TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 RI Jusuf Kalla menilai, pemimpin tegas dan keras seperti Basuki Tjahaja Purnama, memang dibutuhkan untuk membenahi DKI Jakarta.
Penilaian itu, menyusul ketegasan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang akrab disapa Ahok tersebut untuk menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Karenanya, JK meminta seluruh pihak tidak memolitisasi ketegasan Ahok tersebut.
"Masak orang tegas harus dipolitisasi, apalagi menghadapi preman, memangnya harus tersenyum? Tidak bisa. Harus galak," tegas JK di Kantor Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jakarta, Senin (5/8/2013).
Ia mengingatkan, mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin lebih keras dibanding Basuki. Namun, katanya, keberhasilan Ali selalu dikenang dengan baik.
"Kalau kita lihat, kepemimpinan Jakarta yang selalu dikenang orang, Ali Sadikin. Dia kan selalu keras, dan orang menerimanya kemudian. Tapi, memang setelahnya baru diterima. Ali Sadikin lebih galak sedikit dibanding Ahok," tuturnya.
Ketika ditanyakan mengenai apakah gaya kepemimpinan Basuki sudah tepat, Ketua DMI ini mengatakan, memang perlu pemimpin yang bisa memimpin dengan cara lembut dan keras sekaligus di Jakarta.
Hanya, JK mengingatkan, pemimpin tidak boleh melulu menggunakan sikap yang keras. Yang utama, lanjutnya, pemimpin harus mampu memberi pengertian kepada anak buah dan masyarakatnya mengenai hal-hal yang terjadi atau keputusan-keputusan tertentu.
"Jangan keras melulu, nanti tabrakan kiri kanan. Harus pada waktunya. Tidak boleh selalu lembut atau dikerasin terus, nanti anak buah melawan atau menjadi tidak jelas aparatnya. Yang paling pokok, pemimpin memberikan pengertian pada masyarakat dan bawahan apa yang terjadi," tandasnya.
Sumber:
Ahok
Satu lagi tokoh sehat bin waras yang mendukung koh Ahok