Tim Transisi Bentukan Kemenpora Harus Benar-Benar Steril
Langkah konkret pemerintah untuk membenahi sepak bola Indonesia bisa segera diketahui. Setelah membekukan PSSI Sabtu lalu (18/4), hari ini (20/4) Kemenpora akan mengadakan rapat pertama untuk menentukan apa yang bakal dilakukan dalam waktu dekat. Termasuk memastikan susunan tim transisi yang akan menjadi ujung tombak pembenahan sepak bola tanah air.
"Senin besok kami akan melakukan rapat dengan sejumlah komponen untuk membahas tim itu," kata Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot S. Dewa Broto, Minggu (19/4). Sejumlah komponen yang dimaksud adalah Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Tim Sembilan Kemenpora, serta pihak Kemenpora sendiri.
Ketika mengumumkan pembekuan PSSI, Kemenpora sebenarnya sudah mengungkapkan beberapa langkah awal yang akan mereka lakukan. Di antaranya adalah menyiapkan tim kerja untuk mempersiapkan kongres PSSI, memutar kompetisi, mengelola tim nasional (timnas), serta berkomunikasi dengan stakeholder sepak bola di dalam maupun luar negeri. Nah, terkait bagaimana rencana-rencana strategis itu akan dilaksanakan, detailnya akan dibahas dan diputuskan hari ini.
Sampai kemarin sudah ada 12 nama yang dinominasikan untuk masuk dalam tim transisi. Siapa saja? Gatot belum bisa menyebutkan. "Yang jelas, mereka harus benar-benar tidak punya 'dosa masa lalu'. Sehingga apa pun yang nanti dihasilkan tim itu akan benar-benar membawa perubahan positif untuk sepak bola Indonesia," tandasnya.
Memang, lantai kotor tidak bisa dibersihkan dengan kain pel kotor. Selama orang-orang yang masuk dalam tim transisi adalah sosok yang pernah menjadi bagian dari sepak bola di masa lalu, perubahan yang diharapkan tidak akan terjadi. Kepengurusan PSSI yang ada sekarang pada awalnya juga diharapkan bisa membawa banyak perubahan setelah dualisme liga beberapa tahun lalu. Nyatanya, mafia skor, tunggakan gaji pemain, pelanggaran pajak dan legalitas, serta permasalahan lain masih marak terjadi.
Meski Gatot menutup rapat siapa saja yang bakal menjadi bagian dari tim transisi, ada beberapa nama yang santer disebut akan masuk tim itu. Di antaranya adalah Letjen TNI (purnawirawan) Suaidi Marasabessy, Jenderal TNI (purnawirawan) Endriartono Sutarto, Marsekal TNI (purnawirawan) Chappy Hakim, dan mantan Wakapolri Oegroseno. Bupati Kutai Timur Isran Noor, CEO Bosowa Group Erwin Aksa, serta E.E. Mangindaan (mantan menteri perhubungan) adalah nama-nama lain yang berpeluang masuk tim transisi.
Langkah konkret pemerintah untuk membenahi sepak bola Indonesia bisa segera diketahui. Setelah membekukan PSSI Sabtu lalu (18/4), hari ini (20/4) Kemenpora akan mengadakan rapat pertama untuk menentukan apa yang bakal dilakukan dalam waktu dekat. Termasuk memastikan susunan tim transisi yang akan menjadi ujung tombak pembenahan sepak bola tanah air.
"Senin besok kami akan melakukan rapat dengan sejumlah komponen untuk membahas tim itu," kata Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot S. Dewa Broto, Minggu (19/4). Sejumlah komponen yang dimaksud adalah Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Tim Sembilan Kemenpora, serta pihak Kemenpora sendiri.
Ketika mengumumkan pembekuan PSSI, Kemenpora sebenarnya sudah mengungkapkan beberapa langkah awal yang akan mereka lakukan. Di antaranya adalah menyiapkan tim kerja untuk mempersiapkan kongres PSSI, memutar kompetisi, mengelola tim nasional (timnas), serta berkomunikasi dengan stakeholder sepak bola di dalam maupun luar negeri. Nah, terkait bagaimana rencana-rencana strategis itu akan dilaksanakan, detailnya akan dibahas dan diputuskan hari ini.
Sampai kemarin sudah ada 12 nama yang dinominasikan untuk masuk dalam tim transisi. Siapa saja? Gatot belum bisa menyebutkan. "Yang jelas, mereka harus benar-benar tidak punya 'dosa masa lalu'. Sehingga apa pun yang nanti dihasilkan tim itu akan benar-benar membawa perubahan positif untuk sepak bola Indonesia," tandasnya.
Memang, lantai kotor tidak bisa dibersihkan dengan kain pel kotor. Selama orang-orang yang masuk dalam tim transisi adalah sosok yang pernah menjadi bagian dari sepak bola di masa lalu, perubahan yang diharapkan tidak akan terjadi. Kepengurusan PSSI yang ada sekarang pada awalnya juga diharapkan bisa membawa banyak perubahan setelah dualisme liga beberapa tahun lalu. Nyatanya, mafia skor, tunggakan gaji pemain, pelanggaran pajak dan legalitas, serta permasalahan lain masih marak terjadi.
Meski Gatot menutup rapat siapa saja yang bakal menjadi bagian dari tim transisi, ada beberapa nama yang santer disebut akan masuk tim itu. Di antaranya adalah Letjen TNI (purnawirawan) Suaidi Marasabessy, Jenderal TNI (purnawirawan) Endriartono Sutarto, Marsekal TNI (purnawirawan) Chappy Hakim, dan mantan Wakapolri Oegroseno. Bupati Kutai Timur Isran Noor, CEO Bosowa Group Erwin Aksa, serta E.E. Mangindaan (mantan menteri perhubungan) adalah nama-nama lain yang berpeluang masuk tim transisi.
Sementara itu, terkait liga, BOPI menyatakan bahwa PT Liga Indonesia (LI) diberi opsi pertama untuk melanjutkan penyelenggaraan kompetisi. Baik itu untuk Indonesia Super League (ISL), Divisi Utama, maupun Liga Nusantara. "Semua tetap akan berjalan seperti awal, termasuk kompetisi, akan tetap berada di bawah kendali PT Liga," kata Heru Nugroho, sekretaris BOPI.
Untuk menjaga stabilitas kompetisi, keputusan tetap menggunakan PT LI sebagai penyelenggara liga memang sulit dihindari. Jadwal dan semua hal tentang liga di Indonesia memang mereka yang menyusun. Namun, akan muncul banyak pertanyaan terkait posisi PT LI yang selama ini adalah bagian dari masalah besar sepak bola Indonesia.
Salah satunya terkait dengan status CEO PT LI Joko Driyono yang merangkap jabatan sebagai sekretaris jenderal PSSI. Itu adalah salah satu pelanggaran terbesar yang ada di PSSI selama ini. BOPI beralasan, menunjuk PT LI tidak berarti menoleransi kesalahan rangkap jabatan Jokdri, sapaan Joko Driyono. "Karena sebenarnya yang punya saham mayoritas di PT LI adalah klub," ucap Heru.
Jika nanti PT LI mau terus menyelenggarakan liga, BOPI menegaskan bahwa mereka harus mematuhi pemerintah. Rekomendasi BOPI bahwa Arema Cronus dan Persebaya Surabaya tidak boleh ikut kompetisi harus dipenuhi. "Dalam hal itu kami tidak mau ada toleransi. Arema dan Persebaya punya masalah legalitas, tidak boleh ikut," tegasnya.
Lantas bagaimana jika PT LI menolak? Heru menyatakan bahwa hal itu akan dikembalikan ke klub sebagai pemegang saham mayoritas di PT LI. "Kami akan bicarakan lagi dengan 16 klub. Dan bisa jadi kompetisi dilelang secara terbuka kepada perusahaan mana yang bersedia menjadi operator kompetisi yang baru," jelas pria asal Malang, Jawa Timur, tersebut.
Sementara itu, Sekretaris PT LI Tigorshalom Boboy menanggapi dingin rencana BOPI tersebut. Menurut dia, ada nilai kontroversi yang sangat kuat dalam keinginan BOPI itu dengan keputusan Menpora Imam Nahrawi yang tidak mengakui semua aktivitas PSSI. Padahal, kata Tigor, PT LI dan kompetisi Liga Indonesia adalah produk PSSI.
"Tapi tidak apa-apa. Kami akan bicarakan wacana ini dengan Komite Eksekutif PSSI. Karena bagaimanapun semua keputusan terkait masa depan kompetisi ada di tangan mereka," ujarnya. "Bahkan, nasib PT LI sendiri untuk tetap menjadi operator maupun tidak sesungguhnya juga ada di tangan komite eksekutif," imbuhnya. (dik/c9/ang)
sumber : http://www.jawapos.com/baca/artikel/...r-Benar-Steril
yang di gusur cuman la nyalla cs doang ..........
Dikutip dari: http://adf.ly/1FPvKR


