SITUS BERITA TERBARU

Tukang Bubur Indonesia Tawarkan Beasiswa kepada Pelajar Australia

Sunday, May 10, 2015
Jakarta, GATRAnews - Eka Anang, tukang bubur yang berjualan di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, ingin menyindir pemerintah Australia soal Hak Asasi Manusia (HAM). Pria 40 tahun itu menawarkan beasiswa kepada pelajar Australia yang ingin kuliah mengambil jurusan yang berhubungan dengan HAM di perguruan tinggi manapun di Indonesia.

Menurut Eka di Jakarta, Sabtu (9/5), penawaran tersebut merespon "kebaikan" Australia Catholic University (ACU), yang menawarkan beasiswa "Andrew Chan dan Myuran Sukumaran" bagi mahasiswa Indonesia yang ingin menimba ilmu di negeri kanguru tersebut.

"Alasan pertama saya, Indonesia juga bisa tawarkan seperti mereka. Kedua, ini ironis, mereka ngomong masalah HAM, karena HAM itu ada aturan. Orang yang dipidana, maka HAM-nya dicabut, demikian juga hukuman mati, HAM-nya dicabut dan di beberapa negara sudah jadi hukum positif," katanya.

Atas alasan itu, Eka menilai tawaran ACU itu sangat ironis. Terlebih, jika mau berbicara HAM, harusnya Australia memperhatikan suku Aborigin. "Tawaran itu sendiri ironis, itu Aborigin apa kabar? Siapa yang paling berhak atas Australia? Aborigin. Jangan pendatang lalu ngomong HAM ke Indonesia yang lebih baik dari mereka," katanya.

Eka menawarkan beasiswa tersebut agar pemerintah Austalia melakukan introspeksi, terutama memperhatikan HAM suku Aborigin selaku warga asli Australia. Selain itu, Australia juga harus konsisten dalam menentang hukuman mati, bukan hanya demi membela Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, tepidana mati gembong narkotika Bali Nine.

Ia mencontohkan, saat pemerintah Indonesia menghukum mati Abrozi cs, teroris bom Bali, Australia sangat mendukung eksekusi. Tapi saat kedua warganya dihukum mati karena menjadi gembong narkotika penghancur masa depan generasi muda Indonesia, Australia malah menentang keras.

"Kalau mau bicara HAM, mereka tidak hanya untuk warga negaranya saja, siapun yang kena hukuman mati di negara manapun, bela juga dong. Di Amerika, Cina yang banyak melakukan hukuman mati, mereka harusnya menentang. Makanya saya tantang balik," katanya.

Eka mengungkapkan, sampai saat ini, belum ada satu orang pelajar Australia pun yang menghubunginya untuk mengambil kesempatan emas itu. "Belum ada, kuliah bebas mau di universitas mana saja, yang penting terkait HAM," katanya.

Untuk bisa meraih beasiswa itu, Eka tidak mematok syarat yang rumit. Yang penting, mengikuti prosedur penerimaan di perguruang tinggi Indonesia yang diinginkan. Selain itu, harus membuat essay tentang kajian perlindungan HAM suku Aborigin selaku warga asli Benua Australia.

sumber 

kirain tukang buburnya mau menawarkan naik haji kepada pelajar australia

Link: http://adf.ly/1Gp9Cj
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive