Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak akan terlibat dukung-mendukung calon presiden dan wakil presiden dalam pilpres 9 Juli mendatang. Jika pun diminta nasihat dan arahan, PBNU hanya akan menyampaikan kriteria.
"Secara pribadi saya punya pilihan. Tetapi tidak etis saya katakan di sini. Saya hanya bisa menyampaikan kriteria. Menurut saya, ada tiga kriteria pokok yang harus dimiliki oleh calon pemimpin negeri ini," kata Wakil Ketua Umum PBNU KH As'ad Said Ali menjawab pertanyaan wartawan di sela peringatan hari lahir (harlah) NU di gedung PBNU, Jakarta, sebagaimana rilis yang diterima detikcom, Jumat (16/5/2014) malam.
Pertama, kata As'ad, calon pemimpin Indonesia harus dekat dengan rakyat. Kedua, calon pemimpin haruslah orang yang benar-benar bersih dan tidak pernah melakukan kesalahan besar di masa lalu.
"Kalau dekat dengan rakyat, maka dia akan tahu aspirasi rakyat. Intinya jangan memilih pemimpin yang pernah melukai atau pernah merugikan bangsa," katanya.
Ketiga, secara lebih khusus As�ad menyebutkan, kriteria calon pemimpin yang direkomendasikan PBNU adalah tokoh yang tidak pernah melakukan kedzaliman kepada warga NU di masa silam.
"Secara pribadi saya punya pilihan. Tetapi tidak etis saya katakan di sini. Saya hanya bisa menyampaikan kriteria. Menurut saya, ada tiga kriteria pokok yang harus dimiliki oleh calon pemimpin negeri ini," kata Wakil Ketua Umum PBNU KH As'ad Said Ali menjawab pertanyaan wartawan di sela peringatan hari lahir (harlah) NU di gedung PBNU, Jakarta, sebagaimana rilis yang diterima detikcom, Jumat (16/5/2014) malam.
Pertama, kata As'ad, calon pemimpin Indonesia harus dekat dengan rakyat. Kedua, calon pemimpin haruslah orang yang benar-benar bersih dan tidak pernah melakukan kesalahan besar di masa lalu.
"Kalau dekat dengan rakyat, maka dia akan tahu aspirasi rakyat. Intinya jangan memilih pemimpin yang pernah melukai atau pernah merugikan bangsa," katanya.
Ketiga, secara lebih khusus As�ad menyebutkan, kriteria calon pemimpin yang direkomendasikan PBNU adalah tokoh yang tidak pernah melakukan kedzaliman kepada warga NU di masa silam.
Dalam kesempatan itu, As'ad juga mengingatkan warga untuk tidak larut dalam kampanye negatif yang dilancarkan oleh para tim sukses pemenangan calon presiden, terutama terkait isu agama.
"Sekarang semua orang ingin menjadi pemimpin. Namun cara-cara kampanye yang dilakukan dengan menebar fitnah itu tidak dibenarkan," katanya.
Terkait kemungkinan menyebarnya suara warga NU dalam pilpres mendatang karena PBNU tidak secara tegas mengarahkan dukungan kepada salah satu calon, As'ad mengatakan PBNU tidak merasa khawatir.
"PBNU sudah menjelaskan kriteria. Itu sudah cukup. Dan memang pilihan warga tetap tidak bisa dipaksakan," pungkasnya.
Sumber:
Katanya PBNU dukung Prabowo????


Ini kok Mbah As'ad ngasih kriteria yang lebih cenderung ke JOKOWI sih???


