Tragedi Danau UI: Alasan Si Ayah Tetap Yakin Akseyna Dibunuh

Kematian mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori, masih misterius. Hingga kemarin, polisi belum menyimpulkan apakah pemuda 19 tahun itu tewas bunuh diri atau dibunuh. Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Agus Salim tidak bersedia menjawab pertanyaan wartawan yang berkaitan dengan kasus tersebut.

Kematian mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori, masih misterius. Hingga kemarin, polisi belum menyimpulkan apakah pemuda 19 tahun itu tewas bunuh diri atau dibunuh. Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Agus Salim tidak bersedia menjawab pertanyaan wartawan yang berkaitan dengan kasus tersebut.
Ayah Akseyna, Kolonel Sus Mardoto, kemarin datang ke kantor Kepolisian Resor Depok guna memberi keterangan kepada penyidik. Mardoto tetap menyangsikan anaknya tewas bunuh diri, meski polisi menemukan surat wasiat yang diduga ditulis oleh anaknya. "Kamis sudah membandingkan bentuk tulisan dia dengan surat itu," kata Mardoto. "Saya tidak yakin surat itu ditulis dia."
Mayat Akseyna ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI pada 26 Maret 2015. Ketika ditemukan, pakaiannya masih lengkap. Bahkan tasnya masih terkait di punggungnya. Dari dalam tas ditemukan sejumlah batu sehingga membuatnya tenggelam.
Polisi curiga pemuda itu adalah korban pembunuhan. Belakangan, muncul dugaan bunuh diri, terutama setelah polisi menemukan secarik kertas yang berisi pesan tulisan tangan berbahasa Inggris. Dalam pesan itu, penulis pamit dan tidak akan kembali serta meminta tidak usah dicari.
Penyidik telah membandingkan tulisan pada kertas itu dengan contoh tulisan Akseyna dari buku-buku di kamar rumah kosnya. Polisi menyatakan ada kemiripan dalam tulisan tangan itu. "Belum ada petunjuk yang mengarah ke pembunuhan," kata Agus Salim, 7 April lalu.
SUMBER
Dikutip dari: http://adf.ly/1FEoXT


