TRIBUNNEWS.COM,YOGYA - Kendala lainnya yang dihadapi untuk mengelola Selokan Mataram adalah banyaknya kolam ikan.
Ketika pagi hari, petugas menutup pintu air yang mengarah ke kolam melalui Kali Gayam; namun ketika petugas pergi, dibuka lagi oleh warga setempat. Hal itu terjadi berulang-ulang.
Di Kali Gayam tersebut, lanjut Hari, bentuk alirannya bercabang. Pada Selokan Mataram terdapat gorong-gorong yang mengarah ke timur.
Namun, di sampingnya terdapat pintu pembuangan yang mengarah ke Kali Gayam yang fungsi awalnya ketika musim penghujan, untuk mengurangi debit air di Selokan Mataram.
Namun oleh warga setempat, ketika musim kemarau dan sulit air, saluran pembuangan tersebut tetap dibuka. Sehingga debit air ke arah timur selalu berkurang.
Bahkan petugas juga berulang kali menemukan, gorong yang mengarah ke timur disumbat dengan batu, pohon pisang, dan lain-lain.
"Dulu kita menutupnya dengan cara dicor pada siang hari, tapi sorenya dirusak oleh orang-orang komunitas kolam ikan di sana," kata Koordinator Kantor Pengamatan Mataram II BBWSO, Hari Subandriyo.
Persoalan lain, pada pintu air di sepanjang Selokan Mataram,ternyata banyak pihak yang menduplikat kuncinya. Sehingga mereka dapat membuka sesuai kehendaknya.
Padahal, pembukaan pintu air tersebut sudah terjadwal agar semuanya memeroleh aliran air.
"Untuk kunci itu memang yang memegang ya petugas, tapi kan banyak yang menduplikat. Jadi kita kewalahan mengendalikan itu. Sebetulnya kalau bisa diatur ya enak," kata Hari.
sumber
Kok bisa kuncinya di duplikat pak......??????
Link: http://adf.ly/uGFEU
Ketika pagi hari, petugas menutup pintu air yang mengarah ke kolam melalui Kali Gayam; namun ketika petugas pergi, dibuka lagi oleh warga setempat. Hal itu terjadi berulang-ulang.
Di Kali Gayam tersebut, lanjut Hari, bentuk alirannya bercabang. Pada Selokan Mataram terdapat gorong-gorong yang mengarah ke timur.
Namun, di sampingnya terdapat pintu pembuangan yang mengarah ke Kali Gayam yang fungsi awalnya ketika musim penghujan, untuk mengurangi debit air di Selokan Mataram.
Namun oleh warga setempat, ketika musim kemarau dan sulit air, saluran pembuangan tersebut tetap dibuka. Sehingga debit air ke arah timur selalu berkurang.
Bahkan petugas juga berulang kali menemukan, gorong yang mengarah ke timur disumbat dengan batu, pohon pisang, dan lain-lain.
"Dulu kita menutupnya dengan cara dicor pada siang hari, tapi sorenya dirusak oleh orang-orang komunitas kolam ikan di sana," kata Koordinator Kantor Pengamatan Mataram II BBWSO, Hari Subandriyo.
Persoalan lain, pada pintu air di sepanjang Selokan Mataram,ternyata banyak pihak yang menduplikat kuncinya. Sehingga mereka dapat membuka sesuai kehendaknya.
Padahal, pembukaan pintu air tersebut sudah terjadwal agar semuanya memeroleh aliran air.
"Untuk kunci itu memang yang memegang ya petugas, tapi kan banyak yang menduplikat. Jadi kita kewalahan mengendalikan itu. Sebetulnya kalau bisa diatur ya enak," kata Hari.
sumber
Kok bisa kuncinya di duplikat pak......??????
Link: http://adf.ly/uGFEU