Berapakah pembagian antara pekerja seks komersil (PSK) dan pemilik kafe di Batam?
Dalam perkara trafficking dan perlindugan anak di Pengadilan Negeri (PN) Batam, Jumat (17/4/2015), terungkap angka pembagian penghasilan antara PSK dengan pemilik kafe yakni 50-50 persen.
Pembagian tersebut diungkapkan Haris, anak kandung seorang pemilik tempat prostitusi berkedok kafe milik terdakwa Popo Hartono dan Mami.
"Short time per jam tarifnya Rp 200 ribu dan long time Rp 400 ribu," kata Haris di hadapan hakim.
Namun, lanjutnya, uang tersebut harus dibagi dua oleh terdakwa. Setiap dibooking lelaki hidung belang, baik itu short time maupun long time, PSK hanya mendapatkan 50 persen.
Jika tarif short time Rp 200 ribu, maka PSK hanya mendapatkan Rp 100 ribu. Sementara sisanya dinikmati pemilik kafe.
Jika dibooking long time yang tarifnya Rp 400 ribu, dirinya hanya mendapatkan Rp 200 ribu.
Ada beberapa PSK yang dipekerjakan di kafe yang berada di daerah Bukit Senyum, Batam, tersebut sebagai pelayan sekaligus bisa menemani para tamu untuk berhubungan intim.
Salah satu PSK adalah Ningningtasari yang masih berusia di bawah umur yakni 17 tahun.
Sidang dipimpin Budiman Sitorus SH dengan anggota majelis Hakim masing-masing Alfian dan Syharial Harahap.
Sidang juga dihadiri Jaksa Penuntut Umum (JPU) hadir Jaksa Aji Satrio Prakoso.
Sidang beragendakan mendengarkan keterangan saksi-saksi.
Selain Haris, hadir pula saksi Sutini, pemilik warung makan yang letaknya tidak jauh dari kafe plus-plus miliki Popo Hartono dan Mami.
"Saya kan pemilik warung nasi di depan kafe itu. Jadi saya tahu di dalam kefe itu tempat short time dan long time. Tapi, tak tahu seperti apa kerjaannya," katanya.
Dalam perkara trafficking dan perlindugan anak di Pengadilan Negeri (PN) Batam, Jumat (17/4/2015), terungkap angka pembagian penghasilan antara PSK dengan pemilik kafe yakni 50-50 persen.
Pembagian tersebut diungkapkan Haris, anak kandung seorang pemilik tempat prostitusi berkedok kafe milik terdakwa Popo Hartono dan Mami.
"Short time per jam tarifnya Rp 200 ribu dan long time Rp 400 ribu," kata Haris di hadapan hakim.
Namun, lanjutnya, uang tersebut harus dibagi dua oleh terdakwa. Setiap dibooking lelaki hidung belang, baik itu short time maupun long time, PSK hanya mendapatkan 50 persen.
Jika tarif short time Rp 200 ribu, maka PSK hanya mendapatkan Rp 100 ribu. Sementara sisanya dinikmati pemilik kafe.
Jika dibooking long time yang tarifnya Rp 400 ribu, dirinya hanya mendapatkan Rp 200 ribu.
Ada beberapa PSK yang dipekerjakan di kafe yang berada di daerah Bukit Senyum, Batam, tersebut sebagai pelayan sekaligus bisa menemani para tamu untuk berhubungan intim.
Salah satu PSK adalah Ningningtasari yang masih berusia di bawah umur yakni 17 tahun.
Sidang dipimpin Budiman Sitorus SH dengan anggota majelis Hakim masing-masing Alfian dan Syharial Harahap.
Sidang juga dihadiri Jaksa Penuntut Umum (JPU) hadir Jaksa Aji Satrio Prakoso.
Sidang beragendakan mendengarkan keterangan saksi-saksi.
Selain Haris, hadir pula saksi Sutini, pemilik warung makan yang letaknya tidak jauh dari kafe plus-plus miliki Popo Hartono dan Mami.
"Saya kan pemilik warung nasi di depan kafe itu. Jadi saya tahu di dalam kefe itu tempat short time dan long time. Tapi, tak tahu seperti apa kerjaannya," katanya.
Sidang pemeriksaan saksi atas kedua terdakwa yang dijerat pasal 82 dan 88 UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan pasal 2 dan 5 UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Trafficking itu, kembal ditunda satu pekan ke depan.
Sidang akan dilanjutkan dengan agenda pemeriksaan terdakwa.
SUMBER: http://batam.tribunnews.com/2015/04/18/berapakah-pembagian-hasil-antara-psk-dan-pemilik-kafe-di-batam
Setau gue yah dulu gak terima LT entah kl sekarang + kalau harga nya segitu kurang perxaya
Page dua baru nambah
Dikutip dari: http://adf.ly/1FFWaK
