Demo Metromini, Depan Balai Kota Macet
![[imagetag]](http://statik.tempo.co/data/2013/07/26/id_205625/205625_620.jpg)
Quote:Ratusan sopir Metromini berunjuk rasa di depan Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis 29 Agustus 2013. Unjuk rasa membuat kawasan tersebut macet.
Menurut pantuan Tempo puluhan Metromini dari berbagai trayek diparkir di sisi kanan Jalan Medan Merdeka Selatan, arah Gambir menuju Sudirman. Ratusan masa juga mulai menyemut di depan Balai Kota meneriakkan tuntutan unjuk rasa.
Menurut Marten Marsal, peserta demo, mereka menuntut Metromini yang dikandangkan dikeluarkan. "Sudah hampir sebulan ratusan metromini dikandangkan," ujar Marten.
Marten mengaku memiliki 15 unit Metromini. Ia menceritakan banyak sopir yang mengeluh karena kehilangan lapangan pekerjaan. Padahal mereka bertumpu dari membawa Metromini. Marten menjelaskan sopir Metromini tidak mempermasalahkan jika mereka ditindak secara hukum. Dia menuding Dinas Perhubungan DKI Jakarta tidak wajar.
"Mereka langsung mengandangkan bus padahal kan bisa ditilang dulu," ujar Marten. Selama dikandangkan pun, dia mengaku masih diperas. "Per malam kami harus bayar Rp 10 ribu dengan alasan biaya parkir di lokasi pengandangan."
Pemilik bus lainnya, Leonardo Tampubolon, berharap Dinas Perhubungan bisa segera melepaskan bus. Alasannya, untuk penghasilan sehari-hari.
SUMBER
Makanya nyupir nya yang bener klo ga mau di kandangin
Quote:Ratusan sopir Metromini berunjuk rasa di depan Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis 29 Agustus 2013. Unjuk rasa membuat kawasan tersebut macet.
Menurut pantuan Tempo puluhan Metromini dari berbagai trayek diparkir di sisi kanan Jalan Medan Merdeka Selatan, arah Gambir menuju Sudirman. Ratusan masa juga mulai menyemut di depan Balai Kota meneriakkan tuntutan unjuk rasa.
Menurut Marten Marsal, peserta demo, mereka menuntut Metromini yang dikandangkan dikeluarkan. "Sudah hampir sebulan ratusan metromini dikandangkan," ujar Marten.
Marten mengaku memiliki 15 unit Metromini. Ia menceritakan banyak sopir yang mengeluh karena kehilangan lapangan pekerjaan. Padahal mereka bertumpu dari membawa Metromini. Marten menjelaskan sopir Metromini tidak mempermasalahkan jika mereka ditindak secara hukum. Dia menuding Dinas Perhubungan DKI Jakarta tidak wajar.
"Mereka langsung mengandangkan bus padahal kan bisa ditilang dulu," ujar Marten. Selama dikandangkan pun, dia mengaku masih diperas. "Per malam kami harus bayar Rp 10 ribu dengan alasan biaya parkir di lokasi pengandangan."
Pemilik bus lainnya, Leonardo Tampubolon, berharap Dinas Perhubungan bisa segera melepaskan bus. Alasannya, untuk penghasilan sehari-hari.
SUMBER
Makanya nyupir nya yang bener klo ga mau di kandangin
