PAMEKASAN, KOMPAS.com - Ratusan tukang becak dan tukang ojek di Pamekasan, Jawa Timur, saling gencet untuk masuk ke dalam halaman rumah dinas Bupati Pamekasan, Jumat (25/7/2014) malam.
Mereka berebut bantuan sosial berupa amplop berisi uang dari Bupati Pamekasan, Achmad Syafii. Petugas dari Polisi Pamong Praja yang menjaga pintu utama masuknya warga, harus kerap mendorong mereka yang berdesakan. Sebab, warga mendesak dan rebutan agar bisa masuk lebih awal.
Namun, Mat Sali, tukang becak asal Pademawu Barat, yang menerima kupon bantuan sosial mengaku enggan untuk saling rebutan masuk ke dalam rumah dinas Bupati. Alasannya karena tukang becak dan tukang ojek saling dorong hingga menyebabkan yang lain tidak bisa bergerak.
"Saya ambil belakangan saja masuknya, sebab yang lain saling desak dan saling dorong pintu pagar," kata Mat Sali.
Mat Sali merasa, seharusnya pembagian bantuan itu tidak dilaksanakan malam hari. Apalagi di depan pintu masuk tidak ada penerangan yang cukup. Sehingga warga saling rebutan. "Seharusnya diberikan bertahap di sore hari atau siang hari sesuai dengan komunitasnya masing-masing. Jangan dicampur aduk antara tukang becak dan tukang ojek," imbuhnya.
Rahmad Hidayat, Kepala Bagian Umum, Sekretariat Daerah Kabupaten Pamekasan, sampai berteriak teriak menggunakan pengeras suara agar warga tidak berebut masuk ke dalam rumah dinas Bupati. Namun teriakan itu tidak dihiraukan warga.
"Saya pastikan semua warga yang menerima kupon pasti kebagian, asalkan mereka sabar menunggu giliran," kata Rahmat.
SUMBER
+++++++++++++
Berulang terus setiap tahun.
Mestinya para amil atau pemberi zakat yang aktif mendatangi rumah-rumah penerima zakat bukan menyuruh mereka datang buat ngantri.
