
Khoirul Huda, Kepala Pos Pemantauan Gunung Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, mengatakan hujan abu yang dialami warga Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang bukan merupakan dampak aktivitas vulkanis Gunung Kelud. "Itu tidak ada hubungannya dengan kawah," kata Khoirul kepada Tempo, Ahad, 4 Mei 2014.
Dia menjelaskan, hujan abu tersebut adalah dampak sekunder yang muncul seusai proses erupsi Gunung Kelud pada 13 Februari lalu. Tumpukan awan panas yang mengendap di hulu sungai aliran lahar Gunung Kelud terurai oleh air hujan sehingga menimbulkan percikan seperti debu. Seluruh proses tersebut berlangsung di luar kawah Kelud dan sama sekali tidak terkait dengan aktivitas vulkanis.
Khoirul mengimbau warga yang berdekatan dengan Gunung Kelud untuk tidak khawatir akan hal itu. Justru yang harus diwaspadai, kata dia, adalah aliran lahar hujan dari hulu sungai yang melewati permukiman penduduk.
Peningkatan aktivitas Gunung Merapi dan Gunung Slamet, kata dia, sama sekali tidak mempengaruhi Gunung Kelud. Menurut dia, setiap gunung memiliki kantong lahar sendiri dan tidak saling bertautan. Aktivitas kegempaan Gunung Kelud yang terekam saat ini yakni sebelas kali gempa tektonis jauh dan 1 kali gempa vulkanis dangkal. "Status Kelud masih waspada," kata Khoirul.
Sejak pagi tadi, kedatangan wisatawan ke gunung api ini masih terpantau ramai. Mereka sibuk mengabadikan pemandangan alam di lereng gunung yang berubah menjadi lautan pasir tandus setelah terjadi letusan hebat tiga bulan lalu. "Sektor pariwisata terus jalan, tidak ada yang terganggu," kata Edhi Purwanto, juru bicara Pemerintah Kabupaten Kediri.
SUMBER


