Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Jokowi Tidak Dianggap Sebagai Presiden Oleh PDIP

Thursday, April 9, 2015
Sanur, CNN Indonesia -- Kongres IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan telah resmi dibuka oleh Megawati Soekarnoputri –yang akan kembali dikukuhkan sebagai ketua umum dalam kongres ini. Selama Kongres dibuka, Kamis (9/4), gerak-gerik Megawati dan putrinya, Puan Maharani, tak lepas dari sorotan kamera penyelenggara Kongres.

Puan Maharani misalnya kerap terlihat menyeka air mata. Dia berulang kali menyeka wajah, mulai mata hingga mulut. Terlebih ketika sang ibunda membacakan pidato politik selama hampir setengah jam.

Mata Puan terlihat berkaca-kaca mendengar Megawati berpidato dengan berapi-api. Kobaran semangat Mega saat berpidato sampai membuat peserta Kongres mengeluk-elukkan dia.

Mendekati akhir pidato ketika hendak membuka resmi Kongres, Megawati tampak menangis haru. Melihat ibunya mengucurkan air mata, Puan pun ikut menangis. Air matanya berlinang.

Simak FOKUS: Kongres Partai Penguasa

Selain tangisan ibu-anak itu, canda Mega dan Jokowi juga menjadi perhatian tersendiri. Saat video perjalanan hidup Mega diputar di hadapan peserta Kongres, sang Ketua Umum terlihat bersenda gurau dengan Jokowi yang duduk di sebelah kanannya.

Ketika itu video sedang memutar gambar Megawati di masa kanak-kanak. Hal itu tampaknya menarik hati Jokowi sehingga ia melontarkan pertanyaan kepada Mega. Saat Mega menjawab, keduanya tertawa terbahak-bahak.

Meski begitu, Jokowi tak selalu rileks. Ada saat di mana sang Presiden terlihat tidak tersenyum, yakni ketika Megawati menyindir pemerintahannya dalam pidato politik dia.

Bukan Presiden

Jokowi dalam Kongres itu tak diundang sebagai Presiden. Sejak jauh hari, Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah menyatakan Jokowi diundang sebagai kader partai, bukan dalam statusnya sebagai Presiden Republik Indonesia.

Pernyataan itu bukan bualan. Saat Ketua Panitia Kongres Wayan Koster memberi sambutan, dia menyebut Jokowi dengan sebutan "kader partai" tanpa embel-embel "Presiden Indonesia." Hal itu bertolak belakang dengan ketika Koster memanggil Jusuf Kalla dengan sebutan "Wakil Presiden."

Sama seperti kader lain, Jokowi pun mengenakan jaket merah seragam khas PDIP, bukan kemeja putih seperti biasanya.

Untungnya, status Presiden milik Jokowi 'diselamatkan' Megawati yang menyebutnya dalam pidato sebagai "Presiden Indonesia." (agk)

Sumber  

Terimakasih ibu Megawati, yang sudah menyelamatkan status presiden milik Jokowi

Dikutip dari: http://adf.ly/1E965Q
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive