Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tak mau dirinya disebut musuh pedagang kaki lima (PKL). Pemberantas PKL. Yang sesungguhnya terjadi, Ahok mau PKL menjadi usaha resmi.
Ahok tak sudi PKL diperas. Dia tak rela pedagang menyetorkan duit keamanan kepada preman atau penguasa daerah tertentu. Di mata Ahok, ketimbang ke preman, lebih baik PKL setoran ke kas Pemprov DKI.
"Kita nggak pernah berantas PKL, kita justru pingin resmikan PKL. Kan saya bilang, saya raja preman baru. Lu setor ke kita, masuk ke kas pemda. Pake autodebet. Lu ngapain setor ke preman, setor ke kita aja, kita preman baru," Ahok tergelak.
Menurut Ahok, preman adalah pengisap darah PKL. Tak cuma menyasar PKL, mereka juga mengusai sejumlah tempat parkir liar. Jangan ditanya berapa pendapatan mereka, luar biasa! Rp9 juta per hari.
Ke depan, Ahok tak ingin ada lagi parkir liar di Ibu Kota. Lahan parkir harus dikelola dengan baik karena pendapatan dari unit usaha itu lumayan besar.
"Lu lihat di Sabang, sehari (mereka) dapat Rp500 ribu doang. Sekarang baru setengah trotoar dirapiin, sampai jam 10 malam, rata-rata Rp7 juta. Artinya semalem dapet Rp9 juta. Makanya kalau ketauan kan ditangkep, (denda) 2 kali UMP. Sekarang baru uji coba," terang Ahok.
SUMBER
Mantab Ko Ahok
Link: http://adf.ly/tkHZx
