Ida Fauziah, lahir di Mojokerto, 17 Juli 1969. Ketika pertama kali menjadi anggota DPR RI pada tahun 1999 usianya masih terbilang sangat muda, 29 tahun. Ia tampil percaya diri saat didaulat memimpin sidang paripurna DPR RI masa bakti 1999-2004.
Pengalaman organisasinya di KORPRI PMII Jawa Timur telah menempanya menjadi perempuan percaya diri. Ada yang khas dalam dirinya. Ia tampil sebagai sosok perempuan Jawa yang ideal karena kesantunan dan kelembutannya. Namun siapa sangka di balik semua itu ia punya tempat tersendiri di antara kawan-kawannya di PKB. Dia juga pernah dipercaya menjabat sebagai Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI. Dia adalah pendiri Kaukus Perempuan Parlemen dan ditunjuk mewakili Fraksi Kebangkitan Bangsa menjadi salah satu ketua Kaukus.
Sekarang, Ida menjadi salah satu politisi perempuan cukup senior dan disegani di parlemen. Selain karena tiga periode berturut-turut selalu masuk ke senayan, pengalaman dan dedikasinya membuatnya semakin diperhitungkan dalam kancah politik nasional. Terakhir, ia baru saja terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Fatayat NU, sebuah badan otonom perempuan di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang memiliki akar kuat sampai ke pelosok.
Di DPR RI periode sekarang, dia dipercaya menjadi Wakil Ketua Badan Legislasi dan anggota Komisi II, yang membidangi otonomi daerah dan pertanahan. Ida Fauziah lahir di Mojokerto, 17 Juli 1969. Ketika pertama kali menjadi anggota DPR RI pada tahun 1999 usianya masih terbilang sangat muda, 29 tahun. Dia tampil percaya diri saat didaulat memimpin sidang paripurna DPR RI masa bakti 1999-2004. Pengalaman organisasinya di KORPRI PMII Jawa Timur telah menempanya menjadi perempuan percaya diri. Ada yang khas dalam dirinya. Ida tampil sebagai sosok perempuan Jawa yang ideal karena kesantunan dan kelembutannya.
Namun siapa sangka di balik semua itu dia punya tempat tersendiri di antara kawan-kawannya di PKB. Ida pernah dipercaya menjabat sebagai Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI. Dia juga pendiri Kaukus Perempuan Parlemen dan ditunjuk mewakili Fraksi Kebangkitan Bangsa menjadi salah satu ketua Kaukus. Sekarang, wanita 43 tahun itu menjadi salah satu politisi perempuan cukup senior dan disegani di parlemen. Tak hanya duduk di kursi Wakil Ketua Baleg, saat ini Ida juga menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR.
Selain karena tiga periode berturut-turut selalu masuk ke senayan, pengalaman dan dedikasinya membuatnya semakin diperhitungkan dalam kancah perpolitikan nasional. Terakhir, dia baru saja terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Fatayat NU, sebuah badan otonom perempuan di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang memiliki akar kuat sampai ke pelosok. Di DPR RI periode sekarang, dia dipercaya menjadi Wakil Ketua Badan Legislasi dan anggota Komisi II, yang membidangi otonomi daerah dan pertanahan.
Meski mengemban tugas yang berat, Ida bukan tipe wanita yang mudah menyerah. Menurutnya, selain didorong oleh kemauan dari dalam diri, berlegislasi membutuhkan keahlian, ketelitian dan kesabaran. Menyatukan pandangan dengan berbagai pihak termasuk Pemerintah, jelas bukan hal yang mudah.
Ke depannya, Ida berharap Baleg bisa menjadi pemimpin dalam melakukan fungsi legislasi. Untuk mencapai tujuan itu, tentunya itu harus ditopang oleh sistem dan kemauan kuat dari anggotanya. Menurut Ida, saat ini Baleg sedang berjalan ke arah sana. Hal itu dikarenakan adanya dukungan dari sistem, anggaran, dan aturan main seperti tata tertib dan undang-undang.
Sumber : Ida Fauziyah
Link: http://adf.ly/tbg22