Kedatangan Presiden Joko
Widodo ke lokasi penampungan
pengungsi erupsi Gunung
Sinabung di Kabanjahe,
Kabupaten Karo, Sumatera
Utara, Rabu (29/10/2014), mencatatkan penilaian tersendiri
bagi Dr Sarmedi Purba, tokoh
masyarakat Sumatera Utara.
Penilaian itu muncul setelah dia
mencermati kunjungan Presiden
kemarin. Sebelumnya, dalam kunjungan tersebut, Jokowi melakukan dialog langsung
dengan para pengungsi. Jokowi
banyak mendengarkan
permintaan para pengungsi.
Dalam salah satu diskusi di
tengah kerumunan pengungsi, warga meminta diberikan
bantuan bahan bangunan,
seperti seng dan paku.
Saat Jokowi bertanya soal
jumlah seng yang dibutuhkan,
warga menyebut 2.600 lembar. "Paku sama seng, yah," kata
Jokowi sambil meminta stafnya
mencatat. Dalam kesempatan itu
pun, Gubernur Sumatera Utara
Gatot Pujonugroho berdiri di
samping Jokowi. Menurut Sarmedi, Gubernur
Sumatera Utara, dan juga Bupati
Karo Terkelin Brahmana, harus
masuk menjadi "pasien" revolusi
mental yang digagas Presiden
Jokowi. "Cobalah dulu, mengurusi
kebutuhan pengungsi erupsi
Sinabung. Paku dan seng serta
hal sepele lainnya pun bisa
diperintahkan Jokowi. Gubernur
dan Bupati pun tak lagi harus urus itu, tetapi ada dinas dan
badan di bawahnya. Akan tetapi,
karena para kepala daerah ini
tak beres dalam komando, ya
itulah akibatnya," kata Sarmedi,
Kamis (30/10/2014). Sarmedi mengingatkan, tak ada
sulitnya memenuhi kebutuhan
para pengungsi. Sebab, ada
regulasi, badan yang mengurusi,
dan juga anggaran. Bahkan,
banyak bantuan dari berbagai pihak. "Apalah payahnya
memenuhi kebutuhan para
pengungsi itu. Tinggal
menjalankan saja, Bupati dan
Gubernur. Akan tetapi, memang
itulah problem kepala daerah kita selama ini," tekan dia.
Dia pun memandang, Presiden
Jokowi harus memiliki instrumen
tersendiri dalam mengevaluasi
para kepala daerah ini. "Jadi,
memang, kepala daerah yang tidak mau mengikuti irama
Presiden, yang memang ingin
melakukan perubahan, akan
mengalami kesulitan kelak," kata
dia.
Sumber
Link: http://adf.ly/tZdCS
Widodo ke lokasi penampungan
pengungsi erupsi Gunung
Sinabung di Kabanjahe,
Kabupaten Karo, Sumatera
Utara, Rabu (29/10/2014), mencatatkan penilaian tersendiri
bagi Dr Sarmedi Purba, tokoh
masyarakat Sumatera Utara.
Penilaian itu muncul setelah dia
mencermati kunjungan Presiden
kemarin. Sebelumnya, dalam kunjungan tersebut, Jokowi melakukan dialog langsung
dengan para pengungsi. Jokowi
banyak mendengarkan
permintaan para pengungsi.
Dalam salah satu diskusi di
tengah kerumunan pengungsi, warga meminta diberikan
bantuan bahan bangunan,
seperti seng dan paku.
Saat Jokowi bertanya soal
jumlah seng yang dibutuhkan,
warga menyebut 2.600 lembar. "Paku sama seng, yah," kata
Jokowi sambil meminta stafnya
mencatat. Dalam kesempatan itu
pun, Gubernur Sumatera Utara
Gatot Pujonugroho berdiri di
samping Jokowi. Menurut Sarmedi, Gubernur
Sumatera Utara, dan juga Bupati
Karo Terkelin Brahmana, harus
masuk menjadi "pasien" revolusi
mental yang digagas Presiden
Jokowi. "Cobalah dulu, mengurusi
kebutuhan pengungsi erupsi
Sinabung. Paku dan seng serta
hal sepele lainnya pun bisa
diperintahkan Jokowi. Gubernur
dan Bupati pun tak lagi harus urus itu, tetapi ada dinas dan
badan di bawahnya. Akan tetapi,
karena para kepala daerah ini
tak beres dalam komando, ya
itulah akibatnya," kata Sarmedi,
Kamis (30/10/2014). Sarmedi mengingatkan, tak ada
sulitnya memenuhi kebutuhan
para pengungsi. Sebab, ada
regulasi, badan yang mengurusi,
dan juga anggaran. Bahkan,
banyak bantuan dari berbagai pihak. "Apalah payahnya
memenuhi kebutuhan para
pengungsi itu. Tinggal
menjalankan saja, Bupati dan
Gubernur. Akan tetapi, memang
itulah problem kepala daerah kita selama ini," tekan dia.
Dia pun memandang, Presiden
Jokowi harus memiliki instrumen
tersendiri dalam mengevaluasi
para kepala daerah ini. "Jadi,
memang, kepala daerah yang tidak mau mengikuti irama
Presiden, yang memang ingin
melakukan perubahan, akan
mengalami kesulitan kelak," kata
dia.
Sumber
Link: http://adf.ly/tZdCS