membubarkan Petral," kata Faisal usai rapat dengan Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Rabu (24/12/2014).
Faisal mengungkapkan bahwa usaha Dahlan Iskan membubarkan Petral tidak ada hasilnya, diakibatkan ada pihak-pihak tertentu dari petinggi negara yang melindungi Petral. Karena hal tersebut Petral masih saja tetap berkantor di Singapura.

"Tahun 2012, Pak Dahlan sudah berusaha membubarkan Petral. Bahkan Pak Dahlan telah sampai di kantor Petral di Singapura tapi tidak mendapatkan hasil apapun," kata dia.

Sumber  (economy.okezone.com)


Link: http://adf.ly/1H2mxK
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive