SITUS BERITA TERBARU

Kisruh Berau, Dijegal Direksi Asia Resources, Sinar Mas Gandeng Hary Tanoe

Wednesday, May 13, 2015

Jakarta– Hary Tanoesoedibjo melalui perusahaan investasinya, HT Investment Development Ltd, akan membantu Grup Sinar Mas untuk mengambilalih Asia Resource Minerals Plc (ARMS), induk usaha PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU).

Hary Tanoe bersama Sinar Mas dan Samin Tan akan berhadapan dengan Nathaniel Rothschild, yang juga ingin menguasai aset Berau Coal. Saat ini, HT Investment tercatat memiliki sebanyak 3 juta (2 persen) saham Asia Resource, perusahaan yang tercatat di Bursa Efek London.

Berdasarkan letter of intent (LOI), Hary Tanoe telah menyatakan dukungan terhadap penawaran yang diajukan Sinar Mas. Sesuai rencana, HT Investment akan memberikan persetujuan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) Asia Resource.

"Sebaliknya, kami akan menolak semua proposal yang bisa menghambat atau mengubah resolusi yang sudah diajukan oleh Asia Coal Energy Ventures (ACE)," tulis Hary Tanoe dalam surat keterangannya pada 10 Mei 2015.

ACE merupakan produk investasi milik Sinar Mas, yang dikelola oleh perusahaan asal Hong Kong, yakni Argyle Street Management Ltd (ASML). Sebelumnya, pada 7 Mei 2015, ACE resmi mengajukan penawaran tunai (cash offer) untuk menguasai hingga 100 persen saham Asia Resource. Nilai akuisisi induk Berau Coal itu mencapai 98,8 juta poundsterling (US$ 151,2 juta), belum termasuk suntikan modal sebesar US$ 150 juta untuk Asia Resource.

ACE juga telah menandatangani perjanjian mengikat dengan Raiffeisen Bank International (RBI) terkait pinjaman senilai total US$ 120 juta untuk Maxima, PT Samudra Pacific Marine, dan Ravenwood. Namun, jika cash offer tidak diterima, pinjaman tersebut bakal dipangkas menjadi US$ 35 juta.

Penawaran dari Sinar Mas seharusnya dibahas dalam RUPS Asia Resource pada 14 Mei 2015. Namun, direksi Asia Resource tiba-tiba membatalkan rapat tersebut.

Direksi Asia Resource beralasan, pihaknya sedang melakukan pembicaraan dengan Sinar Mas untuk mengevaluasi sejumlah syarat penawaran, seperti persetujuan dari pemegang saham dan penasihat keuangan independen. Selain itu, direksi mengaku sulit mengevaluasi penawaran Sinar Mas, lantaran harga batu bara yang belum membaik.

"Kami juga telah berkomitmen untuk menyelesaikan restrukturisasi utang senilai US$ 450 juta. Kami percaya hal ini bisa dicapai dengan menerima rencana rekapitalisasi NR Holdingss Limited," jelas manajemen Asia Resource dalam pengumuman resmi.

Upaya Penjegalan
Sumber Investor Daily mengatakan, direksi Asia Resource berpihak kepada penawaran Rothschild. Alasan penundaan RUPS dipakai untuk menggagalkan upaya Sinar Mas. "Board Asia Resource adalah orang-orang Rothschild. Mereka mencari-cari kelemahan proposal Sinar Mas. Sedangkan proposal Rothschild hanya berlaku sampai 31 Mei 2015," kata sumber itu.

Dia melanjutkan, Rothschild bisa saja mengajukan proposal baru, jika melebihi tanggal yang ditetapkan. Namun, hal itu akan sulit dilakukan mengingat deadline pembayaran surat utang yang jatuh tempo pada 8 Juli 2015.

NR Holdings, perusahaan yang dikendalikan Rothschild, menggandeng Siberian Coal Energy Company (SUEK) Plc untuk menghadapi kubu Sinar Mas-Samin Tan. Sesuai rencana, NR Holdings dan SUEK akan membuat perusahaan patungan yang secara khusus ditujukan untuk mengakuisisi sisa saham Asia Resource yang belum dimiliki Rothschild.

Penawaran tersebut akan tergantung dari hasil rekapitalisasi, dimana NR Holdings berkomitmen menyerap saham baru Asia Resource melalui rights issue. Sebelumnya, Rothschild sendiri mengajukan penawaran senilai US$ 100 juta.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempertanyakan kepemilikan asing pada saham PT Berau Coal Energy Tbk. Karyawan Berau Coal juga melaporkan dugaan pelanggaran hukum berupa kepemilikan asing yang menguasai aset perusahaan.

Berdasarkan data yang diberikan Berau Coal, baru-baru ini, PT Armadian Tritunggal (Indonesia) menguasai sebanyak 51 persen saham PT Berau Coal, anak usaha Berau Coal Energy. Sedangkan Aries Investment Ltd (Malta) memiliki 39 persen saham dan Sojitz Corporation (Jepang) memegang 10 persen saham.

Adapun Berau Coal Energy menguasai 99,9 persen saham Armadian Tritunggal. Sedangkan sebanyak 84,74 persen saham Berau Coal Energy dikendalikan oleh Asia Resource Minerals Plc (ARMS), perusahaan yang berbasis di London, Inggris. Sisa saham Berau Coal Energy dimiliki publik. "Ada perubahan dari akta Berau Coal Energy No 23 tanggal 18 Juni 2012," ungkap Bambang.

Pada 2012, aset Berau Coal dimiliki oleh Armadian, Aries Investment, dan Sojitz dengan komposisi yang sama. Sebagian besar saham Armadian juga masih dimiliki oleh Berau Coal Energy. Bedanya, ketika itu, sebanyak 93 persen saham Berau Coal Energy dikuasai Vallar Investment Ltd (UK). Sisanya 4 persen dimiliki Bumi Mutiara Indonesia dan 3 persen dipegang oleh publik.

Investor Daily

Antonia Timmerman/WBP

Investor Daily

http://www.beritasatu.com/pasar-moda...ary-tanoe.html

kisruh gan

Link: http://adf.ly/1H2aqO
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive