Sumber:Info Jual Beli Rumah
Harga properti residensial di pasar sekunder Jakarta pada kuartal II-2013 meningkat sebesar 3,63% secara kuartalan (q-o-q). Kenaikan harga rumah terjadi di semua segmen, yaitu segmen atas sebesar 3,60% (q-o-q) dan menengah sebesar 3,74% (q-o-q). Hal ini terungkap dalam Survei Harga Properti Residensial di Pasar Sekunder Jakarta yang dirilis Bank Indonesia minggu lalu.
Peningkatan harga tertinggi pada segmen menengah, terutama terjadi di Ciganjur (4,38%, q-o-q) dan Ancol-Metro Marina (4,34%, q-o-q). Sementara itu, peningkatan harga tertinggi pada segmen atas terjadi di Kemayoran (4,93%, q-o-q) dan Duren Tiga-Pancoran (4,57%, q-o-q).
Berdasarkan wilayah, peningkatan harga rumah tertinggi terjadi di wilayah Jakarta Pusat (3,80%, q-o-q), baik pada rumah segmen atas (3,82%, q-o-q) maupun menengah (3,67%, q-o-q).
Harga tanah di pasar sekunder tumbuh lebih tinggi dibandingkan harga rumah. Secara kuartalan, harga tanah mengalami kenaikan sebesar 4,15%, lebih tinggi dari kenaikan harga properti. Kenaikan harga tanah tertinggi terjadi di segmen atas (4,17%).
Sementara itu, berdasarkan wilayah, kenaikan harga tanah tertinggi terjadi di wilayah Jakarta Pusat (4,32%) terutama di Kecamatan Menteng (4,76%) dan Kemayoran (4,09%).
Kenaikan harga properti residensial di pasar sekunder Jakarta diperkirakan akan terus berlangsung pada kuartal III-2013. Secara kuartalan, harga properti residensial sekunder diperkirakan tumbuh 3,55%, dengan kenaikan tertinggi diperkirakan terjadi pada rumah tipe menengah (2,62%, q-o-q).
Berdasarkan wilayah, kenaikan tertinggi diperkirakan terjadi di wilayah Jakarta Selatan (3,67%, q-o-q) terutama di daerah Tebet (4,00%, q-o-q) dan Jakarta Utara, terutama di daerah Kelapa Gading (4,00%, q-o-q).
Terbatasnya stok rumah tapak (landed house) mendorong tetap tingginya permintaan akan hunian sekunder di tahun 2013. Selain itu, rumah sekunder juga lebih diminati karena harganya relatif lebih murah dibanding rumah baru, dan lingkungan huniannya sudah terbentuk, sehingga lebih nyaman.
![[imagetag]](http://cdn.kaskus.com/images/2013/08/20/4009881_20130820095916.jpg)
Baca Juga Artikel Ini:
Pentingkah aturan kepemilikan asing di Indonesia
Pertumbuhan harga hunian di Jakarta dan Bali tertib
Properti Kelapa Gading:Cuma Buat yang Tahu Harga
Kayaknya niiy inpoh cocok buat pengembang sama investor gan,,,,![[imagetag]](http://cdn.kaskus.com/images/smilies/s_big_cendol.gif "Blue Guy Cendol (L)")
Harga properti residensial di pasar sekunder Jakarta pada kuartal II-2013 meningkat sebesar 3,63% secara kuartalan (q-o-q). Kenaikan harga rumah terjadi di semua segmen, yaitu segmen atas sebesar 3,60% (q-o-q) dan menengah sebesar 3,74% (q-o-q). Hal ini terungkap dalam Survei Harga Properti Residensial di Pasar Sekunder Jakarta yang dirilis Bank Indonesia minggu lalu.
Peningkatan harga tertinggi pada segmen menengah, terutama terjadi di Ciganjur (4,38%, q-o-q) dan Ancol-Metro Marina (4,34%, q-o-q). Sementara itu, peningkatan harga tertinggi pada segmen atas terjadi di Kemayoran (4,93%, q-o-q) dan Duren Tiga-Pancoran (4,57%, q-o-q).
Berdasarkan wilayah, peningkatan harga rumah tertinggi terjadi di wilayah Jakarta Pusat (3,80%, q-o-q), baik pada rumah segmen atas (3,82%, q-o-q) maupun menengah (3,67%, q-o-q).
Harga tanah di pasar sekunder tumbuh lebih tinggi dibandingkan harga rumah. Secara kuartalan, harga tanah mengalami kenaikan sebesar 4,15%, lebih tinggi dari kenaikan harga properti. Kenaikan harga tanah tertinggi terjadi di segmen atas (4,17%).
Sementara itu, berdasarkan wilayah, kenaikan harga tanah tertinggi terjadi di wilayah Jakarta Pusat (4,32%) terutama di Kecamatan Menteng (4,76%) dan Kemayoran (4,09%).
Kenaikan harga properti residensial di pasar sekunder Jakarta diperkirakan akan terus berlangsung pada kuartal III-2013. Secara kuartalan, harga properti residensial sekunder diperkirakan tumbuh 3,55%, dengan kenaikan tertinggi diperkirakan terjadi pada rumah tipe menengah (2,62%, q-o-q).
Berdasarkan wilayah, kenaikan tertinggi diperkirakan terjadi di wilayah Jakarta Selatan (3,67%, q-o-q) terutama di daerah Tebet (4,00%, q-o-q) dan Jakarta Utara, terutama di daerah Kelapa Gading (4,00%, q-o-q).
Terbatasnya stok rumah tapak (landed house) mendorong tetap tingginya permintaan akan hunian sekunder di tahun 2013. Selain itu, rumah sekunder juga lebih diminati karena harganya relatif lebih murah dibanding rumah baru, dan lingkungan huniannya sudah terbentuk, sehingga lebih nyaman.
Baca Juga Artikel Ini:
Pentingkah aturan kepemilikan asing di Indonesia
Pertumbuhan harga hunian di Jakarta dan Bali tertib
Properti Kelapa Gading:Cuma Buat yang Tahu Harga
Kayaknya niiy inpoh cocok buat pengembang sama investor gan,,,,
