Quote:
Ilustrasi | SHUTTERSTOCK
SYDNEY, KOMPAS.COM - Di negeri seperti Australia, para perokok semakin mendapat tekanan dari para politisi, sebagai sumber pendapatan pajak, namun dari para ahli kesehatan guna mengurangi kematian akibat merokok.
Setelah pemerintah menaikkan pajak rokok senilai 5 dolar per bungkus (sekitar Rp 50 ribu) minggu lalu, situs news.com.au melaporkan usulan agar para perokok memiliki surat izin merokok untuk mengurangi perokok remaja.
Profesor Roger Magnussion dari Fakultas Hukum Universitas Sydney dan Profesor David Currow dari Institut Kanker New South Wales mengusulkan hal tersebut hari Senin (5/8) di Medical Journal of Australia. Dengan demikian, toko penjual rokok akan mengecek apakah setiap pembelian rokok dilakukan oleh orang dewasa.
Menurut mereka meskipun menjual rokok kepada mereka yang berusia kurang dari 18 tahun adalah tindakan ilegal di seluruh Australia, 2,5 persen remaja berusia 12-17 tahun merokok setiap hari. Menurut Data Statistik Kesehatan Resmi tahun 2010, 31 persen rokok yang diisap oleh orang dewasa dibeli langsung dari toko atau dari internet.
"Meskipun surat izin merokok akan meningkatkan angka pembelian rokok oleh orang dewasa untuk anak-anak, penurunan pembelian oleh anak-anak akan menurun tajam dan ini akan sangat membantu mengurangi tingkat perokok," kata kedua ahli tersebut.
Magnusson dan Currow juga menghendaki surat ijin merokok dalam bentuk kartu (smart card) bisa digunakan untuk mengumpulkan data para perokok untuk digunakan membantu mereka berhenti merokok. Kartu itu bisa digunakan untuk menganalisa apakah ada perubahan pola pembelian rokok karena adanya pola pemasaran yang dilakukan industri rokok.
Menurut laporan koresponden Kompas.com di Australia L. Sastra Wijaya, pemerintah Federal Australia ingin mengurangi tingkat perokok dari 16 ke 10 persen di tahun 2018.
Minggu lalu, dikeluarkan aturan bahwa 75 persen permukaan bungkus rokok berisi peringatan kesehatan dan tidak ada merek rokok yang besar. Minggu lalu, PM Kevin Rudd mengumumkan pajak rokok akan naik setiap tahun selama empat tahun sehingga pemerintah akan mendapatkan pemasukan sekitar 1,3 miliar dolar. Ini berarti, di tahun 2016, harga sebungkus rokok akan naik sebesar 5 dolar, sehingga setiap batang rokok akan berharga sekitar 1 dolar (hampir Rp 10 ribu).
Angka kematian akibat rokok di Australia adalah 15 ribu orang setiap tahun, dan biaya kesehatan sekitar 30 miliar dolar.
KOMPAS.com
Ilustrasi | SHUTTERSTOCK
SYDNEY, KOMPAS.COM - Di negeri seperti Australia, para perokok semakin mendapat tekanan dari para politisi, sebagai sumber pendapatan pajak, namun dari para ahli kesehatan guna mengurangi kematian akibat merokok.
Setelah pemerintah menaikkan pajak rokok senilai 5 dolar per bungkus (sekitar Rp 50 ribu) minggu lalu, situs news.com.au melaporkan usulan agar para perokok memiliki surat izin merokok untuk mengurangi perokok remaja.
Profesor Roger Magnussion dari Fakultas Hukum Universitas Sydney dan Profesor David Currow dari Institut Kanker New South Wales mengusulkan hal tersebut hari Senin (5/8) di Medical Journal of Australia. Dengan demikian, toko penjual rokok akan mengecek apakah setiap pembelian rokok dilakukan oleh orang dewasa.
Menurut mereka meskipun menjual rokok kepada mereka yang berusia kurang dari 18 tahun adalah tindakan ilegal di seluruh Australia, 2,5 persen remaja berusia 12-17 tahun merokok setiap hari. Menurut Data Statistik Kesehatan Resmi tahun 2010, 31 persen rokok yang diisap oleh orang dewasa dibeli langsung dari toko atau dari internet.
"Meskipun surat izin merokok akan meningkatkan angka pembelian rokok oleh orang dewasa untuk anak-anak, penurunan pembelian oleh anak-anak akan menurun tajam dan ini akan sangat membantu mengurangi tingkat perokok," kata kedua ahli tersebut.
Magnusson dan Currow juga menghendaki surat ijin merokok dalam bentuk kartu (smart card) bisa digunakan untuk mengumpulkan data para perokok untuk digunakan membantu mereka berhenti merokok. Kartu itu bisa digunakan untuk menganalisa apakah ada perubahan pola pembelian rokok karena adanya pola pemasaran yang dilakukan industri rokok.
Menurut laporan koresponden Kompas.com di Australia L. Sastra Wijaya, pemerintah Federal Australia ingin mengurangi tingkat perokok dari 16 ke 10 persen di tahun 2018.
Minggu lalu, dikeluarkan aturan bahwa 75 persen permukaan bungkus rokok berisi peringatan kesehatan dan tidak ada merek rokok yang besar. Minggu lalu, PM Kevin Rudd mengumumkan pajak rokok akan naik setiap tahun selama empat tahun sehingga pemerintah akan mendapatkan pemasukan sekitar 1,3 miliar dolar. Ini berarti, di tahun 2016, harga sebungkus rokok akan naik sebesar 5 dolar, sehingga setiap batang rokok akan berharga sekitar 1 dolar (hampir Rp 10 ribu).
Angka kematian akibat rokok di Australia adalah 15 ribu orang setiap tahun, dan biaya kesehatan sekitar 30 miliar dolar.
KOMPAS.com