SITUS BERITA TERBARU

[Bukan Ditembak] Menteri Pakistan Kawal Evakuasi Dubes RI dan Jenazah Istrinya

Sunday, May 10, 2015
Menteri Pakistan Kawal Evakuasi Dubes RI dan Jenazah Istrinya

JAKARTA, KOMPAS — Duta Besar RI untuk Pakistan Burhan Muhammad dan jenazah istrinya, Hery Listyawati, dievakuasi dari lokasi kecelakaan helikopter yang mereka tumpangi bersama rombongan diplomat asing di pegunungan Gilgit-Baltistan, Pakistan utara, menuju Islamabad, Sabtu (9/5) ini.

Evakuasi itu dilakukan di bawah koordinasi pemerintahan Pakistan, yang mengirim menteri untuk mengawal para korban. Demikian dikatakan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir saat dihubungi Kompas, Sabtu pagi.

Burhan dan istrinya menjadi korban kecelakaan helikopter Mi-17 yang membawa 19 orang rombongan diplomat asing untuk meninjau sejumlah proyek pemerintah di Gilgit-Baltistan, sekitar 480 kilometer timur laut Islamabad. Mereka datang atas undangan Kementerian Luar Negeri Pakistan.

Luka bakar 75 persen

Helikopter mereka jatuh, Jumat sekitar pukul 11.45 waktu setempat. Tujuh orang tewas, termasuk Dubes Norwegia, Dubes Filipina, istri Dubes Indonesia, Hery Listyawati; dan istri Dubes Malaysia untuk Pakistan. Adapun 12 penumpang lainnya selamat, termasuk Burhan meski ia mengalami luka serius.

Proses evakuasi Burhan dan jenazah istrinya dijadwalkan berlangsung sekitar pukul 07.00 atau 08.00 waktu setempat (09.00 atau 10.00 WIB). "Bapak Dubes sudah bisa berbicara dengan pihak KBRI di Islamabad, tetapi beliau masih shock dan dirawat di ruang intensif," kata Arrmanatha.

"Luka beliau cukup parah dan ada luka bakarnya. Setelah dievakuasi ke Islamabad, akan dilihat situasinya, apakah sudah memungkinkan untuk dievakuasi ke Indonesia. Keputusan evakuasi Bapak Dubes dan jenazah istrinya ke Indonesia juga akan dibicarakan dengan keluarga mereka," paparnya.

Dalam jumpa pers, Menlu Pakistan Aizaz Ahmad Chaudhry mengungkapkan, kondisi Burhan kritis dan mengalami luka bakar 75 persen. Berdasarkan pernyataan kantor Perdana Menteri Pakistan, tiga menteri akan mengawal proses evakuasi jenazah korban hingga ke negara masing-masing.

Menteri Pakistan Kawal Evakuasi Dubes RI dan Jenazah Istrinya

"Para menteri akan mengantarkan jenazah korban dengan pesawat khusus sebagai tanda hormat dan untuk menunjukkan pentingnya atase-atase Pakistan dalam relasinya dengan negara-negara ini," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Menteri Pakistan Kawal Evakuasi Dubes RI dan Jenazah Istrinya

Kepulan asap dan kobaran api terlihat dari lokasi jatuhnya helikopter militer Pakistan di Naltar, Gilgit, Jumat (8/5). Kecelakaan helikopter itu menewaskan tujuh orang, termasuk dua duta besar dan dua istri duta besar.
Kepulan asap dan kobaran api terlihat dari lokasi jatuhnya helikopter militer Pakistan di Naltar, Gilgit, Jumat (8/5). Kecelakaan helikopter itu menewaskan tujuh orang, termasuk dua duta besar dan dua istri duta besar.
Jenazah istri Dubes Burhan akan dikawal Menteri Perencanaan, Pembangunan, dan Reformasi Ahsan Iqbal hingga ke Indonesia. Iqbal juga akan mengawal jenazah istri Dubes Malaysia ke negaranya.

Menteri Negara Bagian dan Wilayah Perbatasan Abdul Qadir Baloch mengantarkan jenazah Dubes Norwegia Leif H Larsen. Jenazah Dubes Filipina Domingo D Lucenario Jr akan dikawal Menteri Perdagangan Khurram Dastagir Khan ke Filipina.

Terburuk sejak 2012

Data daftar penumpang helikopter yang diperoleh kantor berita AFP menunjukkan, helikopter itu dijadwalkan mengangkut para duta besar dari Indonesia, Lebanon, Malaysia, Belanda, Romania, Norwegia, Afrika Selatan, Filipina, dan Polandia.

"Itu perjalanan diplomatik dengan total perwakilan diplomat asing dari 37 negara," ujar salah satu penumpang yang tidak mau disebutkan identitasnya. Ia menambahkan, semula disiapkan empat helikopter untuk perjalanan diplomatik itu, tetapi belakangan dikurangi menjadi tiga helikopter.

Kantor Kemlu dan militer Pakistan menyatakan, kecelakaan helikopter itu disebabkan kegagalan teknik saat mendarat. "Persoalan ini akan diinvestigasi saat laporan-laporan awal menunjukkan (kecelakaan) itu akibat kegagalan teknis," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Pakistan.

Chaudhry menambahkan, kotak hitam helikopter telah ditemukan. "Kami akan bisa menemukan jenis kecelakaan itu," katanya.

Kecelakaan helikopter tersebut merupakan kecelakaan udara terburuk di Pakistan sejak tahun 2012 saat pesawat Boeing 737 jatuh di Islamabad dan menewaskan 130 penumpang. Pada 1988, sebuah pesawat jatuh, menewaskan penguasa militer saat itu, Jenderal Zia ul-Haq, dan Duta Besar AS Arnold Raphel.

Meledak

Mengenai insiden kecelakaan helikopter itu, Jumat kemarin, seorang pejabat polisi setempat bercerita, "Saya melihat helikopter-helikopter itu datang. Mereka datang sejak pagi hari. Helikopter itu adalah helikopter ketiga atau keempat."

"Salah satu helikopter itu tiba-tiba (mulai) berputar-putar dan jatuh dengan sebuah ledakan, lalu berkobarlah api," lanjutnya.

Menurut seorang anggota medis gawat darurat yang disiapkan ke lokasi terdekat menjelang upacara penyambutan, helikopter itu hanya meledak dan terbakar setelah mendarat.

"Pilot memberi isyarat kepada kami untuk datang dan membantunya. Kami segera mendatangi tempat (pendaratan) itu, memecahkan kaca jendela, dan mulai menarik keluar para penumpang," tutur anggota medis tersebut.

"Setelah beberapa menit, ada ledakan, yang juga melukai beberapa anggota medis."

Shakil Ahmed, petani yang juga menjadi saksi mata, mengatakan, ia melihat helikopter itu jatuh menimpa atap sekolah yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya. "Helikopter itu sudah sangat dekat dengan landasan, mungkin 250 meter di udara, persis di atas sekolah," katanya.

"Helikopter itu berputar-putar beberapa saat dan kemudian berusaha memutar saat jatuh. Untunglah, tidak ada anak-anak di sekolah itu karena sekolah diliburkan dengan alasan keamanan. Helikopter itu terbakar dan dilalap api lebih dari satu jam."

Dua saksi mata yang diwawancara kantor berita AFP menambahkan, mereka tidak melihat satu misil apa pun yang menghantam helikopter tersebut.

"Tidak ada tindakan terorisme dan helikopter itu jatuh karena kegagalan teknik," kata Chaudhry.

Pernyataan itu untuk menepis klaim kelompok militan Taliban Pakistan yang menyatakan telah menembak helikopter tersebut dengan rudal darat ke udara dengan maksud untuk membunuh Perdana Menteri Nawaz Sharif. Sharif dijadwalkan juga akan pergi ke daerah tersebut dalam waktu bersamaan.

Gilgis-Baltistan, lokasi kunjungan dalam perjalanan diplomatik itu, merupakan daerah pegunungan yang sangat strategis dan masuk wilayah otonomi yang berbatasan dengan Tiongkok, Afganistan, dan Kashmir yang dikelola India.

Reputasi bagus

Helikopter Mi-17 buatan Rusia digunakan angkatan udara berbagai negara. Dalam beberapa tahun terakhir, helikopter itu dikenal dengan catatan keselamatan yang kurang konsisten.

Meski demikian, James Hardy, Editor Asia Pasifik IHS Jane's Defense Weekly, mengatakan, helikopter M1-17 dianggap mumpuni dan yang pertama kali dibuat Rusia untuk dapat digunakan dalam kondisi panas dan ketinggian di Asia.

"Militer (Pakistan) mempunyai banyak dana dan reputasi bagus dalam memelihara peralatannya. Angkatan bersenjata mereka juga terlatih bagus dan sangat profesional," lanjut Hardy.

Militer Pakistan dipercaya mengoperasikan sekitar 29 helikopter Mi-17, angkatan bersenjata mereka mengoperasikan 6 helikopter Mi-17. Dalam 11 tahun terakhir, media melaporkan, empat helikopter Mi-17 lainnya jatuh di Pakistan.

Ketika ditanya mengenai insiden kecelakaan helikopter dan kemungkinan Indonesia ikut dalam penyelidikan penyebab kecelakaan, Jubir Kemlu RI Arrmanatha menyatakan, Kemlu RI saat ini hanya fokus pada evakuasi Dubes Burhan dan jenazah istrinya.

Datangi rumah Burhan

Dari Yogyakarta, wartawan Kompas melaporkan, para kerabat dan teman mendatangi rumah Duta Besar Republik Indonesia untuk Pakistan Burhan Muhammad, di Jalan Agus Salim Nomor 57, Yogyakarta, Sabtu, untuk menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan helikopter yang melukai Burhan dan menewaskan istrinya, Hery Listyawati (51). Menurut rencana, jenazah Hery Listyawati akan dibawa ke rumah duka di Yogyakarta sebelum dimakamkan.

Berdasarkan pantauan Kompas, Sabtu pagi, para saudara dan teman Burhan berdatangan ke rumah duka. Mereka bertemu dan menyampaikan dukacita kepada beberapa anggota keluarga Burhan yang ada di rumah tersebut. Di depan rumah terdapat karangan bunga yang dikirimkan beberapa pihak sebagai tanda turut berbelasungkawa atas meninggalnya Hery Listyawati.

Salah seorang adik Burhan, Rohmi Afiati (48), menuturkan, keluarga pertama kali mendengar kecelakaan yang dialami Burhan dan istrinya pada Jumat sekitar pukul 13.30 WIB. Kabar pertama datang dari adik Burhan, Chilman Arisman, yang juga Duta Besar RI untuk Bahrain. "Sesudah kabar dari kakak saya itu, banyak panggilan telepon masuk, termasuk dari KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Pakistan," tuturnya.

Rohmi mengatakan, berdasarkan kabar dari KBRI di Pakistan pada Sabtu sekitar pukul 08.30 WIB, jenazah Listyawati sedang dalam perjalanan dari lokasi kecelakaan ke kantor KBRI di Islamabad, ibu kota Pakistan. Sampai sekarang, keluarga belum mengetahui kapan jenazah Listyawati akan diterbangkan ke Yogyakarta. "Kami masih menunggu kabar dari Kementerian Luar Negeri," ujarnya.

Burhan dan Listyawati memiliki dua putra, yakni Pitra Amrullah (18) dan Yoga Sulistyo Burhan (16). Pitra sekarang berada di Yogyakarta dan sedang kuliah di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Adapun Yoga saat ini masih berada di Pakistan. Anak kedua Burhan itu baru saja menamatkan pendidikan SMA di Pakistan.

Rohmi menuturkan, Listyawati sebenarnya lebih sering tinggal di Yogyakarta karena perempuan itu juga mengajar di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. "Mbak Listyawati hanya ke Pakistan kalau ada acara-acara saja, seperti kemarin. Dia baru saja berangkat ke Pakistan sekitar dua pekan lalu," tuturnya.

Adapun Burhan sempat pulang ke Indonesia untuk menghadiri peringatan Konferensi Asia Afrika, di Bandung. Dia sempat mampir ke Yogyakarta, lalu meninggalkan kota itu untuk berangkat ke Pakistan pada Rabu (6/5). "Saya yang mengantar dia ke bandara," katanya.

Rektor UGM Dwikorita Karnawati menyatakan, seluruh sivitas akademika UGM turut berbelasungkawa atas meninggalnya Listyawati. "Semoga almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan tabah menerima cobaan ini. UGM mengucapkan terima kasih atas pengabdian Ibu Hery Listyawati," katanya.

Berdasarkan data UGM, Listyawati mulai bekerja sebagai dosen sejak 1 Maret 1993. Perempuan kelahiran Yogyakarta, 27 November 1964 itu merupakan pengajar Hukum Agraria di Fakultas Hukum UGM.

Sumber: http://print.kompas.com/baca/2015/05...s-RI-dan-Jenaz

kata saksi mata murni kecelakaan dan tidak melihat misil yang ditembakan ke helicopter

Link: http://adf.ly/1GoSWV
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive