SITUS BERITA TERBARU

Menguak Sisi Lain Ortu Penelantar Anak di Cibubur

Saturday, May 16, 2015
Jakarta - Utomo Perbowo dan Nurindriasari (Iin) diamankan polisi karena menelantarkan 5 anaknya di Perumahan Citra Gran Cluster Nusa Dua Blok E8 No 37, Cibubur, Bekasi, Jawa Barat. Bahkan, anak laki-lakinya, DA dilarang masuk rumah selama sebulan dan tidur di satpam kompleks.

DA tidur di pos satpam dan makan dari belas kasihan warga. Namun Iin berkilah bila DA tidak mau pulang ke rumah. Iin juga menyebut bila anak laki-lakinya itu nakal karena pernah mencuri ponsel satpam.

Polisi dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengevakuasi kelima anak Utomo dan Iin pada Kamis (14/4/2015) kemarin. Kelima anak Utomo dan Iin itu kini dibawa ke safe house. Sedangkan ayah dan ibu mereka diperiksa polisi.

Berikut sisi lain ortu kelima anak di Cibubur tersebut, seperti dirangkum, Sabtu (16/5/2015):


Utomo Mengaku Dosen dan Pembantu Rektor
Tim gabungan polisi, KPAI dan Kementerian Sosial mengamankan pasangan Utomo Perbowo dan Nurindriasari yang diduga menelantarkan anaknya. Kepada polisi Utomo mengaku sebagai dosen teknik industri di STT Muhammadiyah Cileungsi, Bogor.

"Saya terkadang ngajar, kadang tidak," ujar Utomo kepada detikcom di ruang piket 1 Jatanras Polda Metro Jaya, Kamis (14/5/2015).

Sebagai dosen ia mengaku digaji Rp 1.250.000. Pengakuan itu dirasa ganjil melihat gaya hidup dan jumlah mobil yang dimilikinya.

"Saya ini ngajar suka-suka, karena ada dosen pengganti. Saya ini pembantu rektor (purek) 3," paparnya.

Saat berbincang, sesekali Utomo mengecek telepon genggamnya. Saat mengecek, tiba-tiba Utomo langsung terdiam setelah membaca pesan singkat yang masuk.

"Mati saya. Habis udah karir saya. Rektor saya SMS melihat tayangan saya di TV. Memang muka saya terlihat jelas ya? Aduh kacau ini," sembari menujukan isi pesan tersebut.

"Abis saya jadi pengangguran. Mereka (kampus) nggak akan terima saya lagi. Susah payah saya bangun karir saya sekarang hilang semua, habis semua. Itu semua berita tidak benar. Fitnah," tuturnya



Utomo Cuti dari Kampus untuk Selesaikan Masalah Keluarga
Utomo yang merupakan dosen di STT Muhammadiyah ini pernah mengajukan cuti dari kampus. Alasan cutinya untuk menyelesaikan masalah keluarga.

"Beliau datang ke saya mengajukan cuti. Dia bilang mau menyelesaikan masalah keluarganya," kata Ketua STT Muhammadiyah, Firmansyah Azharul saat ditemui detikcom di ruang kerjanya di Kampus STT Muhammadiyah Jalan Anggrek No.25 Perum PT.SC Cileungsi, Jumat (15/5/2015).

Firman mengatakan cuti diajukan pada semester genap tahun ajaran 2013-2014. Selama cuti, Utomo tidak mengajar dan hanya datang sesekali ke kampus.

"Jadi dia sudah cuti dari tiga semester sampai Juli 2015. Saya sendiri tidak permasalahkan hal itu karena sebagai dosen dia orangnya perfect, karena tidak mendapatkan apa-sapa selama izin cuti karena dia tidak ngajar," ucap Firman.

Soal masalah apa yang sedang dihadapi Utomo, Firman juga tidak tahu. Sebab menurutnya itu urusan pribadi masing-masing.

"Saya sendiri tidak tahu menahu kehidupan dia bagaimana karena saya juga tidak mau ikut campur," jelas Firman.



Utomo Suka Melucu
Utomo berprofesi sebagai dosen teknik industri STT Muhammadiyah Cileungsi. Dia merupakan dosen yang suka melucu.

Menurut Ketua STT Muhammadiyah, Firmansyah Azharul saat ditemui detikcom di ruang kerjanya di Kampus STT Muhammadiyah Jalan Anggrek No.25 Perum PT.SC Cileungsi, Jumat (15/5/2015), Utomo sering berbagi ilmu dan terbuka jika diajak berdiskusi bahkan Utomo sering melucu untuk mencairkan suasana.

"Nggak ada (keluhan). Semua baik-baik saja, suka ngelucu juga, dia supel orangnya tidak ada masalah dengan mahasiswa atau dibilang sebagai dosen killer seperti zaman dulu. Kejadian ini bertolak belakang begitu diblow-up," kata Firman heran.

Menurut Firman, tidak ada yang aneh dengan sikap Utomo. Selama mengajar Utomo dikenal baik dan supel. "Selama beliau aktif dan mengajar interaksi bagus, orangnya energik, supel sama orang. Jadi kita tidak ada masalah apa-apa," ucap Firman.



Konsumsi Miras
Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda, menyatakan, saat didatangi, Kamis (14/5/2015), mulut Utomo bau miras. Diduga dosen STT Muhammadiyah itu mengkonsumsi miras.

"Orang tuanya diduga konsumsi miras, baunya menyengat. Di depan kami pun sang ayah melakukan kekerasan dengan bentakan terhadap anaknya," kata Erlinda saat diwawancarai di lokasi, Kamis (15/5/2015).

Menurut Erlinda, kondisi ekonomi keluarga tersebut cukup mapan. Namun memang ada dugaan masalah gangguan jiwa yang perlu dibuktikan.

"Kami menduga gangguan kejiwaan ortunya, ibu dan ayahnya," sambung Erlinda.

Selain itu, Erlinda mendapat informasi dari sang anak terkait kepemilikan senjata api dan senjata tajam. Karena itu, perlu dilakukan penggeledahan.

"Tadi ayahnya bilang: ini anak saya dan saya berhak mau apain saja. Ini perlu diketahui masyarakat bahwa anak dilindungi negara," tegasnya.



Pulang Subuh dan Musik Kencang
Pasangan suami-istri Utomo Perbowo dan Nurindriasari memiliki kebiasaan ganjil. Selain kerap keluar malam dan pulang subuh, warga juga sering mendengar suara musik keras dari balik rumah pasutri tersebut.

"Saya tinggal di belakang rumahnya.‎ Beberapa malam lalu saya dengar suara musik keras dari rumahnya‎. Itu cukup mengganggu warga," kata Erwin, warga yang tinggal di belakang rumah Utomo, di Perumahan Citra Gran Cluster Nusa Dua Blok E8, kepada wartawan, Kamis (14/5/2015).

Di saat musik diputar kencang, warga kerap mendengar suara jeritan dan tangisan anak-anak korban.

Pada siang hari, kedua orangtua korban jarang terlihat keluar rumah. Iin sesekali terlihat keluar rumah jika hendak ke mini market.

"Seringnya keluar malam, pulangnya jam 3 pagi," kata Hendro, warga yang tinggal di depan rumah korban.

Pasangan suami istri yang sudah 5 tahun menempati rumah nomor 37 itu juga jarang bersosialisasi dengan warga. Rumah mereka selalu tertutup rapat.



Positif Narkoba
Penyidik Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya melakukan olah TKP di rumah pasangan suami-istri, ‎Utomo Perbowo dan Nurindria Sari di Perumahan Citra Gran Cluster Nusa Dua Blok E8 No 37 Cibubur. Dari hasil penggeledahan, ditemukan satu paket narkoba.

"Kita temukan satu paket narkoba di kamar di lantai atas," ujar ‎Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Didi Hayamansyah kepada detikcom, Jumat (15/5/2015).

Didi mengatakan, penggeledahan dilakukan menyusul hasil tes urine pasutri ini yang dinyatakan positif.

"Dari pemeriksaan urine, mereka ini positif narkotika sehingga kita menduga ada 'barang' di sana dan kita cek ternyata benar," ungkapnya.

Untuk proses penyidikan terkait narkotika ini, lanjut Didi, keduanya akan diserahkan ke penyidik Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya. Sementara Subdit Renakta memfokuskan penyidikan ke masalah penelantaran dan dugaan kekerasan terhadap anak.

Sebelumnya, petugas Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya juga sempat menggeledah rumah tersebut pada saat mengevakuasi kelima anak-anak tersebut. Namun, kondisi di dalam rumah yang berantakan bak 'kapal pecah', petugas tidak menemukan apa pun.

"Ya memang kondisi rumahnya berantakan seperti itu. Itu pun yang menunjukkan posisi barang itu ya mereka," tutupnya.



Punya Usaha Kontrakan
Ketua STT Muhammadiyah, Firmansyah Azharul mengatakan, bila rekan seprofesinya, Utomo Perbowo memiliki usaha lain selain dosen. Menurutnya, Utomo memiliki usaha kontrakan.

"Wirausaha, saya tidak tahu bidangnya apa. Kalau cerita dari Kasubdit Jatanras, saya rasa tidak mungkin karena persoalan ekonomi karena dengan kontrakannya mencapai Rp 30 juta per tahun, apalagi terkadang dia ke sini pakai Mercy atau BMW," ucapnya.


Sumber: detikcom  (m.detik.com)


Link: http://adf.ly/1HFn0v
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive