SITUS BERITA TERBARU

Wawancara Blakblakan Danang Penembak Kucing

Saturday, March 8, 2014
TEMPO.CO, Yogyakarta - Danang memakai kaus dan celana pendek selutut. Bagian perutnya menonjol, wajahnya gelap, mungkin karena sering panas-panasan. Ia memiliki tato di sekujur tubuh dan di pergelangan kaki kanan. Siang itu ia sedang mengawasi putrinya yang berusia setahun duduk manis di halaman rumahnya di Dusun Berbah, Sleman, saat Tempo datang, Rabu, 5 Maret 2014.

Mulai hari itu, pria berusia 30 tersebut tak lagi bekerja. Sejak foto kucing mati jadi bola panas, perusahaan tempat Danang bekerja langsung memecatnya. Sepanjang wawancara, Danang tampak tenang. Ia ceplas-ceplos menjawab pertanyaan. Bahkan sesekali lelaki berkacamata itu melontarkan banyolan. Berikut ini petikannya.

Kenapa Anda membunuh kucing?
(Hewan) itu mencuri lauk. Sudah berkali-kali. Saya spontan menembaknya. Terakhir kali, mertua saya masak opor, ada kucing yang nyolong. Saya tembak dia.

Tidak takut dihukum?
Kucing itu hewan liar. Tak dilindungi undang-undang. (Ia lantas membuka kutipan Pasal 302 KUHP yang di telepon genggamnya). Ini, mana ada.

Anda dikabarkan sudah membunuh empat kucing? Benar?
Salah itu.

Yang benar...
Sembilan.

Kok, Anda tega?
Saudara mencuri saja saya pukul, apalagi hewan. (Ia lantas bercerita, beberapa hari lalu ada seorang saudara mencuri isi celengan milik anaknya)

Di mana bangkai-bangkai kucing itu Anda buang?
Saya kubur di halaman rumah. Saya juga masih punya hati. Gali saja itu (ia menunjuk halaman rumahnya), pasti banyak tulang-tulang.

Pakai senapan apa Anda menembak, ada izin senapannya?
Senapan angin biasa, dengan peluru 4,5 milimeter. Kalau di bawah 5 milimeter tak perlu izin. Tapi, kalau di atasnya, harus ada izinnya.

Anda memang mahir menembak?
Senapan saya ada inframerah dan teropongnya. (Lagi pula) pelurunya beda. (Ia lantas memperlihatkan sekaleng peluru. Pelornya berujung lancip). Ini buatan Jerman. Ini akurat, tidak bisa dibelokkan angin.

Di jagat maya Anda dikecam sebagai psikopat. Apa tanggapan Anda?
Orang ngomong (disebut) psikopat itu harus ada tesnya, loh. Tidak sembarangan. Hati-hati.

Anda dilaporkan ke polisi...
Saya tak ke mana-mana. Kalau ada proses (hukumnya), silakan saja. Tapi, kalau sampai tak terbukti, saya tuntut balik mereka dengan pencemaran nama baik.

Ada niat menyewa pengacara?
(Ia diam dan tersenyum). Sekarang ini saya pengacara (singkatan dari pengangguran banyak acara).

Sebuah lembaga pencinta binatang membuat petisi online agar Anda dihukum...
Prek!

(Ketika wawancara sedang berlangsung, seekor kucing melintas di depan Danang)

Nah itu kucing, apa saya harus minta maaf sama dia. Coba bagaimana ngomongnya?

Itu kucing, tidak Anda tembak?
Loh, di rumah ini juga ada kucing. Di belakang rumah itu ada empat anak kucing. Masih kecil-kecil. Tidak tahu juga dari mana. Tetangga tak ada yang ngaku (punya kucing bunting). Ayo saya tunjukkan.

(Ia lantas mengajak Tempo ke belakang rumah, di situ empat anak kucing mengeong). Ini masih kecil lucu. Kalau sudah besar mencuri, saya tembak juga.

Di rumah Anda ada hewan-hewan lain. Anda suka melihara binatang juga?
Saya memelihara kura-kura. Itu ada di dalam rumah. Di sana (ia menunjuk kandang ayam, perkutut, dan kenari) ada burung dan ayam. Saya suka reptil. Bahkan saya anggota komunitas reptil (ia menyebut nama komunitas reptil di Yogyakarta, tapi meminta tak ditulis namanya). Tanya ke mereka Danang Edan. Ha-ha-ha...

Selain hewan-hewan itu, Anda pernah memelihara binatang apa lagi?
Dulu saya pernah memelihara ular. Saya juga pernah memelihara tiga ekor anjing siberian husky.

Selain dipecat dari pekerjaan, apa dampak kasus ini pada Anda?
Istri saya diteror di telepon. Padahal dia kan tak ada sangkut pautnya dengan masalah ini. Ini saya punya HP lima (ia mengeluarkan lima unit telepon genggam miliknya). Tak satu pun yang telepon ke sini.

Teror?
Foto anak saya masak ikut-ikutan dipajang (di Internet). Padahal dia kan masih anak-anak. Kenapa dilibatkan?

Di jagat maya nama Anda Danang Sutowijoyo. Itu nama asli?
Ha-ha-ha... nama saya Danang Sulistyo. Itu hanya nama akun Facebook saya. Dulu kakek saya sama-sama usul nama untuk saya pas lahir. Satu Danang Sutowijoyo dan satunya Broto Sulistyo. Akhirnya diambil jalan tengah.

Facebook Anda sudah tak aktif lagi. Kenapa?
Katanya jaringan pertemanan, malah jadi menebar permusuhan. Sekarang malas main Facebook.

Foto kucing mati itu memang awalnya bagaimana?
Saya itu hanya pasang foto di Facebook. Tak tahu juga di Path, di blog, itu dari mana.

Anda menggungah berapa foto?
Cuma satu, yang kucingnya kuning. Itu memang foto saya. Itu pun foto lama. Kalau tak salah Mei 2013.

Kok, di Internet banyak sekali foto yang menerangkan itu korban Anda, ada kucing, ada burung?
Nah, itu juga. Saya tak tahu.

SUMBER: http://www.tempo.co/read/news/2014/0...bak-Kucing/1/0





SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive