Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengutarakan bahwa saat ini Pemerintah harus bekerja keras menjaga kesehatan fiskal. Peningkatan anggaran subsidi harus diwaspadai karena naiknya harga minyak ataupun peningkatan konsumsi BBM subsidi itu sendiri.
"Pemerintah saat ini memang harus kerja keras menjaga fiskal, kita tidak boleh berhenti karena meningkatnya subsidi maupun dari konsumsi atau harga minyak," ujar Hatta di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, kisaran harga minyak dunia saat ini masih sesuai dengan yang diperkirakan pemerintah. Namun, volume pemakaian BBM subsidi memang harus dijaga ketat. "Kami sedang memikirkan dan bagaimana solusi itu bisa dibatasi. Karena, kalau defisit tidak mungkin melebihi 3%. Seperti apa tunggu saja. Ininya kita akan menjaga fiskal kita," tegas Hatta.
Namun, dengan membludaknya konsumsi, apakah harga BBM subsidi akan kembali naik? Hatta enggan menjawab ini dengan tegas. Hatta hanya mengatakan saat ini belum ada rencana kenaikan harga BBM subsidi.
"Sampai saat ini belum ada pembicaraan. Saya tidak ingin bicara ada atau tidak ada kenaikan. Jangan katakan ada kenaikan atau tidak ada kenaikan. Sampai saat ini belum ada rencana kenaikan," pungkas ketua umum PAN ini.
Sebagai informasi sebelumnya, Bank Dunia menilai target Pemerintah untuk mencapai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di kisaran 2,5% sulit dicapai. Sekali pun ada rencana mengajukan APBN Perubahan, disertai pemangkasan belanja rutin di beberapa pos, langkah yang lebih tepat disebut-sebut ialah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. (FA)
sumber
waduh kalo harga bbm naik lagi bisa pusing...


