SITUS BERITA TERBARU

Tak Mau Pakai Helm Demi Jambul Rambut, Ryan Koma 5 Minggu

Friday, August 23, 2013
[imagetag]Ryan Smith (kanan)

Liputan6.com, Lincolnshire: Tak ada yang lebih menyedihkan bagi orangtua ketika melihat anaknya berbaring tak berdaya di rumah sakit. Nyawa Ryan Smith masih terombang-ambing--antara hidup dan mati. Penyebabnya: ia tak mematuhi nasihat orangtuanya untuk memakai helm saat bersepeda ke tempat kerja sambilannya.

Malang, remaja 16 tahun itu tertabrak sebuah van saat bersepeda. Padahal ayahnya, Mark sudah memperingatkan, agar ia memakai helm sepeda. Tapi Ryan menolak, alasannya, ia tak mau merusak tatanan rambutnya yang keren.
Konsekuensi penolakan itu fatal, Ryan kini terbaring koma hampir 5 minggu.

"Saya selalu memakai helm. Makanya aku selalu menyuruhnya melakukan hal yang sama. Ya tapi apa yang bisa kulakukan, dia itu anak 16 tahun yang punya prinsip �rambut adalah hidupnya.� Saat melihat helm, tatapanya seakan bertaka, 'pokoknya pakai helm adalah hal yang tak akan kulakukan'," kenang Mark (44).
Menurut Mark, Ryan itu seperti anak muda lainnya. Berpikir bahwa pendapatnya selalu benar. Tanpa mempertimbangkan konsekuensinya.

"Aku bisa memaksa anak umur empat tahun untuk memakai helm. Tapi Ryan? Dia sudah remaja yang seharusnya sadar segala tindak tanduknya," kata Mark.

Tubuh Ryan yang tak sadar setelah kecelakaan dibawa dan dirawat di Pilgrim Hospital di Boston, Lincolnshire. Remaja 16 tahun itu tengah berada dalam daftar tungguuntuk dipindahkan ke bangsal spesialis neurologi di Lincoln County Hospital.

Tim medis mendianogsis, Ryan mengalami kerusakan otak hingga berada dalam situasi koma hingga sekarang.
Dampak parah itu diduga akibat kelalaian dari Ryan yang menolak menggunakan helm sepeda. Argumentasinya, ia tak suka memakainya karena akan merusak gaya rambut modisnya. Namun, jika sudah menyangkut nyawa, apakah penampilan masih penting?

Memperingatkan Orang Lain

Pada 19 Juli 2013 lalu, keluarganya menyebarkan foto anaknya yang tengah koma itu. Meski berat, langkah itu dilakukan untuk memperingatkan orangtua dan remaja lainnya agar lebih berhati-hati saat berkendara.
Setiap hari, ayahnya, Mark menghabiskan waktu duduk di samping tempat tidur Ryan. Berharap anaknya akan bangun.
Keluarga Ryan setia menunggu remaja itu sadar dari �tidurnya�.
Meski ada kemungkinan, ia akan mengalami kerusakan otak seumur hidup.

"Setiap orangtua pasti bisa merasakan apa yang kurasakan. Aku tak ingin mimpi buruk ini terjadi pada siapapun. Kami tak tahu kapan anak kami bisa bangun. Kami juga tak pernah tahu, apakah jika ia memakai helm, itu bisa menyelamatkannya. Tapi tetap saja, aku tidak ingin orangtua lain mengalami seperti apa yang kualami," ujar Mark.

Istri Mark, Julie juga ikut mendukung apa yang dilakukan suaminya. Ia juga ingin memperingatkan orangtua lain setelah putra mereka hampir tewas dalam tabrakan di dekat desa Lincolnshire, Chapel St Leonards, Inggris pada 22 Juli 2013 lalu.

Mereka memperingatkan teman-teman Ryan lainnya bahwa putranya sama sekali tak membukamatanya setelah kejadian itu. Awalnya, ia bahkan sama sekali tak merespon apapun, tetapi sekarang Ryan memberikan sinyal yang hampir tak terlihat, lengan kirinya berkedut--menandakan ia mendengar suara orang yang berbicara dengannya.

Jambul Rambut

Ryan dikenal sebagai sosok yang mencintai olahraga. Dia murid Skegness Grammar School. Dan, seharusnya akan menerima hasil GCSE (The General Certificate of Secondary Education) pada 21 Agustus 2013.

GCSE adalah sertifikat untuk materi pelajaran tertentu pada murid-muridnya yang berusia 14 sampai 16 tahun dalam pendidikan menengah di Inggris, Wales dan Irlandia Utara.

"Rasanya baru semenit lalu kami memiliki anak 16 tahun yang sehat juga ganteng, dan tak sabar menunggu hasil GCSE-nya. Anak yang hidup begitu bersemangat dengan kakinya... dan sekarang sudah tak ada lagi," tutur Mark.

Kondisinya yang tak memungkinkan melihat sendiri hasi GCSE-nya. Maka orangtuanya lah yang membacakan hasil GCSE itu pada Ryan di rumah sakit.
Cita-cita Ryan adalah menyelesaikan sekolahnya dengan nilai A sehingga mampu mengejar jurusan teknik di universitas.

Sementara, teman sekolah Ryan, Hollie Simpson (16) terkejut dengan berita kecelakaan itu. Dan, ia sudah menanamkan pedoman baru dalamdirinya agar mengenakan helm setiap bersepeda.

"Aku melihat banyak orang tidak memakai helm. Dan, aku pikir, nantinya Ryan akan mencoba mengubah pola pikir mereka," ujar gadis itu.

Hollie mengatakan, Ryan adalah orang yang sangat menyenangkan.

"Kami suka menggodanya, soal jambul di rambut. Kami selalu berpikir, hal pertama yang dilakukan setelah ia bangun adalah menyisir rambutnya ke atas," ujarnya.

Helm Bisa Mengurangi Risiko Kerusakan Otak

Meski pesepeda juara Olimpiade Sir Bradley Wiggins mendukung Undang-undang tentang pemakaian helm sepeda ketika berkendara di jalan, helm sepeda belum wajib di Inggris.

Penelitian dari Departemen Transportasi menunjukkan bahwa kematian yang disebabkan oleh bersepeda berkisar antara 10 sampai 16 persen bisa dihindari, jika pengendara sepeda menggunakan helm yang sesuai.
Sally Robinson, dari organisasi penyantun kerusakan otak, Headway mengatakan hal senada.

"Ada bukti jelas bahwa helm sepedabisa mengurangi risiko cedera otak dan mempertahankan bagian tengkorak kepala," katanya. Anjuran yang sama juga berlaku untuk pengendara sepeda motor. (Ein/Ary)

Sumber

Makanya dengarkan nasehat orang tua.. [imagetag]
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive