WNI di Yaman Ketakutan Minta Dievakuasi, Ini Penyebabnya

Warga Indonesia yang masih berada di Kota Aden, Republik Yaman, khawatir dengan merapatnya kapal perang milik Iran di Yaman. Mereka ingin segera dievakuasi dari negara yang sedang mengalami konflik internal ini.
"Kami di sini semuanya sangat cemas," ujar Asyam Hafizh, 21 tahun, mahasiswa perguruan tinggi Al-Baihani, Yaman, asal Kota Padang, Sumatera Barat, melalui media sosial, Jumat, 10 April 2015.
Saat ini ada sekitar 89 warga Indonesia berada di Asrama Arbithah Attarbiyyah Al-Islamiyyah wa Maraakiuha Atta'limiyyah yang terletak di Cretee, Kota Aden. Hafizh mengaku mereka mendapatkan informasi merapatnya kapal perang Iran ke Yaman melalui pemberitaan. Ini yang membuat mereka sangat cemas.
"Iran lebih parah Syiahnya. Pusatnya di sana. (Mereka) main bom gak jelas aja. Masjid dan rumah warga bisa dibomnya," ujar Hafizh, Ketua Ikatan Mahasiswa Minang di Yaman.

Warga Indonesia yang masih berada di Kota Aden, Republik Yaman, khawatir dengan merapatnya kapal perang milik Iran di Yaman. Mereka ingin segera dievakuasi dari negara yang sedang mengalami konflik internal ini.
"Kami di sini semuanya sangat cemas," ujar Asyam Hafizh, 21 tahun, mahasiswa perguruan tinggi Al-Baihani, Yaman, asal Kota Padang, Sumatera Barat, melalui media sosial, Jumat, 10 April 2015.
Saat ini ada sekitar 89 warga Indonesia berada di Asrama Arbithah Attarbiyyah Al-Islamiyyah wa Maraakiuha Atta'limiyyah yang terletak di Cretee, Kota Aden. Hafizh mengaku mereka mendapatkan informasi merapatnya kapal perang Iran ke Yaman melalui pemberitaan. Ini yang membuat mereka sangat cemas.
"Iran lebih parah Syiahnya. Pusatnya di sana. (Mereka) main bom gak jelas aja. Masjid dan rumah warga bisa dibomnya," ujar Hafizh, Ketua Ikatan Mahasiswa Minang di Yaman.
Alumnus MAN Koto Baru Padang Panjang ini berharap pemerintah segera mengevakuasi mereka dari Yaman agar tidak menjadi korban dalam konflik internal dengan kelompok Al-Houthi. Pemberontak Al-Houthi menggulingkan kekuasaan pemerintah yang sah di Ibu Kota Sana'a.
Kata Hafizh, di asramanya itu, ada sekitar 89 mahasiswa asal Indonesia. Selain itu, ada mahasiswa dari Malaysia, Arab Saudi, dan Thailand.
Mahasiswa lain yang juga berada di Aden, Raditiya, mengaku takut jika kapal perang Iran jadi merapat. "Mereka akan menyerang seluruh tempat, tanpa melihat lawan dan kawan," katanya.
Sebelumnya, Iran mengirimkan dua kapal perang ke Teluk Aden, Rabu, 8 April 2015. Kehadiran pengawal keamanan laut ke pantai Yaman itu diduga terkait dengan kian gencarnya Arab Saudi menggempur posisi pemberontak Syiah Houthi yang bersekutu dengan Iran.
Marsekal Masya Habibollah Sayyari, dalam keterangannya kepada Press TV, mengatakan pengiriman kapal perusak Alborz dan Busher dari Bandar Abbas itu merupakan misi Iran melawan kaum perompak.
SUMBER
Dikutip dari: http://adf.ly/1EKV5v


