KIBLAT.NET, New York – Rusia dan Venezuela menolak rancangan resolusi PBB, yang melarang adanya pengiriman senjata ke pemberontak Syiah Hautsi dan kelompok mantan Presiden Ali Abdullah Saleh di Yaman.
PBB tengah merancang resolusi yang melarang pengiriman senjata bagi kelompok pemberontak di Yaman, dengan tujuan agar dapat menghentikan kampanye militer mereka terhadap presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi. Namun rancangan itu ditolak oleh Rusia.
Diplomat PBB mengatakan bahwa Rusia menginginkan resolusi Dewan Keamanan untuk memberlakukan embargo senjata terhadap semua pihak yang terlibat dalam konflik Yaman. Jadi bukan hanya ditujukan kepada pemberontak Syiah Hautsi dan pendukungnya saja.
PBB tengah merancang resolusi yang melarang pengiriman senjata bagi kelompok pemberontak di Yaman, dengan tujuan agar dapat menghentikan kampanye militer mereka terhadap presiden Abd Rabbuh Mansour Hadi. Namun rancangan itu ditolak oleh Rusia.
Diplomat PBB mengatakan bahwa Rusia menginginkan resolusi Dewan Keamanan untuk memberlakukan embargo senjata terhadap semua pihak yang terlibat dalam konflik Yaman. Jadi bukan hanya ditujukan kepada pemberontak Syiah Hautsi dan pendukungnya saja.
Dalam upaya pemberontakannya selama ini kelompok Syiah Hautsi mendapatkan dukungan dari Iran dan Syiah Hizbullah, meskipun tidak dilakukan secara terang-terangan. Tak hanya bantuan persenjataan, Iran dilaporkan juga mengirimkan staf ahli militernya untuk mendukung aksi pemberontakan di Yaman.
Diplomat PBB yang menolak disebutkan namanya itu menambahkan bahwa dalam pernyataan yang disampaikan pada Sabtu (04/04), Rusia juga menghendaki agar resolusi tersebut memerintahkan adanya "jeda kemanusiaan" dalam serangan udara koalisi Negara Teluk di Yaman.
Saat ini pembicaraan terkait rancangan resolusi itu berlangsung rahasia. Diplomat PBB tersebut mengatakan bahwa pembicaraan antara pihak-pihak kunci terus dilakukan, untuk mencapai kesepakatan rancangan resolusi yang disponsori oleh Yordania tersebut.
Sumber : Al Arabiya
Dikutip dari: http://adf.ly/1EKRHS


