SITUS BERITA TERBARU

Pasca Golkar Pecah & PETRAL Bubar, nongollah "pahlawan kesiangan" Tommy Suharto!

Sunday, April 26, 2015

Tommy Suharto

Saat Tommy Soeharto Dielu-elukan Jadi Presiden di Kopdar Batu Akik

Minggu, 19/04/2015 11:30 WIB

Saat Tommy Soeharto Dielu-elukan Jadi Presiden di Kopdar Batu AkikTommy Soeharto (Foto: Salmah/detikcom)
Jakarta - Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto jarang muncul ke publik. Sekalinya muncul, putra kinasih mendiang Presiden Soeharto itu dielu-elukan untuk memimpin bangsa ini. Hal itu terjadi saat Tommy menghadiri acara pameran batu nusantara di Taman Mini Indonesia Indah.

Tommy saat itu datang sebagai pembina asosiasi batu Great Stone Nusantara (GSN) dan menjadi keynote speaker dalam acara pameran GSN. "Hidup Pak Tommy, hidup Pak Tommy. Pak Tommy Presiden!" teriak massa yang hadir di acara tersebut, Sabtu (18/4/2015) malam.

Saat Tommy masuk ke stand pameran batu akik banyak orang berebut bersalaman dan meminta foto. Tommy lalu menyambut orang-orang yang ingin berfoto dengannya dengan senyuman.
http://news.detik.com/read/2015/04/1...pdar-batu-akik


Dukungan Tommy Jadi Ketua Umum Golkar Mengalir Deras
Minggu, 26 April 2015 - 00:26:05

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Keinginan Hutomo Mandalaputra (Tommy) untuk menyelamatkan Partai Golkar mendapat banyak sambutan dan dukungan dari masyarakat. Bahkan tidak sedikit yang memberi dukungan agar Tommy menjadi Ketua umum Golkar.

Hal itu terlihat dari banyaknya orang yang mengomentari cuitan putra bungsu Presiden ke-2 Republik Indonesia itu di akun twitternya, @HutomoMP_9.

Hari ini, Sabtu (25/4/2015), melalui akun @HutomoMP_9 menulis sebuah pertanyaan yang tujukan kepada seluruh masyarakat simpatisan Partai Golkar.

"Utk seluruh Masyarakat simpatisan yg mencintai Partai Golkar, Apakah anda semua setuju saya menyelamatkan Golkar? Jika setuju Sebarkan..!!" celoteh Tommy.

Cuitannya tersebut langsung direspon positif oleh para netizen. Bahkan tidak sedikit yang langsung menawarkan diri untuk membantu merealisasikan keinginan Tommy itu.

"@HutomoMP_9 bukan hanya SETUJU, saya yg akan GERAKKAN, dan Siap Singkirkan KERIKIL DAN BENALU nya, @iwatije bantu ya dan semua yg peduli PG," tulis pemilik akun @NasochiAchmad.

Pemilik akun @fianihsan yang mengaku salah seorang simpatisan PKS juga setuju Tommy memimpin partai berlambang pohon beringin itu.

"@HutomoMP_9 saya salah seorang simpatisan pks. Tapi saya setuju jika orang berkelas macam om pimpin partai golkar. Maju terus!"

Masih banyak lagi cuitan-cuitan yang mendukung Tommy, bahkan untuk menjadi ketua umum.

‎"Setuju! #HMPforGolkar #SaveGolkar," tulis @Rydzulfarhan.

"@HutomoMP_9 gimana kalo langsung di Deklarasikan saja om?? HMP for ketum Golkar!!" cuitan @DenMacho.

Bahkan @NasochiAchmad kembali menulis bahwa sejak Tommy turun gunung, banyak politisi Golkar yang mulai resah.

"@HutomoMP_9 mulai pada resah sang Sutradara tetangga, begitu mas Tommy minta restu rakyat, banyak yg setuju dan support, ( mulai mikir )," tulisnya.
http://www.teropongsenayan.com/9225-...mengalir-deras


Tommy tiba-tiba menjadi "pembela" Jokowi atas tekanan Megawati?
Quote: Tommy: Golkar Tidak Pernah Mengemis ke Megawati
Selasa, 21 April 2015 - 07:00 wib

JAKARTA - Politikus Golkar kepengurusan Aburizal Bakrie (Ical), Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) mengatakan, Golkar tidak pernah mengemis apa pun kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri. Hal itu ia sampaikan lewat akun twitternya, @HutomoMP_9 ketika ditelusurI Okezone, Selasa (21/4/2015).

Menurutnya, jika ada kader Golkar yang mengemis ke PDIP, itu tidak mewakili partai. Akan tetapi itu keinginan pribadi kader tersebut. "Itu bukan atas nama partai, tapi pribadi," tegas Tommy.

Meski begitu, Tommy tidak menyebutkan siapa kader Golkar yang dituding mengemis ke PDIP. Ia hanya memastikan Golkar tidak punya misi untuk mendekat ke PDIP.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Ancol, Agung Laksono bertandang ke kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri. Ia menemui putri Presiden pertama RI itu usai Golkar pimpinannya disahkan Kementerian Hukum dan HAM. Agung berdalih pertemuan itu hanya sebatas silaturahmi.

Setelah itu, Ia juga menemui rekanan PDIP di koalisi pemerintahan, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Alasannya sama, hanya sekedar silaturahmi.
http://news.okezone.com/read/2015/04...is-ke-megawati


Tommy Soeharto malu Atas Perlakuan Megawati Terhadap Jokowi
SENIN, 13 APRIL 2015 01:34

Mataharinews.com, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dinilai telah melakukan blunder karena 'menyerang' Jokowi di tempat terbuka. Langkah Megawati dinilai tidak produktif dan bahkan justru bisa menyerang balik.

Sebelumnya, dalam Kongres PDI Perjuangan di Bali beberapa waktu lalu, Megawati berulang kali melontarkan istilah "petugas partai". Istilah tersebut diduga kuat ditujukan kepada Presiden Joko Widodo.

Ini tidak lain karena Jokowi merupakan kader PDI Perjuangan yang menjadi presiden karena 'jasa' PDIP. Dengan begitu, Jokowi harus menaati arahan partai, khususnya arahan dari ketua umum.

"Megawati melalui pidatonya sejatinya merupakan puncak kegundahannya. Namun, Megawati mungkin lupa bahwa keunggulan Jokowi selama ini adalah di pencitraannya," kata Sekjen Humanika Sya'roni di Jakarta, Minggu (12/4/2015).

Menurutnya, dengan pidato yang disampaikan, Megawati akan diketahui jika selama ini berusaha mengintervensi Jokowi.

"Jokowi sangat diuntungkan dengan pidato Megawati saat kepercayaan publik terhadap kinerjanya (Jokowi) menukik," jelasnya.

Terkait dengan Perlakuan terhadap Presiden Joko Widodo yang tidak wajar khususnya pada Kongres ke-IV di Bali, sepertinya membuat putra mantan Presiden Kedua Soeharto ini tidak rela.

Melalui akun twitternya HutomoMP_9, Tommy Soeharto berucap, 'Saya memang selalu mengkritik kebijakan2 RI 1, namun ketika Pemimpin Negara Ini dipermalukan Di depan umum, terus terang saya juga ikut malu.'

Tommy juga menyebut, 'Mengatakan RI 1 sebagai petugas partai dan tidak menghargai saat di undang alias tdk di anggap adalah cara menggembosi elektabilitas bertahap.'

Padahal, lanjut Tommy dalam akun twitternya, 'Menurut pandangan saya elekatabilitas PDIP kembali menanjak karena figur Joko Widodo bukan karena peran partai 10 tahun terakhir.'

Tommy juga meyakini bahwa Joko Widodo terpilih sebagai RI 1 bukan karena elektabilitas partai yang mengusungnya.

Putra presiden kedua ini mengigatkan, 'Ada yg perlu di ingat sebelum melakukan Hal yg tdk elok di mata nasional dan internasional" RI 1 terpilih bukan karena elektabilitas partai.'

'Saya yakin ada Rencana besar di balik intrik menjatuhkan Nama baik RI1 perlahan ini" bukankah terlihat janggal pemandangan akhir2 ini,' kata Tommy melalui akun twitternya.
http://www.mataharinews.com/nasional...ap-jokowi.html


Tommy Soeharto: Jokowi Jadi Presiden Bukan karena PDIP
13 APR 2015

Rimanews - Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto kembali mengkritik PDIP. Putra mantan Presiden Soeharto itu menyatakan terpilihnya Jokowi menjadi presiden bukan karena peran PDIP.

Menurut Tommy, elektabilitas PDIP yang naik setelah terpuruk selama 10 tahun terakhir ini malah terkatrol oleh kepopuleran Jokowi. "Menurut pandangan saya elektabilitas PDIP kembali menanjak karena figur Joko widodo bukan karena peran partai 10 tahun terakhir," tulis dia lagi, seperti dilansir, Senin (13/4/2015).

Tak hanya memuji peran Jokowi mengangkat citra PDIP, Tommy sebelumnya bahkan dengan percaya dirinya mencuit sebuah tulisan untuk mengajak Jokowi bergabung ke Partai Golkar. "Insya Allah ke depannya pak Joko widodo setelan jas nya kita jadikan warna kuning atau putih," tulis pangeran Cendana itu.
http://nasional.rimanews.com/politik...n-karena-PDIP-


Tiba-tiba muncul menjadi "pahlawan penyelamat" konflik GOLKAR
Quote: Kubu Agung Tolak Gagasan Munaslub Tommy Soeharto
MINGGU, 26 APRIL 2015 | 06:20 WIB

TEMPO.CO , Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar kubu Agung Laksono menolak tawaran rekonsiliasi yang diusulkan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Ketua DPP Golkar kubu Agung, Yorrys Raweyai, menilai solusi itu hanya akan memperburuk proses penyelesaian sengketa. "Itu hanya akan membuat langkah mundur," ujarnya ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 25 April 2015.

Tawaran rekonsiliasi diajukan Tommy seusai pertemuannya dengan Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung, dan Ade Komaruddin beberapa waktu lalu. Anak kandung mantan presiden Soeharto itu mengusulkan agar kedua pihak berdamai lewat jalur Musyawarah Nasional Luar Biasa sebelum pelaksanaan pemilihan kepala daerah di tahun 2015.

Berdasarkan konstitusi partai, kata Yorrys, mekanisme Munaslub hanya mungkin digelar atas dukungan 2/3 pemilik suara. Masalahnya, kata dia, dukungan itu tidak mungkin terbentuk lantaran masing-masing kubu mengklaim kepengurusan yang berbeda. "Jadi pemilik suara mana yang mau diakui? Ini jadi masalah," katanya.

Karena itu, kata Yorrys, mekanisme Munaslub hendaknya dikembalikan pada putusan Mahkamah Partai yang merekomendasikan agenda Munaslub paling lambat Oktober 2016. "Tapi itu tidak mungkin digelar sebelum Pilkada, karena putusan Mahkamah meminta kami melakukan konsolidasi kepengurusan daerah terlebih dulu," katanya.

Menurut Yorrys, mekanisme rekonsiliasi sudah diupayakan kedua pihak lewat mekanisme juru runding pada Desember 2015. Namun, opsi itu dihentikan kubu Aburizal Bakrie di tengah jalan. "Ternyata Ical tidak setuju. Sampai minggu kelima, mereka menghentikan penyelesaian jalur politik dan memilih penyelesaian ke pengadilan," katanya.

Pengadilan Jakarta Barat, yang menguji sengketa kepengurusan itu, menolak gugatan Ical dan menyerahkan penyelesaian lewat jalur Mahkamah Partai. Belakangan Ical juga menggugat putusan Mahkamah Partai lantaran dianggap menguntungkan kubu Agung. "Lalu, kenapa tiba-tiba mereka mendukung penyelesaian Munaslub?" ujar Yorrys.

Yorrys menilai dukungan itu menandakan ketidakkonsistenan Ical terhadap proses penyelesaian sengketa. Sikap itu juga membuktikan kubu Ical tengah dilanda kepanikan untuk meneruskan proses yang tengah berjalan saat ini. "Kalau mereka merasa benar, pertahankan kebenaran itu. Tapi, kan ternyata tidak," katanya.
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...Tommy-Soeharto


Cendana Mau Ambil Alih Golkar, Kubu Ical: Tidak Boleh Kudeta!
Jumat, 24/04/2015 21:30 WIB

Jakarta - Keluarga Cendana lewat Titiek Soeharto menyatakan adanya dukungan dari kader-kader Partai Golkar di daerah yang menginginkan Keluarga Cendana mengambil alih kepemimpinan Golkar. Namun Golkar kubu Ical menyatakan Golkar tak boleh diambil alih dalam pe‎ngertian coup d'etat alias kudeta.

"Demokrasi itu kita semua harus sabar. Jadi tidak boleh take over dalam pengertian misalnya kudeta, nggak boleh," kata Ketua Fraksi Golkar DPR Ade Komaruddin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (24/4/2015).

Tommy Soeharto sebelumnya dinyatakan Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Akbar Tandjung mengusulkan adanya Munas Islah di 2015 ini.

Titiek juga menyatakan apabila Munas itu bisa digelar pada 2015, Golkar tak perlu menunggu sampai 2016 untuk menggelarnya. Ade Komaruddin berpendapat semuanya harus ditempuh dengan cara yang benar.

Usulan Munas semacam itu yang mengarah ke Munas Luar Biasa ‎seperti demikian harus memenuhi syarat sebagaimana yang digariskan aturan, yakni adanya dukungan sebanyak 2/3 dari pemegang suara Munas.

"‎Langkah-langkah itu kita sambut positif saja sebagai bahan diskusi, tetapi tidak boleh melanggar rambu-rambu organisasi dan aturan Perundang-undangan.‎ Saya ingin negara ini dibangun di atas demokrasi yang sehat, semua aturan yang ada tidak boleh ditabrak," tutur Ade.

Soal Tommy Soeharto sendiri, Ade berpendapat boleh saja 'putera mahkota Keluarga Cendana' itu ingin menjadi Ketum Golkar. "Adalah hak setiap keluarga Golkar untuk bisa mencalonkan apapun. Apakah mau jadi Ketum, mau jadi pengurus, adalah hak setiap keluarga Golkar, tidak bisa dibatasi apapun‎," imbuhnya.

Titiek Soeharto sebelumnya menyatakan kader-kader Golkar di daerah menginginkan Keluarga cendana mengambil alih kepemimpinan Golkar untuk menyelamatkan partai pohon beringin ini dari kemelut berlarut-larut.

"Daerah-daerah lama-lama bersuara, 'Jadi, keluarga Pak Harto saja deh yang ambil oper (Golkar).' Ada suara-suara seperti itu,"‎ kata Titiek di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (23/4).‎
http://news.detik.com/read/2015/04/2...k-boleh-kudeta

Tommy Soeharto Perkeruh Konflik Golkar, Kata Pengamat
12 APR 2015

Rimanews - Putra Mantan Presiden Soeharto Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto mewacanakam agar segera ditunjuk Pelaksana Tugas (Plt) guna memberikan jalan tengah atas kisruh Partai Golkar saat ini.

Direktur Riset PolMark Indonesia Eko Bambang Subiantoro menilai wacana yang dilontarkam Tommy di Media Sosial tersebut tidak akan berguna. Karena saat ini Partai beringin tidak memiliki tokoh sentral layaknya Soeharto di Partai Golkar pada masa Orde Baru.

"Tapi kan problemnya Golkar yang sekarang bukan golkar yang dulu, yang semuanya tunduk pada soeharto misalnya," kata Eko saat ditemui di Jakarta, Minggu (12/04/2015).

Eko menambahkan, saat ini paradigma terhadap Partai Beringin sudah berubah di mata masyarakat. Sehingga paradigma Golkar di Masyarakat telah berubah meskipun penyelesaian konflik Golkar harus melibatkan Plt.

"Sekalipun ada (Plt), kalau berkonflik seperti sekarang ini tidak akan merubah paradigma golkar. Sehingga upaya yang dilakukan keluarga cendana tidak akan mengubah secara signifikan, tapi justru akan memperkeruh konflik," tutup Eko.
http://nasional.rimanews.com/politik...-Kata-Pengamat



"sang Pahlawan" muncul ke permukaan publik semenjak PETRAL akan Dibubarkan Jokowi?
Quote: Jokowi Bongkar Keluarga Cendana di Petral, Tommy 20%, Bob Hasan 20%
Jumat, 28 November 2014 09:41 WIB | 130223 Views

Nama perusahaan Petral disebut-sebut sebagai mafia migas yang menyebabkan Indonesia harus impor minyak dari luar. Petral ini bagian perusahaan Pertamina yang berkedudukan di Singapura. Tetapi dalam menjalankan bisnisnya selalu dikendalikan orang-orang tertentu.

Nama yang disebut-sebut menjadi kendali Petral adalah Reza Chalid. Pria keturunan Arab ini mengatur impor minyak untuk Indonesia. Di bawah Presiden Jokowi, Indonesia ingin menghapus mafia migas karena dapat merugikan negara sampai triliunan rupiah.

Jokowi pun membentuk Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dipimpin ekonom Faisal Basri.Jokowi memberikan tugas kepada Faisal Basri untuk membongkar mafia migas di Indonesia termasuk membeberkan ke media.

Berdasarkan kajian timnya, Petral ini sahamnya dikuasai keluarga Cendana seperti Tommy Soeharto dan Bob Hasan. Pertamina hanya memiliki saham 40 persen.
http://baranews.co/web/read/26568/jo....VTwojdyUf5 E


Mafia Migas
Faisal Basri Sebut Ada Klan Soeharto di Petral
Senin, 24/11/2014 14:50 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Tim Antimafia Migas) Faisal Basri mengatakan pemeriksaan Pertamina Energy Trading Limited (Petral) akan dilakukan dengan membedah bisnis anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut sejak pertama kali berdiri pada 1976. Faisal menyebut dengan menganalisa komposisi kepemilikan saham Petral saat didirikan, diharapkan nantinya akan banyak temuan yang bisa diungkap ke publik oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.

"Petral awalnya bernama Petra Oil, berdiri dan memiliki izin usaha di Hong Kong namun kegiatan usahanya fokus di Singapura. Komposisi kepemilikan sahamnya pertama kali itu Pertamina 40 persen, Tommy Soeharto 20 persen, Bob Hasan 20 persen, dan Yayasan Karyawan Pertamina 20 persen," ujar Faisal, Senin (24/11).

Faisal memperkirakan untuk dapat membedah Petral secara komprehensif dalam waktu enam bulan masa kerja Tim Antimafia Migas bukanlah perkara mudah. Namun, berbekal amanat dan kewenangan yang diberikan oleh Menteri ESDM, tim antimafia migas menurut Faisal akan melakukan yang terbaik.

Asal usul Petral yang dikemukakan Faisal tersebut berbeda dengan yang disebutkan Pertamina dalam situs resmi anak usahanya tersebut. Disebutkan Perta Group berdiri pada 1969 dan didirikan sebagai perusahaan joint venture antara Pertamina dengan interest group dari Amerika Serikat. Tidak disebutkan siapa saja yang tergabung dalam kelompok kepentingan negara Paman Sam tersebut.

"Perta Group awalnya didirikan untuk memasarkan produk minyak mentah dan produk oli Pertamina ke pasar Amerika Serikat. Perta Group mulai menjalankan bisnis tradingnya pada 1972 dengan mendirikan Petral," dikutip dari situs perusahaan.

Pada perkembangan selanjutnya, kepemilikan saham Petral sempat berpindah ke Perta Oil Marketing Corporation Limited perusahaan perdagangan dengan basis di Hong Kong, sementara yang menjalankan operasionalnya adalah Perta Oil Marketing Corporation, perusahaan asal California Amerika Serikat.

Pada September 1998, Pertamina kemudian menguasai seluruh saham Perta Group dan mengganti namanya menjadi Petral pada Maret 2001 sesuai persetujuan pemegang saham.
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/...rto-di-petral/


Petral Dibubarkan, Apa Reaksi Tim Antimafia Migas
KAMIS, 23 APRIL 2015 | 17:47 WIB

TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Faisal Basri mengatakan, sejak dulu, Petral memang mau dibubarkan. Alasannya, Petral mempunyai anak usaha yang mengelola perdagangan minyak, yakni Pertamina Energy Service (PES).

"Ngapain bikin dua kali konsolidasi laporan keuangan, kan. Kalau Petral bubar, PES jadi entitas tersendiri," ucapnya di Jakarta, Kamis, 23 April 2015.

Tim, ujar dia, tidak merekomendasikan PES untuk dibubarkan karena Pertamina masih membutuhkan fungsi perdagangan. "Perdagangan minyak ini dua kali lebih penting daripada produksi. Masalah di hilir itu lebih banyak," tuturnya.

Petral yang berkantor di Hong Kong yang tidak memiliki kegiatan inilah yang akan dibubarkan. Sedangkan PES memiliki dua pegawai di Singapura. Pengadaan minyak selama ini dilakukan PES yang sekarang diambil alih oleh ISC. Mulai 1 Juli 2015, pengadaan minyak dilakukan ISC.

Petral menjual minyak saat produksi Indonesia mencapai 1,6 juta barel. Namun, sejak produksi turun, Petral berubah fungsi menjadi pengadaan minyak dan BBM dalam negeri. "Trading ini berubah dari jual jadi beli. Regional marketnya kan Singapore, jadi didirikanlah PES," ujarnya.
http://www.tempo.co/read/news/2015/0...ntimafia-Migas


---------------------------

Keluarga Cendana sudah mulai lapar, semenjak dilengserkan 'people power' tahun 1998 lalu. Hitung-hitung, sudah berpuasa cukup lama juga, 17 tahun!

SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive