[img]http://www.suarapemred.com/pintu/2015/maret/29_03_2015/images/Untitled(1).jpg[/img]
Kathmandu, Suarapemred.com (global.suarapemred.com) - Laporan terkini menyebutkan, gempa super kuat yang melanda Nepal, pada Sabtu, tercatat telah menewaskan lebih dari 1.100 orang.
Gempa itujuga membuat longsoran yang menyebabkan kematian di kawasan Gunung Everest, sementara sebuah menara di ibukota Kathmandu, ambruk.
Laporan menyebutkan, gempa itu juga menghancurkan kawasan terpencil, terisolasi,yakni di daerah pegunungan. Gempa berkekuatan 7,9 pada tengah hari itu, adalah catatan terburuk Nepal dalam 81 tahun terakhir ini.
Bencana kemanusiaan yang terjadi di kawasan Himalaya, yang banyak dihuni warga miski itu, dikhawatirkan akan mendongkrak jumlah warga mislin yang kini mencapai 28 juta. Pemerinta Nepal kewalaha dalam menangani bencana ini. Negara tetangga yang paling awal memberkan bantuan adalah India, yang merespon dengan mengirimkan pesawat militer dengan peralatan medis dan tim bantuan.
Seorang pejabat polisi mengatakan, korban tewas di Nepal saja telah mencapai 1.170, lebih dari setengah dari mereka adalah warga yang mukim di Lembah Kathmandu. Laporan lainnya menyebutkan, 36 orang tewas dilaporkan di India utara, 12 di Cina Tibet dan empat di Bangladesh.
Gempa itu lebih destruktif, karena cukup dangkal pusat gempanya, sehingga meruntuhkan banyak bangunan, membuat retakan tanah di jalan yang menganga.Gempa susulan juga memaksa orang-orang untuk bergegas ke tempat terbuka, setelah muncul gempa susulan mengguncang rumah mereka sehingga rusak.
Kathmandu, Suarapemred.com (global.suarapemred.com) - Laporan terkini menyebutkan, gempa super kuat yang melanda Nepal, pada Sabtu, tercatat telah menewaskan lebih dari 1.100 orang.
Gempa itujuga membuat longsoran yang menyebabkan kematian di kawasan Gunung Everest, sementara sebuah menara di ibukota Kathmandu, ambruk.
Laporan menyebutkan, gempa itu juga menghancurkan kawasan terpencil, terisolasi,yakni di daerah pegunungan. Gempa berkekuatan 7,9 pada tengah hari itu, adalah catatan terburuk Nepal dalam 81 tahun terakhir ini.
Bencana kemanusiaan yang terjadi di kawasan Himalaya, yang banyak dihuni warga miski itu, dikhawatirkan akan mendongkrak jumlah warga mislin yang kini mencapai 28 juta. Pemerinta Nepal kewalaha dalam menangani bencana ini. Negara tetangga yang paling awal memberkan bantuan adalah India, yang merespon dengan mengirimkan pesawat militer dengan peralatan medis dan tim bantuan.
Seorang pejabat polisi mengatakan, korban tewas di Nepal saja telah mencapai 1.170, lebih dari setengah dari mereka adalah warga yang mukim di Lembah Kathmandu. Laporan lainnya menyebutkan, 36 orang tewas dilaporkan di India utara, 12 di Cina Tibet dan empat di Bangladesh.
Gempa itu lebih destruktif, karena cukup dangkal pusat gempanya, sehingga meruntuhkan banyak bangunan, membuat retakan tanah di jalan yang menganga.Gempa susulan juga memaksa orang-orang untuk bergegas ke tempat terbuka, setelah muncul gempa susulan mengguncang rumah mereka sehingga rusak.
Seorang turis asal India, Devyani Pant mengaku saat terjadi gempa dirinya bersama kawannya, tengah berada di sebuah kedai kopi di Kathmandu. "Tiba-tiba meja mulai bergetar dan lukisan di dinding jatuh di tanah," kata Dewa menjelaskan.
"Aku menjerit dan bergegas keluar," katanya kepada Reuters, melalui telepon dari ibukota, di mana setidaknya 300 orang tewas.
"Kami sedang mengumpulkan mayat dan bergegas ke ruang terluka untuk dibawa dengan ambulans. Kami terpaksa harus menumpuk beberapa mayat satu di atas yang lain untuk menyesuaikan diri mereka."
Tim pencarian di gunung Everert menyebutkan, telah menemukan 18 mayat di Gunung Everest, di mana longsoran yang disebabkan oleh gempa bumi. Lebih dari 1.000 pendaki telah berkumpul di sana pada awal musim pendakian.
Choti Sherpa, yang bekerja di Asosiasi Summiteers Everest, tidak dapat memanggil keluarganya dan rekannya di gunung. "Setiap orang mencoba untuk menghubungi satu sama lain, tapi kami tidak bisa," katanya. "Kami semua sangat khawatir."
Seorang pejabat pariwisata kedua, Mohan Krishna Sapkota, mengatakan "bahkan sulit untuk menilai apa ada korban tewas dan bagaimana tingkat kerusakan di kawasan pegunungan itu" sekitar Everest bisa. "Para anggota tim penyelamatan telah tersebar di seluruh base camp dan beberapa bahkan berjalan kaki lebih jauh. Hal ini hampir mustahil untuk berhubungan dengan siapa pun."
Sekitar 300.000 wisatawan asing, diperkirakan berada di berbagai bagian dari Nepal, untuk trekking musim semi dan musim pendakian di Himalaya. Para pejabat kewalahan oleh panggilan dari teman dan kerabat yang bersangkutan.
Nepal, terjepit di antara India dan Cina, memiliki wilayah yang rawan gempa. Gempa terburuk pada tahun 1934 menewaskan lebih dari 8.500 orang.
Seorang pendaki bernama Daniel Mazur punya laporan. Menurutnya, base camp-nya sudah rusak parah dan timnya terjebak. "Tolong doakan semua orang," ia tweeted.
Sumber : Suarapemred.com (global.suarapemred.com)
Dikutip dari: http://adf.ly/1FqTGc


