SITUS BERITA TERBARU

Soedarmono, Sang Penjaga Budaya Solo itu telah Tiada

Tuesday, August 13, 2013
[imagetag]
Quote:Sang penjaga budaya Kota Solo itu akhirnya meninggal dunia Minggu ( 11/8), setelah beberapa bulan berjuang mengatasi penyakit yang menggerogoti tubuhnya. Semasa hidupnya, Soedarmono SU,62 begitu kolot dan kaku terhadap siapa pun yang ingin merusak sendi-sendi budaya yang ada di kota Solo.

Dosen Jurusan Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Solo ini selalu siap menghadang pihak-pihak yang ingin merusak cagar budaya yang ada di kota. Tengok ketika ia menghadang Vastenburg, benteng kuno peninggalan kolonial yang ingin disulap menjadi hotel berbintang. Dan bagaimana saat sejarawan ini tidak mau disuap untuk upaya perobohan bangunan situs di kompleks Pabrik Es Saripetojo yang akan dibangun hotel.

Ketahanannya di dalam upaya membentengi kota Solo dari upaya pelenyapan barang-barang bersejarah itu membuat Wali Kota FX Hadi Rudyatmo merasa sangat kehilangan. "Sangat sulit mencari pengganti almarhum untuk menjaga warisan budaya yang ada di kota ini," ungkap Rudy, panggilan akrab
Wali Kota itu kepada Media Indonesia, sebelum memberikan sambutan di rumah duka depan Paragon, Solo, Senin ( 12/8).

Sejumlah sejawatnya seperti budayawan Halim HD, aktivis pergerakan Wawan Setyawan dan Winarso juga menyatakan, suami dr Soedarmini ini merupakan tokoh langka dan nyentrik, tetapi begitu setia menjaga keberadaan Solo sebagai kota peninggalan dinasti Mataram.

"Tidak seorang pun dibiarkan untuk merubah dan apalagi menghapus jejak sejarah yang menjadi ciri khas Solo sebagai pusat budaya Jawa. Pemikirannya sangat kritis dan memiliki dasar kuat yang membuat orang sulit membantah," kesan Halim HD.

Hal sama diungkap, sejawatnya di FSSR Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo,Tunjung W Sutirta yang menyebut almarhum sebagai sosok yang konsisten di bidang sejarah dan kebudayaan. " Almarhum sangat berani menyampaikan pemikirannya, meski kadang itu berbenturan dengan berbagai kepentingan
seperti kebijakan pemerintah," ujarnya.

Ratusan orang ikut mengantar jenasah sejarawan Soedarmono ke TPU Bonoloyo dari rumah duka di Jl Yosodipura. Seniman jalanan Agus Dukun terlihat menyanyikan lagu khusus sebelum jenasah menuju ke Bonoloyo.

sumber


semoga ada penerusnya
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive