REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN---Bupati Pamekasan, Madura, Achmad Syafii, berbelanja songkok lebaran di pasar loak di depan masjid Asy-Syuhada di kota itu. "Saya awalnya tidak percaya orang sekelas bupati berbelanja di sana," kata ajudan Bupati Achmad Syafii, Benny Fitri.
Yang lebih mengejutkan, katanya, bupati berbelanja songkok Lebaran di pasar loak itu, sendirian, tanpa pengawalan persiapan. Saat itu, tutur Benny, secara tiba-tiba mobil keluar dari garasinya, dan setelah dicek ternyata bupati nyetir sendiri. "Saya langsung ikuti mobilnya bersama sejumlah anggota Satpol PP, ternyata bapak menuju penjual songkok di depan masjid Asy-Syuhada, Pamekasan," kata Beny.
Kebiasaan Bupati Achmad Syafii membeli barang di pasar loak sudah berlangsung sejak lama, sebelum yang bersangkutan menjabat sebagai Bupati Pamekasan.
Selain untuk menyapa pedagang dan bertatap muka secara langsung, Achmad Syafii juga berniat membantu dengan cara membeli dagangan mereka. Biasanya, kata Beny, kegiatan seperti itu dilakukan bupati secara sembunyi-sembunyai tanpa sepengetahuan ajudan, termasuk kalangan media. "Mungkin bapak tidak ingin hal semacam itu dianggap sebagai pencitraan dirinya, makanya beliau pergi tanpa pengawalan. Tapi namanya ajudan, kami tetap harus mengawal dari jarak jauh kemanapun beliau pergi," terang Beny.
SUMBER
SEMOGA BUKAN PENCITRAAN
Yang lebih mengejutkan, katanya, bupati berbelanja songkok Lebaran di pasar loak itu, sendirian, tanpa pengawalan persiapan. Saat itu, tutur Benny, secara tiba-tiba mobil keluar dari garasinya, dan setelah dicek ternyata bupati nyetir sendiri. "Saya langsung ikuti mobilnya bersama sejumlah anggota Satpol PP, ternyata bapak menuju penjual songkok di depan masjid Asy-Syuhada, Pamekasan," kata Beny.
Kebiasaan Bupati Achmad Syafii membeli barang di pasar loak sudah berlangsung sejak lama, sebelum yang bersangkutan menjabat sebagai Bupati Pamekasan.
Selain untuk menyapa pedagang dan bertatap muka secara langsung, Achmad Syafii juga berniat membantu dengan cara membeli dagangan mereka. Biasanya, kata Beny, kegiatan seperti itu dilakukan bupati secara sembunyi-sembunyai tanpa sepengetahuan ajudan, termasuk kalangan media. "Mungkin bapak tidak ingin hal semacam itu dianggap sebagai pencitraan dirinya, makanya beliau pergi tanpa pengawalan. Tapi namanya ajudan, kami tetap harus mengawal dari jarak jauh kemanapun beliau pergi," terang Beny.
SUMBER
SEMOGA BUKAN PENCITRAAN