AYO GAN, KITA KELUARKAN SEMUA PENDAPAT KITA
SIAPA MENURUT AGAN YG DISINGGUNG SEBAGAI "PENUMPANG GELAP" DI PIDATO KONGRES PDIP?
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebut-nyebut ada penumpang gelap yang ingin menguasai sumber daya alam saat berpidato di pembukaan Kongres IV PDIP. Pernyataan Megawati itu merupakan warning bagi Presiden Jokowi.
"Apa yang diputuskan secara strategis dalam kongres tersebut, akan mempengaruhi pemerintahan ke depan. Misalnya pada isu 'penumpang gelap', jelas ini merupakan warning Megawati kepada Presiden Jokowi untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan roda pemerintahannya, agar tidak melenceng jauh dari Nawacita dan Trisakti Bung Karno,"ujar Direktur Eksekutif Point Indonesia Karel Susetyo di Jakarta, Senin (13/4/2015).
"Ini seharusnya dimaknai sebagai sebuah upaya konstruktif dalam membangun hubungan antara partai dan pemerintah, dan bukan sebaliknya mengintervensi pemerintah," lanjutnya
Kongres IV PDI-Perjuangan telah berakhir dan kembali mengukuhkan Megawati sebagai Ketua Umum. Ini adalah kongres pertama PDIP berada pada tampuk kekuasaan pemerintah, setelah kadernya Jokowi menang dalam Pilpres dan sekaligus berhasil hadir sebagai pemenang dalam Pilleg 2014 setelah 10 tahun mengambil pilihan politik sebagai oposisi.
"Jelas kongres kali ini adalah momen yang paling menyedot perhatian dan ditunggu oleh publik. Ada beragam isu yang terkait misalnya regenerasi kepemimpinan internal, hubungan partai dengan pemerintah, komposisi kepengurusan pusat dan arah kebijakan partai dalam lima tahun mendatang," ucapnya.
Sehingga, kata Karel, sangat wajar bila publik menyoroti Kongres IV Bali dibanding kongres sebelumnya. Menurutnya, sorotan media itu lebih karena PDIP sekarang merupakan partai penguasa.
Namun, lanjut Karel, sejumlah pihak terlihat menggunakan kesempatan pada kongres ini, untuk memperlemah posisi politik Megawati dan sekaligus menghadapkannya dengan Jokowi. Sesuatu yang irasional, karena Jokowi adalah kader PDIP dan sedang menjalankan tugasnya sebagai Presiden.
Berbagai macam isu coba dimunculkan, yang intinya ingin mendorong simpati publik kepada Jokowi. Ia melihat desain ini tidak akan pernah datang dari Jokowi.
"Saya melihat ada kelompok yang tengah berusaha keras untuk memisahkan Jokowi dengan PDIP, ini diawali dengan upaya merusak citra Megawati yang dikesankan merendahkan Jokowi. Untuk itu keduanya harus sadar, PDIP dan Jokowi, segera melepaskan diri dari permainan politik yang sengaja diciptakan tersebut," katanya.
Sepatutnya, kata dia, mereka mengintepretasikan permainan politik ini sebagai ancaman untuk menggagalkan pemerintahan dalam waktu yang cepat. Dengan adanya kegaduhan politik, maka pemerintah akan kehilangan fokusnya dalam mewujudkan Nawacita.
http://news.detik.com/read/2015/04/1...g-untuk-jokowi
Pesan mengenai adanya "penumpang gelap" yang disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya pada Kongres IV PDI-P merupakan peringatan bagi Presiden Joko Widodo. Jokowi diminta berhati-hati terhadap orang-orang yang mencoba mengambil keuntungan dari pemerintahan yang sedang dijalankannya.
"Jelas ini merupakan warning Megawati kepada Presiden Jokowi untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan roda pemerintahannya agar tidak melenceng jauh dari Nawa Cita dan Trisakti Bung Karno," kata Direktur Eksekutif Point Indonesia Karel Susetyo, Senin (13/4/2015).
Menurut Karel, pesan ini seharusnya dimaknai sebagai sebuah upaya konstruktif dalam membangun hubungan antara partai dan pemerintah. Dengan begitu, hubungan pemerintah dan partai pengusungnya bisa berjalan secara baik dan tidak mengalami hambatan.
"Apa yang diputuskan secara strategis dalam kongres tersebut akan memengaruhi pemerintahan ke depan," ucapnya.
Namun, lanjut Karel, sejumlah pihak terlihat menggunakan kesempatan pada kongres ini untuk memperlemah posisi politik Megawati dan sekaligus menghadapkannya dengan Jokowi. Hal itu sesuatu yang irasional karena Jokowi adalah kader PDI-P, dan sedang menjalankan tugasnya sebagai presiden.
"Saya melihat ada kelompok yang tengah berusaha keras untuk memisahkan Jokowi dengan PDI-P. Ini diawali dengan upaya merusak citra Megawati yang dikesankan merendahkan Jokowi. Untuk itu, keduanya harus sadar, PDI-P dan Jokowi, untuk segera melepaskan diri dari permainan politik yang sengaja diciptakan tersebut," katanya.
http://nasional.kompas.com/read/2015...f.untuk.Jokowi
menurut berita satu ni bray
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan agar Presiden Joko Widodo dan seluruh kadernya yang duduk di pemerintahan untuk mewaspadai gerakan tim sukses, yang menjadi penumpang gelap di dalam kekuasaan.
Hal ini disampaikan Megawati dalam dalam Pidato politiknya di Kongres ke IV, Bali, Kamis 9 April lalu.
Pidato Megawati ini pun mengundang rasa penasaran publik terhadap pihak-pihak yang disebutkan Megawati sebagai penumpang gelap dalam kekuasaan.
Anggota relawan Pro Jokowi (Projo) Sunggul Sirait menduga, penumpang gelap di Pemerintahan Jokowi-JK adalah orang-orang yang tiba-tiba menjadi pahlawan kesiangan. Menurutnya, orang-orang ini sebelumnya mencaci maki Jokowi dan mendukung pihak lawan (Prabowo-Hatta) dalam Pilpres 2014.
"Yang tahu siapa penumpang gelap ya Bu Mega. Tapi kita duga, penumpang gelap itu yang dukung pihak lawan, begitu dilihat angin kemenangan ke Jokowi, mereka beralih mendukung Jokowi dan masuk di lingkaran kekuasaan," ujar Sunggul dalam diskusi bertajuk "Penumpang Gelap di Tikungan", di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/4).
Selain Sunggul, hadir juga sebagai pembicara Wakil Ketua Fraksi Nasdem Jhonny G Plate, Pakar Psikologi Politik UI Dewi Haroen, dan peneliti CSIS Philips Vermonte. Dalam diskusi tersebut, Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri dihubungi via handphone.
Sunggul menilai, penumpang gelap ini bukanlah orang-orang yang berdarah-darah mendukung dan mengantar Jokowi-JK menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Dia juga membantah bahwa penumpang gelap yang dimaksud adalah para relawan. Pasalnya, dalam pidato tersebut, para relawan dipuji Megawati sebanyak tiga kali.
"Tidak mungkin relawan. Kita dipuji Bu Mega sebanyak tiga kali. Projo cinta buta pada Jokowi," kata Sunggul.
Pakar Psikologi Politik UI Dewi Hareon menilai, penumpang gelap yang dimaksud Megawati adalah orang-orang yang tidak ikut dan tidak bisa membangun partai, tetapi "nyalib" di tikungan. Menurutnya, penumpang gelap ini susah dideteksi karena dalam pilpres banyak sekali pihak yang mendukung Jokowi baik secara politis, moral, dan materil.
"Sebetulnya, Jokowi serba salah dalam mengajak orang ke lingkaran kekuasaan sehingga penumpang gelap ini lolos. Umumnya, penumpang gelap ini mempunyai kekuatan modal," terang Dewi.
Sementara Wakil Ketua Fraksi Nasdem, ?Jhonny G Plate menuturkan, pihak yang menjadi penumpang gelap adalah lawan politik. Namun, dia tidak merinci siapa lawan politik tersebut.
"Yang nikung selalu lawan. Sesama bus kota masa saling tikung. Partai koalisi juga ingatkan agar tidak gunakan kebijakan yang pakai topeng. Seolah-olah mendukung presiden tapi malah mencelakakan," ujar Jhonny.
Lawan politik ini, katanya menyusup masuk ke lingkaran kekuasaan dengan menjadi agen-agen demi kepentingan kelompok tertentu.
Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri menduga, penumpang gelap adalah orang-orang yang seolah-olah mengatasnamakan suara rakyat, tetapi mempunyai muatan atau kepentingan pribadi atau kelompok. Karena itu, dia mengharapkan Presiden Jokowi tidak perlu mendengarkan suara penumpang gelap ini.
"Jangan terlalu dengarkan suara yang seolah rakyat tapi punya muatan pribadi atau kelompok," pungkas Rokhmin.
http://sp.beritasatu.com/home/inilah...megawati/83906
WAH TERNYATA ORANG YG DIMAKSUD SI MEGATRON ORANG-ORANG WOWO YANG SEKARANG MENJILAT KAKINYA JOKOWI
Link: http://adf.ly/1EwyJO
SIAPA MENURUT AGAN YG DISINGGUNG SEBAGAI "PENUMPANG GELAP" DI PIDATO KONGRES PDIP?
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebut-nyebut ada penumpang gelap yang ingin menguasai sumber daya alam saat berpidato di pembukaan Kongres IV PDIP. Pernyataan Megawati itu merupakan warning bagi Presiden Jokowi.
"Apa yang diputuskan secara strategis dalam kongres tersebut, akan mempengaruhi pemerintahan ke depan. Misalnya pada isu 'penumpang gelap', jelas ini merupakan warning Megawati kepada Presiden Jokowi untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan roda pemerintahannya, agar tidak melenceng jauh dari Nawacita dan Trisakti Bung Karno,"ujar Direktur Eksekutif Point Indonesia Karel Susetyo di Jakarta, Senin (13/4/2015).
"Ini seharusnya dimaknai sebagai sebuah upaya konstruktif dalam membangun hubungan antara partai dan pemerintah, dan bukan sebaliknya mengintervensi pemerintah," lanjutnya
Kongres IV PDI-Perjuangan telah berakhir dan kembali mengukuhkan Megawati sebagai Ketua Umum. Ini adalah kongres pertama PDIP berada pada tampuk kekuasaan pemerintah, setelah kadernya Jokowi menang dalam Pilpres dan sekaligus berhasil hadir sebagai pemenang dalam Pilleg 2014 setelah 10 tahun mengambil pilihan politik sebagai oposisi.
"Jelas kongres kali ini adalah momen yang paling menyedot perhatian dan ditunggu oleh publik. Ada beragam isu yang terkait misalnya regenerasi kepemimpinan internal, hubungan partai dengan pemerintah, komposisi kepengurusan pusat dan arah kebijakan partai dalam lima tahun mendatang," ucapnya.
Sehingga, kata Karel, sangat wajar bila publik menyoroti Kongres IV Bali dibanding kongres sebelumnya. Menurutnya, sorotan media itu lebih karena PDIP sekarang merupakan partai penguasa.
Namun, lanjut Karel, sejumlah pihak terlihat menggunakan kesempatan pada kongres ini, untuk memperlemah posisi politik Megawati dan sekaligus menghadapkannya dengan Jokowi. Sesuatu yang irasional, karena Jokowi adalah kader PDIP dan sedang menjalankan tugasnya sebagai Presiden.
Berbagai macam isu coba dimunculkan, yang intinya ingin mendorong simpati publik kepada Jokowi. Ia melihat desain ini tidak akan pernah datang dari Jokowi.
"Saya melihat ada kelompok yang tengah berusaha keras untuk memisahkan Jokowi dengan PDIP, ini diawali dengan upaya merusak citra Megawati yang dikesankan merendahkan Jokowi. Untuk itu keduanya harus sadar, PDIP dan Jokowi, segera melepaskan diri dari permainan politik yang sengaja diciptakan tersebut," katanya.
Sepatutnya, kata dia, mereka mengintepretasikan permainan politik ini sebagai ancaman untuk menggagalkan pemerintahan dalam waktu yang cepat. Dengan adanya kegaduhan politik, maka pemerintah akan kehilangan fokusnya dalam mewujudkan Nawacita.
http://news.detik.com/read/2015/04/1...g-untuk-jokowi
Pesan mengenai adanya "penumpang gelap" yang disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya pada Kongres IV PDI-P merupakan peringatan bagi Presiden Joko Widodo. Jokowi diminta berhati-hati terhadap orang-orang yang mencoba mengambil keuntungan dari pemerintahan yang sedang dijalankannya.
"Jelas ini merupakan warning Megawati kepada Presiden Jokowi untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan roda pemerintahannya agar tidak melenceng jauh dari Nawa Cita dan Trisakti Bung Karno," kata Direktur Eksekutif Point Indonesia Karel Susetyo, Senin (13/4/2015).
Menurut Karel, pesan ini seharusnya dimaknai sebagai sebuah upaya konstruktif dalam membangun hubungan antara partai dan pemerintah. Dengan begitu, hubungan pemerintah dan partai pengusungnya bisa berjalan secara baik dan tidak mengalami hambatan.
"Apa yang diputuskan secara strategis dalam kongres tersebut akan memengaruhi pemerintahan ke depan," ucapnya.
Namun, lanjut Karel, sejumlah pihak terlihat menggunakan kesempatan pada kongres ini untuk memperlemah posisi politik Megawati dan sekaligus menghadapkannya dengan Jokowi. Hal itu sesuatu yang irasional karena Jokowi adalah kader PDI-P, dan sedang menjalankan tugasnya sebagai presiden.
"Saya melihat ada kelompok yang tengah berusaha keras untuk memisahkan Jokowi dengan PDI-P. Ini diawali dengan upaya merusak citra Megawati yang dikesankan merendahkan Jokowi. Untuk itu, keduanya harus sadar, PDI-P dan Jokowi, untuk segera melepaskan diri dari permainan politik yang sengaja diciptakan tersebut," katanya.
http://nasional.kompas.com/read/2015...f.untuk.Jokowi
menurut berita satu ni bray
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan agar Presiden Joko Widodo dan seluruh kadernya yang duduk di pemerintahan untuk mewaspadai gerakan tim sukses, yang menjadi penumpang gelap di dalam kekuasaan.
Hal ini disampaikan Megawati dalam dalam Pidato politiknya di Kongres ke IV, Bali, Kamis 9 April lalu.
Pidato Megawati ini pun mengundang rasa penasaran publik terhadap pihak-pihak yang disebutkan Megawati sebagai penumpang gelap dalam kekuasaan.
Anggota relawan Pro Jokowi (Projo) Sunggul Sirait menduga, penumpang gelap di Pemerintahan Jokowi-JK adalah orang-orang yang tiba-tiba menjadi pahlawan kesiangan. Menurutnya, orang-orang ini sebelumnya mencaci maki Jokowi dan mendukung pihak lawan (Prabowo-Hatta) dalam Pilpres 2014.
"Yang tahu siapa penumpang gelap ya Bu Mega. Tapi kita duga, penumpang gelap itu yang dukung pihak lawan, begitu dilihat angin kemenangan ke Jokowi, mereka beralih mendukung Jokowi dan masuk di lingkaran kekuasaan," ujar Sunggul dalam diskusi bertajuk "Penumpang Gelap di Tikungan", di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/4).
Selain Sunggul, hadir juga sebagai pembicara Wakil Ketua Fraksi Nasdem Jhonny G Plate, Pakar Psikologi Politik UI Dewi Haroen, dan peneliti CSIS Philips Vermonte. Dalam diskusi tersebut, Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri dihubungi via handphone.
Sunggul menilai, penumpang gelap ini bukanlah orang-orang yang berdarah-darah mendukung dan mengantar Jokowi-JK menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Dia juga membantah bahwa penumpang gelap yang dimaksud adalah para relawan. Pasalnya, dalam pidato tersebut, para relawan dipuji Megawati sebanyak tiga kali.
"Tidak mungkin relawan. Kita dipuji Bu Mega sebanyak tiga kali. Projo cinta buta pada Jokowi," kata Sunggul.
Pakar Psikologi Politik UI Dewi Hareon menilai, penumpang gelap yang dimaksud Megawati adalah orang-orang yang tidak ikut dan tidak bisa membangun partai, tetapi "nyalib" di tikungan. Menurutnya, penumpang gelap ini susah dideteksi karena dalam pilpres banyak sekali pihak yang mendukung Jokowi baik secara politis, moral, dan materil.
"Sebetulnya, Jokowi serba salah dalam mengajak orang ke lingkaran kekuasaan sehingga penumpang gelap ini lolos. Umumnya, penumpang gelap ini mempunyai kekuatan modal," terang Dewi.
Sementara Wakil Ketua Fraksi Nasdem, ?Jhonny G Plate menuturkan, pihak yang menjadi penumpang gelap adalah lawan politik. Namun, dia tidak merinci siapa lawan politik tersebut.
"Yang nikung selalu lawan. Sesama bus kota masa saling tikung. Partai koalisi juga ingatkan agar tidak gunakan kebijakan yang pakai topeng. Seolah-olah mendukung presiden tapi malah mencelakakan," ujar Jhonny.
Lawan politik ini, katanya menyusup masuk ke lingkaran kekuasaan dengan menjadi agen-agen demi kepentingan kelompok tertentu.
Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri menduga, penumpang gelap adalah orang-orang yang seolah-olah mengatasnamakan suara rakyat, tetapi mempunyai muatan atau kepentingan pribadi atau kelompok. Karena itu, dia mengharapkan Presiden Jokowi tidak perlu mendengarkan suara penumpang gelap ini.
"Jangan terlalu dengarkan suara yang seolah rakyat tapi punya muatan pribadi atau kelompok," pungkas Rokhmin.
http://sp.beritasatu.com/home/inilah...megawati/83906
WAH TERNYATA ORANG YG DIMAKSUD SI MEGATRON ORANG-ORANG WOWO YANG SEKARANG MENJILAT KAKINYA JOKOWI
Link: http://adf.ly/1EwyJO