SITUS BERITA TERBARU

Ahok Akan Dibekuk Partai Komunis Tiongkok???

Sunday, October 12, 2014
#Ngototnya Ahok akan pilkada langsung ternyata bukan hanya diterapkan di Indonesia, tetapi ingin juga diterapkan di negeri leluhurnya yaitu Tiongkok

#Mayoritas Tionghoa-Indonesia berimigrasi karena merasakan kekejaman brutal rezim China Komunis (Chi-Kom) errr maksudnya Tiongkok Komunis (Ti-Kom) semenjak perang saudara dgn kaum nasionalis th 1920-an. Perang saudara yang paling brutal dalam sejarah umat manusia dimana korbannya mencapai lebih dari 30 juta jiwa. Selain itu mereka merasakan kebrutalan komunis melalui program Great Leap thn 50-an dimana korbannya mencapai 20-40 juta jiwa, serta Revolusi Kebudayaan thn 60-an yang juga memakan jutaan nyawa

#Mayoritas Tionghoa-Indonesia menginginkan demokratisasi Tiongkok melalui: Hongkong. Semua demo-demo pro pilkada langsung di Hongkong akhir-akhir ini bukanlah di back-up oleh negara-negara barat (liberal) melainkan disokong oleh Tionghoa perantauan, terutama yang ada di Indonesia dan Singapura, Ahok dan para pengusaha berpengaruh di negeri ini adalah diantaranya.

#Mereka menginginkan demokrasi ala Taiwan dan Indonesia (sebelum diambil alih oleh Kang Mas Prabowo, tentunya...) diterapkan di Tiongkok sebelum th 2025, dan ini bisa dimulai jika Hongkong menerapkan pilkada langsung.

#Partai Komunis Tiongkok yang tadinya mendukung Jokowi dan Koalisi Indonesia Hebat, sekarang beralih 180 derajat jadi dukung KMP. Besar kemungkinan negara pertama yg dikunjungi Jokowi sbg presiden adalah RRT, demi tujuan menarik kembali dukungannya kpd Jokowi, namun dengan syarat harus mengeleminir para pendukung Jokowi dan KIH yg mensupport para demonstran pro pilkada langsung (demokrasi) di Hongkong.

#Saat ini KIH didukung negara-negara liberal di Amerika Utara, Eropa Barat, Jepang Australia, sementara KMP didukung oleh RRT, Rusia, sebagian besar negara2 G20, Non Blok dan OKI minus Iran.



KSAD : Waspada Proxy War

MEDAN-USU: Kepala Staf Angkatan Darat Jendral TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi perang boneka (Proxy War). Perang yang tanpa disadari telah melemahkan kedaulatan bangsa dan negara. Hal itu dikatakannya pada acara Kuliah Umum (stadium generalle) yang diselenggarakan di Gedung Auditorium USU, Rabu (17/9).

Lebih jauh dijelaskannya lagi, pada masa yang akan datang, di mana energi fosil pada tahun 2043 akan habis dan digantikan dengan bio energi, sasaran konflik akan mengarah pada lokasi sumber pangan yang sekaligus merupakan sumber energi. Indonesia sebagai salah satu negara ekuator yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun akan menjadi arena persaingan kepentingan nasional berbagai negara. Untuk itu, diperlukan langkah antisipasi dan persiapan yang matang agar bangsa Indonesia mampu menjamin tetap tegaknya keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.


Ketersediaan pangan

Bertambah pesatnya populasi penduduk dunia yang tidak diimbangi dengan ketersediaan pangan, air bersih dan energi akan menjadi pemicu munculnya konflik-konflik baru. Dengan adanya tuntutan kepentingan kelompok telah menciptakan perang-perang jenis baru diantaranya perang asimetris, perang hibrida dan perang proxy sehingga kemungkinan terjadinya perang konvensional antar dua negara dewasa ini semakin kecil.

Pemuda sebagai tulang punggung bangsa harus menyadari bermacam tantangan dan ancaman bangsa tersebut untuk kemudian bersatu padu dan bersinergi menjaga keselamatan bangsa dan negara. Sejumlah aksi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk menangkal proxy war diantaranya dengan selalu mengidentifikasi dan mengenali masalah, ahli dalam bidang disiplin ilmu masing-masing, melakukan gerakan pemuda berbasis wirausaha, dan mengadakan komunitas belajar serta merintis program pembangunan karakter. "Intinya yang terbaik adalah Back to basic, mengerti bahwa cinta dan peduli akan kepentingan negara harus menjadi kepentingan tertinggi di atas kepentingan lainnya. Sebagai mahasiswa, berpikirlah dengan baik, pergunakan media sosial dengan bijak. Jangan sampai Anda justru jadi korban proxy war," kata Jendral Gatot yang disambut tepuk tangan meriah dari ribuan mahasiswa.

Kegiatan Kuliah Umum tersebut turut dihadiri Pangdam I/BB Mayjen TNI Istu H, Wakil Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, Sekdaprovsu HM. Nurdin Lubis, Wakil Rektor I Prof. Zulkifli Nasution, Wakil Rektor IV Prof. Natasya Sirait, Wakil Rektor V, HM. Yusuf Husni, SE. Rektor Unimed Prof. Ibnu Hajar dan para undangan lainnya.


Rektor USU dalam sambutannya tertulisnya yang dibacakan oleh Wakil Rektor USU Bidang Kerjasama dan Perencanaan USU Prof. Ningrum Natasya Sirait mengatakan sangat menyambut baik dengan diadakannya kuliah umum tersebut. Tema "Proxy War" akan dapat membuka mata dan pikiran mahasiswa serta hadirin akan bahaya "proxy war". diharapkan dengan adanya kuliah umum ini nantinya para mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dapat menghadapi dan menghempang berbagai tantangan dan ancaman bangsa. Dalam kesempatan tersebut Kasad Gatot Nurmantyo berkesempatan "diulosi" oleh Wakil Rektor I USU Prof. Zulkifli Nasution yang didampingi oleh undangan lainnya. (humas)

http://usu.ac.id/id/article/880/kuliah-umum-ksad-di-usu-waspada-proxy-war




Link: http://adf.ly/so52p
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive