6 Bulan Pertama 2013, Masyarakat Belanja via Kartu Kredit Rp 106 Triliun
Senin, 05/08/2013 11:13 WIB
Jakarta - Nilai transaksi kartu kredit hingga Juni 2013 mencapai Rp 18,18 triliun. Angka tersebut tumbuh 7% dibandingkan pada Juni 2012 lalu yang hanya sebesar Rp 16,88 triliun. Sejak Januari 2013 sampai Juni 2013, nilai transaksi kartu kredit telah mencapai Rp 106,65 triliun. Dikutip detikFinance dari data Bank Indonesia (BI), Senin (5/8/2013), volume transaksi kartu kredit pada Juni 2013 mencapai Rp 19,59 juta.
Namun transaksi kartu kredit di bulan Juni 2013 mengalami sedikit penurunan dibandingkan pada Mei 2013. Pada Mei 2013 tercatat nilai transaksi kartu kredit mencapai 18,64 triliun. BI mencatat nilai transaksi menggunakan kartu kredit terus mengalami peningkatan sejak tahun 2007 lalu. Tercatat pada 2007, transaksi kartu kredit mencapai Rp 72 triliun dan naik drastis di 2008 hingga 107 triliun. Pada 2009, 2010 dan 2011 tercatat Rp 136 triliun, Rp 163 triliun dan Rp 182 triliun. Adapun jumlah pemegang kartu kredit sampai Juni 2013 sebanyak 14,7 juta.
http://finance.detik..com/read/2013/...iliun?f9911023
Transaksi Kartu Kredit Naik, Syarat Pengajuan Kartu Kredit Diperketat
Rabu, 02 Januari 2013 , 08:18:00
JAKARTA - Masyarakat kian gemar berbelanja dengan kartu kredit terus menanjak. Ini terlihat dari tren merangkak naiknya volume dan nilai transaksi pembayaran dengan kartu kredit. Data terakhir Bank Indonesia (BI) tentang kartu kredit menunjukkan, sepanjang Oktober 2012 lalu, nilai transaksi pembayaran dengan kartu kredit sudah menembus angka Rp 17,19 triliun, naik sekitar 6,4 persen dibandingkan nilai transaksi pada periode September 2012 yang sebesar Rp 16,16 triliun.
Tren naik juga terlihat pada volume atau jumlah transaksi kartu kredit. Pada Oktober 2012, volume tercatat sebanyak 17,97 juta transaksi, lebih tinggi dari volume September 2012 yang sebanyak 17,31 juta transaksi. Jumlah kartu kredit yang beredar juga naik, dari 15,59 juta kartu pada September 2012 menjadi 15,76 juta kartu pada Oktober 2012. General Manager Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Marta mengatakan, setelah mencapai puncaknya pada momen Puasa-Lebaran Agustus lalu, nilai transaksi kartu kredit memang menunjukkan tren peningkatan. "Menjelang akhir tahun, transaksi akan naik lagi," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pada Agustus lalu, nilai transaksi kartu kredit mencapai puncaknya hingga menembus Rp 19 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode Juli 2012 (sudah memasuki Bulan Puasa) yang sebesar Rp 18,3 triliun. Lonjakan tersebut disebabkan oleh banyaknya aktifitas belanja maupun makan-minum di restoran pada saat Bulan Puasa. "Normalnya, rata-rata nilai transaksi bulanan kartu kredit di Indonesia sekitar Rp 16 triliun," katanya. Bagaimana tahun 2013? Steve mengatakan, dari sisi pertumbuhan jumlah kartu yang biasanya tumbuh 12 - 13 persen per tahun, diproyeksi akan lebih rendah atau hanya sekitar 5 persen per tahun. "Tapi, dari nilai transaksi, masih akan tumbuh signifikan, sekitar 15 persen," ucapnya.
Menurut Steve, melambatnya laju pertumbuhan jumlah kartu kredit tersebut derupakan imbas dari aturan Bank Indonesia (BI). Sebagaimana diketahui, pada Januari 2012 lalu, BI merilis Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Aturan itu menyebutkan bahwa jumlah kartu kredit dibatasi berdasarkan pendapatan nasabah tiap bulan yakni sebesar Rp 3 - 10 juta. Dengan rentang pendapatan tersebut, jumlah penerbit kartu kredit yang dapat memberikan fasilitas kartu kredit kepada seorang pemegang kartu adalah maksimum hanya dua penerbit kartu kredit.
Namun, calon pemegang dan pemegang kartu kredit yang memiliki minimum pendapatan tiap bulan di atas Rp 10 juta tidak dikenakan pembatasan tersebut. Aturan ini akan efektif berlaku mulai 1 Januari 2013. Ekonom dan Pengamat Perbankan Tony Prasetyantono mengatakan, pengetatan pinjaman melalui kartu kredit yang berlaku mulai 2013 ini merupakan bentuk sikap hati-hati (prudent) dari BI untuk menjaga kualitas kredit perbankan Indonesia. "Karena itu, pertumbuhan populasi (kartu kreditnya) dikendalikan," jelasnya.
Nilai Transaksi Kartu Kredit 2012
- Juli, Rp 18,3 triliun
- Agustus, Rp 19 triliun
- September, Rp 16,1 triliun
- Oktober, Rp 17,1 triliun
Sumber : BI
http://www.jpnn.com/read/2013/01/02/...u-Kredit-Naik-
Kartu Kredit untuk Gaya Hidup atawa Hidup Gaya
Kartu Kredit untuk Gaya Hidup atau Hidup Gaya?
2011
Kartu Kredit sudah menjadi bagian dari alat pembayaran yang penting, sudah merupakan isi dompet yang tidak boleh tertinggal. Apalagi saat ini sudah banyak kemudahan untuk mendapatkan Kartu Kredit. Proses cepat dan mudah, seseorang dapat memiliki beberapa Kartu Kredit. Ada yang merasa, semakin banyak Kartu Kredit, semakin gaya. Apalagi proses pembayaran transaksi perdagangan saat ini sudah semakin canggih. Untuk melakukan berbagai transaksi kita tidak lagi harus membutuhkan uang tunai, ini disebut dengan istilah �Cashless Society� atau �masyarakat tanpa uang tunai�. Alternatif pembayaran dan transaksi keuangan selain uang tunai semakin dirasa kemudahan dan manfaatnya; mulai dari cek, giro, kartu kredit bahkan sampai pada perintah pembayaran melalui media elektronik (ATM, e-banking dan m-banking) dan dengan telekomunikasi yaitu telebanking.
Banyak orang yang menggunakan kartu kredit sebagai media pembayaran dari berbagai transaksi yang mereka buat. Lalu tanpa terasa ada suatu masalah yang mulai muncul: Utang mulai membelit karena ketidakmampuan membayar tagihan kartu kredit (minimal payment), karena transaksi yang terlalu banyak dan tidak terkontrol atau hal-hal lainnya. Lalu bagaimana kita seharusnya menggunakan kartu kredit dengan benar? Disinilah letak garis kritisnya, pemakaian kartu kredit bisa membuat bagian dari gaya hidup anda atau malah merupakan suatu hidup gaya Anda. Dalam melakukan suatu perencanaan keuangan, kartu kredit seharusnya merupakan suatu gaya hidup yang membantu anda dalam menuju kemapanan financial, tetapi jika anda sedikit terlena maka anda akan masuk dalam jerat kartu kredit yang membuat perencanaan keuangan semakin menjauh dari tujuan hidup anda.
Sebagai ilustrasi, di Indonesia suku bunga kartu kredit amatlah tinggi, rata-rata 3.25% per bulan atau sekitar 39 % per tahun. Jenis investasi apakah yang yang bisa memberikan hasil investasi sebesar 39% per tahun untuk menutupi bunga kartu kredit itu? Dengan target keuntungan investasi (return) 39% per tahun, otomatis hanya jenis investasi beresiko tinggi yang bisa memberi hasil sebesar itu. Bagi mereka yang sudah mahir berinvestasi di instrument beresiko tinggi plus siap menanggung resikonya tentu tak masalah. Bagaimana bila tidak? Tak ada jalan lain, Anda harus melunasi dulu hutang kartu kredit tersebut. Seorang perencana keuangan yang baik tidak akan memperbolehkan nasabahnya berinvestasi apabila hutang itu belum lunas.
Lalu bagaimana jika kita sudah terjerat kartu kredit, sedangkan dana untuk melunasi hutang tersebut sangat minim? Berikut beberapa langkah dalam melunasi kartu kredit:
1. Buatlah anggaran pembayaran kartu kredit Anda, misal anda mempunyai 3 kartu kredit dengan total hutang masing-masing kartu kredit sebesar Rp 4 juta(dengan bunga 3,25%/bln), Rp 8 juta (dengan bunga 2,5%/bln) dan Rp 2 juta (dengan bunga 3%/bln), sedangkan anda hanya memiliki anggaran untuk membayar hutang tersebut adalah sebesar Rp 2,500,000 setiap bulannya, maka yang harus dilakukan adalah anda harus memprioritaskan pembayaran hutang tersebut dengan melihat kartu kredit yang memberikan bunga paling tinggi terlebih dahulu, dan bukan dari yang terbesar tagihan hutangnya.
Berikut ilustrasinya:
- Rp 1.250.000 untuk membayar tagihan dengan bunga 3,25%
- Rp 750.000 untuk membayar tagihan dengan bunga 3%
- Rp 500.000 untuk membayar tagihan dengan bunga 2,5%
2. Ajukan kartu kredit baru yang menyediakan fasilitas transfer balance dengan bunga yang lebih kecil dan segera anda tutup kartu kredit anda yang memberikan bunga yang lebih tinggi setelah anda mentransfer hutang anda tersebut (ini dikenal dengan istilah gali lubang tutup lubang)
3. Simpan untuk sementara waktu semua kartu kredit sampai Anda dapat melunasi seluruh hutang dan tutup kartu tersebut jika hutang anda telah lunas (Anda boleh menyisakan satu kartu kredit sebagai kemudahan transaksi anda)
Ilustrasi diatas menggambarkan seseorang yang menggunakan kartu kredit sebagai bagian hidup gaya, bukan gaya hidup. Lalu bagaimana menggunakan kartu kredit sebagai bagian dari gaya hidup kita? Berikut kiatnya:
- Cermati tanggal batas cetak transaksi, batas akhir pembayaran tagihan dari kartu kredit tersebut. Contoh: Setiap kartu kredit akan melampirkan batas akhir transaksi yang tercetak dibulan berjalan (biasanya tanggal 20an) dan batas akhir masa pembayaran tagihan (biasanya minggu pertama bulan berikutnya)artinya Anda memiliki 10-15 hari setelah tanggal cetak transaksi untuk melunasi hutang kita. Jangan bertransaksi pada tanggal-tanggal mendekati masa cetak karena transaksi tersebut akan langsung tercatat sebagai tagihan Anda bulan berjalan, tetapi jika Anda bertransaksi selepas tanggal cetak (misal tgl 20 Agustus) maka tagihan anda akan tertagih pada bulan depan (tanggal 20 Sept) dan anda memiliki waktu untuk melunasi hingga minggu pertama bulan Oktober (2 bulan dari waktu transaksi Anda)
- Jangan mengajukan kartu kredit baru, tetapi mintalah pada Bank penerbit kartu kredit Anda untuk menambah limit kredit karena dengan memiliki banyak kartu kredit akan menambah besar pembayaran tahunan (annual fee) Anda dan membuat kita tergoda untuk bertransaksi dengan kartu tersebut, yang mungkin akan membuat hutang Anda semakin bertambah.
- Hindari pembelian atau transaksi-transaksi konsumtif dengan kartu kredit dan jangan terjebak oleh jargon atau iklan-iklan yang dibuat oleh perusahaan penerbit kartu kredit (disc menggiurkan, beli satu gratis satu, easy pay dll) kecuali Anda akan melunasi seluruh tagihan hutang Anda pada bulan berikutnya. � Ingatlah selalu bahwa hanya karena Anda mampu membeli sesuatu, tidak berarti Anda perlu membelinya�
- Buatlah komitmen bahwa pada bulan pertama Anda memiliki tagihan kartu kredit yang tidak mampu dibayar, Anda akan menghancurkan kartu kredit anda dan tidak akan memakainya lagi (sebaiknya demikian, sebelum terbelit kewajiban financial yang lebih besar dari kemampuan Anda sebenarnya).
Masalahnya bukan pada kartu kredit itu sendiri, yang hanyalah sebuah alat yang diciptakan untuk membuat hidup kita lebih nyaman dan efektif. Inti masalahnya adalah pada penggunanya. Akar dari credit card debt (hutang kartu kredit) adalah pada kebiasaan spending atau berbelanja dari mereka yang memiliki dan menggunakan kartu kredit untuk alasan yang salah. Menggunakan kartu kredit untuk �hidup gaya� hanya akan menjadi boomerang nantinya.
TEMPO.CO
---------------------------------------------
Apa sih hebatnya punya kartu kredit segepok, kalau itu sebenarnya hanya menunjukkan bahwa si pemiliknya adalah pengutang terbesar!