JAKARTA, KOMPAS.com - Turunnya harga minyak dunia tidak menyurutkan dukungan Bank Indonesia terhadap rencana pemerintah mengalihkan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan, harga minyak dunia memang sebaiknya diperhitungkan, dan memang bisa menyebabkan perbedaan. Namun, Perry tidak meminta pemerintah mengurungkan niatnya.
"Kalau yang kita inginkan, saya kira faktor harga minyak luar negeri itu menjadi salah satu faktor karena harga minyak luar negeri kan akan menentukan harga keekoniman dari BBM itu dan seberapa besar subsidi yang perlu diturunkan," tutur Perry di Jakarta, Jumat (14/11/2014).
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan, harga minyak dunia memang sebaiknya diperhitungkan, dan memang bisa menyebabkan perbedaan. Namun, Perry tidak meminta pemerintah mengurungkan niatnya.
"Kalau yang kita inginkan, saya kira faktor harga minyak luar negeri itu menjadi salah satu faktor karena harga minyak luar negeri kan akan menentukan harga keekoniman dari BBM itu dan seberapa besar subsidi yang perlu diturunkan," tutur Perry di Jakarta, Jumat (14/11/2014).
Dia kembali menyatakan bahwa Bank Indonesia menyerahkan sepenuhnya besaran kenaikan harga BBM di tangan pemerintah. Pihaknya menganjurkan agar subsidi BBM tersebut dipastikan besarannya.
"Yang kedua, tentu saja akan lebih baik kalau dari sisi pemerintah setelah menaikan harga BBM subsidinya itu di-fix, apakah Rp 500 apakah Rp 1.000. Sehingga ini akan memberikan kepastian terhadap seberapa besar alokasi anggaran dari sisi fiskalnya," ujar Perry.
BI mendukung pemerintah merelokasikan subsidi untuk kesejahteraan masyarakat. Anggaran yang semula digunakan untuk subsidi bisa dialihkan untuk pertanian, infrastruktur, dan juga untuk kegiatan produktif lain, termasuk UMKM.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...Harus.Berjalan
Dikutip dari: http://adf.ly/uB8mk


