Kapolsek Gandrungmangu AKP S diperiksa oleh Seksi Propam Kepolisian Resor Cilacap. Perwira polisi ini menonjok seorang sopir truk pengangkut pasir. Selain itu dia juga main bentak pada pengurus pesantren sehingga membuat marah para santri.
"Saat ini yang bersangkutan sedang diproses oleh Propam. Apapun yang terjadi, dia tetap salah," kata Kepala Polres Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Wawan Muliawan saat dihubungi wartawan, di Cilacap, Jumat (2/8). Demikian dikutip antara.
Menurut AKBP Wawan, peristiwa tersebut terjadi ketika seorang sopir truk bernama Basuki mengirim pasir untuk Pondok Pesantren Metal Tobat Sunan Kali Jaga, Desa Bulusari, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap. Pasir tersebut dibongkar di jalan dekat pesantren pada Rabu (31/7), sekitar pukul 23.00 WIB.
Secara kebetulan AKP S yang menjabat Kepala Kepolisian Sektor Gandrungmangu sedang berpatroli dan melintas di tempat itu.
Dia marah ketika mengetahui adanya tumpukan pasir di jalan, sehingga mencaci maki dan memukul Basuki.
Terkait hal itu, Kapolres menyatakan siap bertindak tegas terhadap anak buahnya yang melakukan kesalahan.
Dalam kesempatan terpisah, salah seorang santri, Rio Nurdiyanto mengatakan polisi itu mengeluarkan kata-kata kotor terhadap Basuki yang juga salah seorang pengasuh pesantren. Bahkan AKP S menonjok Basuki beberapa kali.
"Tidak hanya Pak Basuki yang jadi sasaran kemarahan S, santri yang akan memindahkan pasir menggunakan sekop. Dia melarang pakai sekop, dan menyuruh santri itu pakai tangan," katanya.
Menurut dia, aksi kekerasan yang dilakukan AKP S terhadap Basuki akhirnya memancing kemarahan para santri karena pemukulan tersebut dilakukan di depan anak yang masih berusia sekolah dasar. Kemarahan para santri dapat diredam oleh pimpinan pesantren, Kiai Soleh Ali Mahbub.
"Bahkan, Kiai Soleh Ali Mahbub mendatangi Mapolsek Gandrungmangu guna membicarakan permasalahan itu," katanya.
Akan tetapi, kata dia, AKP S justru memaki Kiai Soleh Ali Mahbub dan menyuruhnya bunuh diri dengan bahan petasan yang belum lama ini disita. Menurut dia, para santri semakin marah saat mengetahui Kiai Soleh Ali Mahbub disuruh S untuk bunuh diri.
"Oleh karena itu, keluarga pondok pesantren menggelar rapat tertutup pada Kamis (1/8) siang dan malam seusai Salat Tarawih," katanya.
Menurut dia, salah satu keputusan dalam rapat tertutup tersebut adalah melaporkan tindakan AKP S kepada pihak yang berwenang. Kiai Soleh pada Kamis malam meminta bantuan salah satu kerabat di Jakarta.
"Pak Kiai menelepon keluarga yang punya jabatan di Jakarta. Hingga akhirnya, Kapolres Cilacap dan anggota Provost datang ke sini dini hari tadi," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Kiai Soleh memastikan akan membuat laporan resmi atas perlakuan AKP S agar dapat diselesaikan melalui jalur hukum.
"Rombongan yang didampingi perangkat desa telah berangkat ke Polres Cilacap pagi tadi sebelum Salat Jumat," katanya.
sumber
"Saat ini yang bersangkutan sedang diproses oleh Propam. Apapun yang terjadi, dia tetap salah," kata Kepala Polres Cilacap Ajun Komisaris Besar Polisi Wawan Muliawan saat dihubungi wartawan, di Cilacap, Jumat (2/8). Demikian dikutip antara.
Menurut AKBP Wawan, peristiwa tersebut terjadi ketika seorang sopir truk bernama Basuki mengirim pasir untuk Pondok Pesantren Metal Tobat Sunan Kali Jaga, Desa Bulusari, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap. Pasir tersebut dibongkar di jalan dekat pesantren pada Rabu (31/7), sekitar pukul 23.00 WIB.
Secara kebetulan AKP S yang menjabat Kepala Kepolisian Sektor Gandrungmangu sedang berpatroli dan melintas di tempat itu.
Dia marah ketika mengetahui adanya tumpukan pasir di jalan, sehingga mencaci maki dan memukul Basuki.
Terkait hal itu, Kapolres menyatakan siap bertindak tegas terhadap anak buahnya yang melakukan kesalahan.
Dalam kesempatan terpisah, salah seorang santri, Rio Nurdiyanto mengatakan polisi itu mengeluarkan kata-kata kotor terhadap Basuki yang juga salah seorang pengasuh pesantren. Bahkan AKP S menonjok Basuki beberapa kali.
"Tidak hanya Pak Basuki yang jadi sasaran kemarahan S, santri yang akan memindahkan pasir menggunakan sekop. Dia melarang pakai sekop, dan menyuruh santri itu pakai tangan," katanya.
Menurut dia, aksi kekerasan yang dilakukan AKP S terhadap Basuki akhirnya memancing kemarahan para santri karena pemukulan tersebut dilakukan di depan anak yang masih berusia sekolah dasar. Kemarahan para santri dapat diredam oleh pimpinan pesantren, Kiai Soleh Ali Mahbub.
"Bahkan, Kiai Soleh Ali Mahbub mendatangi Mapolsek Gandrungmangu guna membicarakan permasalahan itu," katanya.
Akan tetapi, kata dia, AKP S justru memaki Kiai Soleh Ali Mahbub dan menyuruhnya bunuh diri dengan bahan petasan yang belum lama ini disita. Menurut dia, para santri semakin marah saat mengetahui Kiai Soleh Ali Mahbub disuruh S untuk bunuh diri.
"Oleh karena itu, keluarga pondok pesantren menggelar rapat tertutup pada Kamis (1/8) siang dan malam seusai Salat Tarawih," katanya.
Menurut dia, salah satu keputusan dalam rapat tertutup tersebut adalah melaporkan tindakan AKP S kepada pihak yang berwenang. Kiai Soleh pada Kamis malam meminta bantuan salah satu kerabat di Jakarta.
"Pak Kiai menelepon keluarga yang punya jabatan di Jakarta. Hingga akhirnya, Kapolres Cilacap dan anggota Provost datang ke sini dini hari tadi," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Kiai Soleh memastikan akan membuat laporan resmi atas perlakuan AKP S agar dapat diselesaikan melalui jalur hukum.
"Rombongan yang didampingi perangkat desa telah berangkat ke Polres Cilacap pagi tadi sebelum Salat Jumat," katanya.
sumber