Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

KAA 5 Kepala Negara Ini Bernasib Serupa, Digulingkan Pasca KAA 1955

Tuesday, April 21, 2015
Jakarta - Konferensi Asia Afrika yang digelar 1955 berhasil menyedot perhatian dunia. Bagaimana tidak, Indonesia yang baru berusia 10 tahun bisa mengumpulkan 29 negara di benua Asia dan Afrika yang berbeda ras. Agama mereka pun tak sama.

Dalam Konferensi Asia Afrika yang digelar di Bandung selama 18-24 April 1955 mereka menyamakan tekad; menolak segala bentuk kolonialisme dan imperialisme. KAA dilaksanakan atas prakarsa lima kepala negara yakni; Presiden Sukarno, Perdana Menteri India Jawarlal Nehru, Perdana Menteri Pakistan Muhammad Ali Bogra, Perdana Menteri Sri Lanka, Perdana Menteri Birma (kini Myanmar) U Nu.

Sayang, pasca KAA sejumlah kepala negara yang memperjuangkan Dasasila Bandung bernasib serupa, yakni digulingkan secara paksa dari singgasana. Berikut ini kepala negara yang digulingkan pasca KAA 1955.

1. Perdana Menteri Birma U Nu

U Nu menjadi Perdana Menteri Birma sejak negara itu merdeka pada 4 Januari 1948. Sejumlah masalah membelit negara tersebut sejak merdeka.

Ketabahan dan keuletan U Nu-lah yang akhirnya bisa menyelesaikan permasalahan. Masyarakat pun kian percaya pada Perdana Menteri yang didukung Partai AFPFL itu. Perdana Menteri U Nu menjadi salah satu pemrakarsa KAA di Bandung, Jawa Barat.

Sayang pasca KAA nasib U Nu tak lagi 'indah', Partai AFPDL terpecah. Pada 1958 atau tiga tahun setelah KAA, Jenderal Ne Win melalui kudeta militer menggulingkan U Nu dari singgasananya. Jenderal Ne Win mengusai Birma secara penuh 2 Maret 1962. Next »
Peringatan 60 Tahun KAA
2. Presiden Sukarno Terguling Pasca G 30 S

Sepuluh tahun pasca digelarnya Konferensi Asia Afrika, kondisi politik Indonesia bergejolak. Pada 1 Oktober 1965 terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap tujuh jenderal TNI Angkatan Darat.

Tak hanya politik, kondisi ekonomi masyarakat pun kian sulit sehingga memaksa mahasiswa turun ke jalan. Mereka menuntut Presiden Sukarno turun dari jabatannya.

Di hadapan Majelis Permusyawaran Rakyat, Presiden Sukarno mencoba mempertanggungjawabkan peristiwa 1965. Namun pidato yang berjudul, 'Nawaksara' itu ditolak oleh MPR.

Pada 12 Maret 1967 Jenderal Soeharto pun dilantik menjadi presiden menggantikan Sukarno.


3. Pangeran Norodom Sihanouk Dikudeta

Bersama Presiden Sukarno, Pangeran Norodom Sihanouk dari Kamboja masuk dalam deretan pemimpin Asia dan Afrika yang menginginkan terbentuknya kekuatan dunia ketiga. Mereka tidak ingin memihak pada blok barat yang berhaluan liberal kapitalis, maupun kubu komunis.
Next »

Pada 18 Maret 1970 sebuah kudeta militer yang dipimpin Jenderal Lon Nol berhasil menggulingkan Sihanouk.


4. Presiden Aljazair Ben Bella

Saat Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, Aljazair belum menjadi negera merdeka. Negara tersebut baru merdeka pada 3 Juli 1962. Satu tahun kemudian Ben Bella terpilih menjadi Presiden Aljazair.

Saat digelar peringatan satu dasawara Konferensi Asia Afrika pada April 1965 diputuskan bahwa KAA II akan digelar pada 25 Juni 1965 di Aljazair. Namun sepekan sebelum KAA II digelar, tepatnya 19 Juni 1965 Presiden Ben Bella dipaksa turun dari kekuasaannya oleh Kolonel Houari Boumedienne.

5. Presiden Kwame Nkrumah dari Ghana Dikudeta

Kwame Nkrumah, menjadi Presiden pertama Ghana yang dipilih secara demokratis. Dia merupakan sosok yang berperan besar membebaskan Ghana dari jajahan Inggris. Ketika menjadi presiden, Kwame menganjurkan penerapan perspektif non-aligned ekonomi Marxis.

Saat digelar KAA di Bandung tahun 1955, Presiden Kwame Nkrumah tak hadir. Namun dia salah satu pemrakarsa Konferensi Gerakan Non Blok (GNB) pada 1961 di Beograd bersama Bung Karno, Gamal Abdel Nasser (Mesir), Joseph Broz Tito (Yugoslavia), dan Pandit Jawaharlal Nehru (India).

Sumber : http://m.detik.com/news/read/2015/04/21/112426/2893409/10/3/5-kepala-negara-ini-bernasib-serupa-digulingkan-pasca-kaa-1955


Dikutip dari: http://adf.ly/1FVNvE
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive