
Sang senior itu mengungkapkan, saat kejadian pada Senin, 28 April 2014, Renggo menjatuhkan air es seharga Rp. 1.000 yang dibelinya di kantin sekolah. "Bukan pisang goreng, tapi dia jatuhin es saya," kata dia di rumah duka, Ahad, 4 Mei 2014.
Menurut dia, setelah kejadian itu Renggo tidak pernah meminta maaf kepada dirinya. "Dia cuma kembaliin uang Rp 500," ujarnya. Karena itu, dia menegur Renggo hingga terjadi perkelahian di dalam kelas. "Dia (Renggo) duluan yang mukul pipi saya, terus saya bales dengan nendang pantatnya, terus saya pergi," katanya.
Renggo meninggal setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Ahad, 4 Mei 2014, pukul 01.00 WIB. Jenazah Renggo dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Kampung Asem, Makasar, Jakarta Timur.
Sebelumnya, kakak tiri Renggo, Yesy Puspadewi, 31 tahun, menceritakan peristiwa penganiayaan terjadi di dalam kelas Renggo saat jam istirahat sekolah, pada Senin itu. "Katanya, adik saya nyenggol dia saat berjalan di halaman sekolah, akibatnya pisang goreng pelaku seharga seribu rupiah terjatuh," kata Yesy kepada Tempo, Ahad, 4 Mei 2014.
Menurut Yesy, sebenarnya Renggo telah minta maaf dan mengganti pisang goreng pelaku yang terjatuh. "Tapi, pelaku sama dua temannya mengikuti Renggo sampai ke kelasnyan," ujarnya.
Di kelas Renggo, pelaku memukul Renggo saat dia hendak menengok ke belakang. "Dia juga memukul perut, wajah dan bokong adik saya sampai jatuh," kata Yesy. Saat kejadian, temannya berjaga di luar kelas hingga penganiayaan selesai.
Seusai kejadian itu, Renggo sempat pulang ke rumahnya di Gang Raban RT 05/05, Kelurahan Halim Perdanakusuma, Makassar, Jakarta Timur. "Tapi, besoknya, dia nggak masuk sekolah karena demam dan muntah," ujarnya. Keluarga sempat membawa Renggo ke dokter, pada Selasa, 29 April 2014. "Tapi, enggak sembuh-sembuh, akhirnya dibawa ke dokter lagi esoknya," kata Yesy.
Saat diperiksa pada Rabu, 30 April 2014, dokter menemukan adanya luka lebam di bagian tubuh Renggo. "Ada luka biru-biru di perut Renggo. Dokter menduga, Renggo mengalami penganiayaan menggunakan benda tumpul," ujarnya.
Keluarga pun menanyakan luka tersebut kepada Renggo. "Dia pertamanya bilang akibat berkelahi, tapi terus ngaku kalau dia dipukul temannya," ujarnya.
Keadaan Renggo semakin memburuk pada Sabtu, 3 Mei 2014, pukul 23.00. "Dia kejang-kejang sampai muntah darah, kami langsung bawa ke RS Polri," kata Yesy. Sesampainya di RS Polri, Renggo langsung menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Namun, nyawa Renggo tak dapat diselamatkan. "Renggo dinyatakan meninggal pukul 01.00 (Ahad, 4 Mei)," ujarnya. Renggo telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Asem, Makassar, Jakarta Timur.
SUMBER


