SITUS BERITA TERBARU

Opo Tomon! Menterinya Lulusan Harvard, Neraca Perdagangan kok mau Defisit USD 5M

Saturday, August 3, 2013
Defisit Dagang Bisa Tembus USD 5 Miliar
Sabtu, 03 Agustus 2013 , 08:54:00

JAKARTA - Defisit neraca perdagangan Indonesia diperkirakan semakin melebar. Melihat tren sepanjang semester pertama tahun ini, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memperkirakan tekor perdagangan menembus setidaknya USD 5 miliar. "Memang sangat berat tekanannya," kata Gita di Jakarta, Jumat (2/8). Hingga kuartal kedua tahun lalu, defisit perdagangan sudah menembus USD 3,3 miliar. Kinerja tersebut sangat buruk jika dibandingkan dengan triwulan kedua tahun lalu yang masih surplus USD 470,2 juta. Sedangkan sepanjang 2012, Indonesia mencatatkan defisit USD 1,63 miliar.

Gita mengatakan, neraca perdagangan Indonesia masih didominasi ketergantungan atas impor migas. Sektor tersebut selalu menekan neraca perdagangan ke zona defisit. Pada kuartal kedua, neraca perdagangan migas mengalami defisit USD 5,8 miliar. Sedangkan neraca perdagangan nonmigas masih surplus USD 2,5 miliar.

Selain tertekan impor migas, menurut Gita, kondisi perekonomian global masih mengalami kontraksi. Hal itu membuat transaksi perdagangan dunia belum kunjung pulih. Menurut Gita, tekanan neraca perdagangan tidak hanya dialami Indonesia, tapi juga negara-negara lain. Gita mencontohkan Brasil yang menderita defisit USD 3,1 miliar, Thailand USD 17,3 miliar, dan Hongkong USD 39,5 miliar.

Harga komoditas juga terus menurun. Secara volume memang naik 17 persen, namun nilainya turun 2,6 persen. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan ekspor, antara lain, lemak dan minyak nabati, karet dan barang dari karet, mesin-mesin dan pesawat mekanik, produk kimia, serta ikan dan udang.

Sementara itu, produk manufaktur yang meningkat adalah kapal laut naik 294,9 persen atau senilai USD 542,8 juta, produk alas kaki meningkat 9,9 persen atau USD 176,8 juta, dan pakaian jadi bertambah 3,9 persen atau USD 74,9 juta. Nilai ekspor periode Januari-Juni 2013 mencapai USD 91,05 miliar. Sedangkan nilai impor Indonesia periode yang sama mencapai USD 94,36 miliar.

Beberapa negara penyumbang defisit terbesar, antara lain, Thailand USD 2,97 miliar, Tiongkok USD 4,33 miliar, Jepang USD 1,6 miliar, Korea Selatan USD 1,55 miliar, dan Australia USD 1,02 miliar. Sementara itu, beberapa negara penyumbang surplus terbesar, antara lain, India USD 4,66 miliar, Amerika Serikat USD 3,01 miliar, Belanda USD 1,52 miliar, dan Filipina USD 1,47 miliar.
http://www.jpnn.com/read/2013/08/03/...-USD-5-Miliar-


Neraca Perdagangan Indonesia Alami Defisit US$ 846,6 Juta
Selama Juni 2013

[imagetag]


Defisit Neraca Perdagangan 7,17% di Atas Estimasi
Kamis, 01 Agustus 2013, 19:13 WIB

Bisnis.com, JAKARTA � Neraca perdagangan dalam negeri per Juni 2013 mencatatkan defisit hingga US$846,7 juta, atau lebih 7,17% dari estimasi sebesar US$790 juta. Dian Ayu Yustina, ekonom PT Bank Danamon Tbk (BDMN), mengatakan hasil defisit neraca perdagangan Juni 2013 dari Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut masih sejalan dengan proyeksinya US$690 juta. �Nilai impor tercatat turun 6,8% pada Juni 2013, dari periode yang sama tahun lalu, sedangkan nilai ekspor turun 4,5%. Meski nilai impor lebih besar penurunannya, ternyata belum cukup untuk membawa perbaikan dalam neraca perdagangan,� ujarnya, Kamis (1/8/2013).

Melebarnya defisit perdagangan, lanjutnya, didorong oleh defisit yang lebih besar dalam neraca perdagangan minyak. Impor minyak mentah tercatat naik 9,7% dari bulan sebelumnya, sedangkan ekspor minyak mentah justru turun 21% dari bulan sebelumnya. Kendati demikian, menurutnya, masih ada peluang untuk mencatatkan kinerja yang baik dalam perdagangan minyak mentah kedepannya, seiring dampak dari naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Juni ini.

Meskipun demikian, kita berharap kinerja yang lebih baik dalam perdagangan minyak dalam beberapa bulan mendatang, seperti yang kita mengawasi untuk efek dari kenaikan harga BBM bersubsidi dilaksanakan pada bulan Juni terwujud. Sementara itu, sektor gas non migas belum menunjukkan perbaikan dan masih mencatatkan defisit selama 3 bulan terakhir. Ketidakpastian perekonomian global dan harga komoditas masih akan menekan kinerja ekspor kedepannya.
http://www.bisnis.com/defisit-neraca...-atas-estimasi

Periode Januari-Okrober 2012:
Ini Rekor Baru: NERACA PERDAGANGAN Januari-Oktober Defisit
Senin, 03 Desember 2012, 21:17 WIB

JAKARTA--Pemerintah mewaspadai neraca perdagangan Januari-Oktober 2012 yang membentuk defisit untuk pertama kalinya sebesar US$561,1 juta. Defisit tersebut berisiko menurunkan kontribusi perdagangan internasional terhadap pertumbuhan ekonomi 2012. Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo mengatakan pemerintah akan menganalisa dengan seksama kondisi ekspor-impor Indonesia, terutama penurunan ekspor komoditas dan peningkatan impor. "Jadi kita akan minta dibahas ini supaya bisa disikapi. Saya lihat inflasi baik sesuai rencana, tetapi perdagangan ini yang harus kita waspadai," ujarnya di Kemenkeu, Senin (03/12).

Menurutnya, kondisi nilai tukar yang melemah harusnya membuat importasi ke Indonesia menjadi tidak bergairah. Namun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai impor pada Oktober 2012 justru naik 10,82% (year on year) menjadi US$17,21 miliar, karena impor pesawat terbang. "Konsisi exchange rate yang relatif lemah harusnya bikin impor tidak begitu tertarik, jadi mesti kita pelajari," tuturnya.

Ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Latif Adam menilai defisit neraca perdagangan Januari-Oktober 2012 sudah pasti akan menurunkan kontribusi ekspor-impor terhadap pertumbuhan ekonomi yang selama ini mencapai sekitar 25%. "Kalau mencapai 15% saja sudah sangat bagus dan agak berat. Jadi harus ada sektor yang mampu menggantikan peran ekspor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Latif.

Selain menekan pertumbuhan ekonomi, defisit neraca perdagangan juga dinilai Latif berisiko memberatkan ekonomi dari jalur moneter. Pasalnya, impor yang lebih tinggi daripada ekspor membuat kebutuhan valas di dalam negeri meningkat. Akibatnya, nilai tukar rupiah berisiko terdepresiasi dan menyebabkan tekanan inflasi dari imported inflation. Fluktuasi kurs, lanjutnya, berisiko menggerus cadangan devisa Indonesia yang dikelola oleh Bank Indonesia untuk mengintervensi pasar valas. "Yang paling sustain untuk mengelola cadangan devisa adalah melalui perdagangan. Kalau satu sumber yang stabil berkurang, cadangan devisa fluktuasinya akan tinggi," ujarnya.

Latif memproyeksi neraca perdagangan Indonesia masih akan terpengaruh oleh besarnya importasi minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM), kebutuhan barang modal seiring penanaman modal asing (PMA), dan lesunya permintaan global. Meski demikian, Latif optimistis neraca perdagangan di akhir tahun akan kembali membentuk surplus US$1,3 miliar--US$1,5 miliar. Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober mencapai US$158,66 miliar, sedangkan impor mencapai US$159,18 miliar. Akibatnya, terbentuk defisit pada neraca perdagangan Januari-Oktober 2012 sebesar US$516,1 juta.
http://www.bisnis.com/ini-rekor-baru...ktober-defisit

----------------------------

Ternyata ... oh, ternyata! Gaya-gayaan karena merasa alumni Harvard saja, ternyata tak mudah mengatur perekonomian negeri ini. Masih mau Nyapres? berani, apa ya!


[imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive