SITUS BERITA TERBARU

Pagar Tembok SMAN 13 Roboh

Monday, November 3, 2014
Gunakan Ekskavator Supaya Pengerukan Saluran Air Cepat Selesai, Pagar Tembok SMAN 13 Roboh


Seorang pekerja sedang menghancurkan sisa puing pagar tembok SMAN 13, Kecamatan Koja, Jakarta Utara yang roboh karena pengerukan saluran air yang menggunakan ekskavator tersebut tidak diberi jarak dengan pondasi tembok, Minggu (2/11).


Jakarta - Tidak ingin membuang-buang waktu pengerjaan pengerukan saluran air, kontraktor yang ditunjuk oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta gunakan ekskavator kecil untuk mengeruk saluran air yang nantinya akan dipasang u-ditch (saluran drainase yang terbuat dari beton bertulang dengan bentuk huruf U disertai penutup) tanpa memberi jarak dengan pondasi bangunan di samping saluran air. Alhasil sepanjang 80 meter sisi selatan pagar tembok SMAN 13 tersebut yang berada di Jalan Dahlia 2, Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara tersebut ambruk pada Sabtu (1/11) sore.

Nugroho (44), warga RT04/RW13 yang rumahnya berada di depan pagar tembok yang ambruk tersebut mengatakan, ia mendengar suara sangat kencang seperti rumah runtuh pada Sabtu (1/11) pukul 17.00 WIB. "Suaranya bikin kaget warga sekitar sini, saya kira ada gempa bumi, enggak tahunya tembok sekolah depan rumah ambruk," ujar Nugroho, Minggu (2/11) sore.

Menurut Nugroho, pengerjaan yang dilakukan oleh para pekerja tersebut cenderung dikerjakan dengan instan serta asal-asalan tanpa mempertimbangkan dampak pengerjaan pada konstruksi tembok sekolah. "Baru beberapa hari mulai kerjanya di jalan sini enggak tahunya hampir dari ujung ke ujung sudah mau selesai, rupanya mereka pakai alat berat dalam pengerjaannya," tandas Nugroho.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 13, Noviola Leni, mengatakan insiden rubuhnya pagar tembok setinggi tiga meter tersebut tidak sampai melukai anak didiknya, sebab pada waktu tersebut kegiatan ekstrakurikuler telah usai. "Alhamdullilah tidak sampai memakan korban jiwa, saya juga baru dikabari oleh staf pengajar tadi malam dan langsung mengecek kondisi tembok tersebut," ujar Novi.

Novi menjelaskan selain tembok tersebut, kerusakan yang cukup parah juga menimpa pada dinding dan atap bangunan koperasi guru yang letaknya berada di pojok sudut sisi selatan sekolah. "Kalau dari umur bangunan (pagar tembok dan bangunan koperasi) seharusnya masih kuat, namun karena ini dikeruknya menggunakan alat berat dan tidak mempertimbangkan pemberian ruang jarak makanya jadi seperti ini," lanjut Novi.

Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah (Dikmen) Jakarta Utara, Mustafa Kemal yang mendatangi lokasi rubuhnya tembok tersebut melihat pengerjaan oleh kontraktor tidak profesional karena tidak mengikuti standar teknis pengerjaan. "Ini harusnya dipasang tiang penyangga ke tembok, tetapi malah tidak dipasang. Paling parah mereka ini mengeruk saluran tanpa memberi sisa jarak sedikitpun pada pondasi tembok, ya pasti robohlah," ujar Kemal.

Kemal mengungkapkan dari informasi yang diperolehnya, kontraktor pengerjaan saluran air di lokasi tersebut adalah PT Sigura Gura Maju Jaya. "Kami akan secepatnya berkoordinasi dengan Sudin PU Jakarta Utara untuk menghubungi pengawas dan penanggung jawab proyek tersebut dan meminta pertanggungjawaban mereka," tegas Kemal.

Salah seorang pekerja proyek pengerukan saluran air tersebut yang mengaku bernama Ade Suryana (38) mengakui pengerjaan saluran air di jalan Dahlia 2 merupakan salah satu titik pengerjaan dari Jalan Sindang dan Jalan Melur. "Kami cuma dikasih waktu dua setengah bulan sama yang punya proyek, makanya biar cepat ya harus pakai ekskavator," jelas Ade.

Ade berdalih, tembok yang rubuh tersebut bukan karena dikerjakan dengan ekskavator, tetapi karena besi penyangga yang digunakan pada tembok sekolah tersebut menggunakan besi dengan ukuran 6 centimeter (cm). "Padahal kalau tembok sepanjang itu, minimal harusnya menggunakan besi 12 cm, dan lagipula kalau dilihat dari segi pondasinya terlalu dipaksakan untuk menampung material puing urukan yang terlalu tinggi dan tidak padat," kata Ade.

Ade mengaku sudah dihubungi oleh pengawas proyek tersebut untuk memperbaiki dinding dan bangunan koperasi sekolah tersebut yang rubuh dan rusak. "Tapi kata atasan saya itu diperbaikinya nanti setelah pengerukan saluran selesai dan u-ditch juga sudah dipasang," tutup Ade.

Penulis: CRB/NAD

Sumber: beritasatu



Gimana nih yg ngerjakan pengerukan koq sampe ambruk gitu pagarnya?
Gw turut prihatin karena gw alumnus SMAN 13 Jkt.


Foto tambahan dari TKP:



Link: http://adf.ly/tgtP5
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive