SITUS BERITA TERBARU

Kondom Sungai, Solusi Siswi SMA Cilacap Atasi Banjir Kiriman

Thursday, October 30, 2014
Kamis, 30/10/2014 15:51 WIB
Karya Penemu Muda Dunia
Kondom Sungai, Solusi Siswi SMA Cilacap Atasi Banjir Kiriman
Rini Friastuti - detikNews





Jakarta - Musim hujan telah tiba. Khusus warga Jakarta, tampaknya saat ini telah bersiap-siap untuk menyambut air bah yang akan datang ke permukiman tempat tinggal mereka akibat banjir yang selalu melanda ketika hujan turun di Ibukota.

Walaupun begitu, bukan berarti semua orang memasrahkan diri menerima bencana tahunan tersebut. Dalam kompetisi National Young Inventors Award (NYIA), dua orang siswi dari SMA Sri Mukti, Cilacap, Jawa Tengah bernama Nur Aisah dan Siti Amanah, memberikan solusi untuk mencegah air kiriman dari dataran tinggi ke dataran rendah yang menjadi salah satu penyebab utama terjadinya banjir di Jakarta.

Nama penemuan mereka adalah 'Kondom Sungai Anti Banjir Kiriman'. Penamaan yang cukup menggelitik ini rupanya diciptakan bukan tanpa alasan.

"Kenapa kita pakai kata 'kondom', karena kan kondom sifatnya elastis, jadi berapapun banyaknya air yang datang‎, tidak akan mengalami kebocoran," ujar Nur Aisah, salah satu penemu Kondom Sungai Anti Banjir Kiriman saat ditemui di pameran NYIA di Gedung Smesco Convention Center, Jalan Gatot Subroto, Pancoran, Jaksel, Kamis (30/10/2014).

Selain ajang NYIA yang memamerkan 60 penemuan dari penemu muda Indonesia, di tempat yang sama juga digelar International Exhibition for Young Inventors (IEYI) yang memamerkan 142 temuan dari penemu muda dari berbagai negara.

Menurut Nur, ide pembuatan kondom sungai ini berawal dari pengamanan mereka pada tanggal irigasi. Pembuatan tanggul di beberapa titik banjir sepertinya akan sulit mengingat sifatnya yang permanen dan memakan biaya yang tidak sedikit.

"Sementara kan sekarang di Jakarta sering banjir. Untuk mencegah banjir kiriman dari dataran tinggi meluap ke permukiman penduduk, kenapa sungainya nggak dibatasi saja dengan plastik," tutur Nur.

Mekanisme penggunaan kondom sungai ini ‎tak terlalu sulit. Plastik atau bahan elastis dipasang di sekeliling sungai, dengan terlebih dahulu ditanam di tanah menggunakan kayu atau besi sebagai pondasi agar plastik tersebut tak tergeser ketika air datang.

"Begitu air kiriman datang dari tempat tinggi, berdasarkan hukum fisika apabila ada tekanan dari bawah,otomatis plastik akan terangkat‎. Plastik itulah yang akan menampung kelebihan air yang sebelumnya bisa meluber ke permukiman warga," jelas Nur.

Pembuatan kondom sungai ini sebenarnya dapat mereka lakukan selama 3 jam saja. "Tapi karena dalam penemuan itu pasti selalu ada kegagalan, yang bahannya kurang, atau rusak, maka diulang lagi, ulang lagi sampai berhasil," kata rekan Nur, Siti, menimpali.

Untuk pembuatan prototipe yang akan digunakan pada pameran ini, mereka memproduksinya menggunakan barang-barang yang tak terpakai. Seperti botol minuman bekas, styrofoam, dan plastik terpal. Karena semua bahannya bekas, biaya produksi temuannya ini tak lebih dari Rp 100 ribu.

Dua siswi ini berharap penemuan mereka mendapatkan perhatian dari masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di kota rawan banjir. Dengan gestur tubuh malu-malu, kedua ABG ini berharap dengan penemuan itu mereka dapat sukses.

"Pengennya sih sukses, tapi tergantung penilaian juga, apakah penemuan kami dapat digunakan dan bermanfaat. Tapi setiap kali ada ide lagi, pasti akan terus kami kembangkan," tutup Nur Aisah.
Sumber : Detik


Weh... keknya bisa di teliti lebih jau lagi neh dan di terapin di Jakarta salut deh buat generasi muda yang kreatif maju terus tingkatkan prestasimu

Link: http://adf.ly/tZAbo
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive