SITUS BERITA TERBARU

Jokowi: Kepemimpinan tirani adalah pencitraan tanpa kerja

Friday, November 28, 2014
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo tiba-
tiba memposting tulisan soal kepemimpinan
tirani di status akun Facebook-nya. Jokowi
menjelaskan perbedaan antara pemimpin
tirani dan pemimpin yang dipercaya rakyat.
Entah kepada siapa status itu ditujukan,
namun tulisan ini tidak berselang lama dari
tulisan SBY yang menyindir soal pemimpin
yang gemar pencitraan.


Dalam status yang diunggah di akun Jokowi
sekitar satu jam lalu, ketika diakses
merdeka.com sekitar pukul 21.00 WIB, Jumat
(28/11), Jokowi memulai tulisannya dengan
menjelaskan basis kepemimpinan dalam
demokrasi adalah kepercayaan.

"Basis kepemimpinan dalam demokrasi
adalah kepercayaan, dan kepercayaan itu
dibangun di antaranya oleh rekam jejak,
ketulusan hati dan kesungguhan dalam
bekerja."


Jokowi melanjutkan, "Beda antara
kepemimpinan yang dipercaya dengan
kepemimpinan tirani, kepemimpinan yang
dipercaya diperoleh melalui kesadaran rakyat
atas tujuan tujuan negara, sementara
kepemimpinan tirani adalah membungkam
kesadaran rakyat bisa itu dengan bayonet
atau pencitraan tanpa kerja."

Dan Jokowi menutupnya dengan kalimat "Dan
dalam kepemimpinan saya hal paling penting
adalah membangun kepercayaan rakyat
dengan kesadaran penuh bahwa ada tujuan-
tujuan besar negara ini menuju kemakmuran
Indonesia Raya."

Sebelumnya, SBY siang tadi melalui kultwit di
akun @SBYudhoyono membuat tulisan soal
kepemimpinan tirani.

Sesungguhnya hidup ini universitas yang
abadi. Mari kita saling belajar, saling
berbagi dan saling menasihati. *SBY*

Dalam dunia politik, kekuasaan menjadi
yang utama. Raihlah kekuasaan itu dengan
cara yang benar & gunakan pula secara
benar.

Kekuasaan juga menggoda. Karenanya,
gunakanlah secara tepat & bijak. Jangan
sewenang-wenang & jangan melampaui
kewenangannya.

Nenek moyang kita mengingatkan, hendaknya
kekuasaan tidak digunakan bak: "Besar
hendak melanda, panjang hendak melindih"

Tidakkah Allah SWT memberikan kekuasaan
kepada yang dikehendaki, dan mencabut
kekuasaan itu dari siapa yang dikehendak

Kebenaran mutlak adalah milik Tuhan.
Karenanya, janganlah selalu membenarkan
yang kuat, tetapi perkuatlah kebenaran.

Petik pelajaran di dunia. Pemimpin yang
selalu dibenarkan apapun perkataan &
tindakannya, tak disadari bisa menjadi
diktator atau tiran.

Setiap pemimpin pastilah ingin berbuat yg
terbaik. Tidak ingin jadi diktator atau tiran
& kemudian harus jatuh, seperti yg kerap
terjadi.

Karenanya, dengan tetap menghormati
pemimpin, rakyat bisa menyampaikan kritik
& sarannya. Pemimpin mesti sabar
mendengarkan.


Kritik itu laksana obat. Jika dosis & cara
meminumnya tepat, badan menjadi sehat.
Mengkritik pemimpin haruslah beretika &
patut.

sumber


Link: http://adf.ly/ujYYW
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive