MFMW, adalah organisasi non pemerintah yang aktif mengkampanyekan hak-hak buruh migran di Hongkong. Bertempat di In Media, Wanchai, MFMW bersama JBMI mengadakan edukasi menulis. Edukasi ini bertujuan untuk mengikis ketakutan yang dialami perempuan buruh migran yang rentan terhadap kekerasan verba maupun fisik.
Edukasi ini terbagi menjadi beberapa pertemuan. Pada pertemuan tanggal 26 Oktober, para peserta dipersilakan untuk memilih gambar berbagai macam ekspresi kucing sebagai gambaran karakter masing-masing. Kemudian masing-masing dari peserta menjelaskan ekspresi apa yang dipilih dan alasan kenapa memilih gambar tersebut.
Dari berbagai ekspresi yang dipilih beserta ulasan masing-masing peserta, yang mayoritas menyampaikan keadaan pekerjaan di rumah majikan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mengalami tekanan di rumah majikan. Besar kecilnya tekanan ini tentu berbeda, begitu pula cara menghadapi bentuk tekanan tersebut dan apa yang harus dilakukan.
Curhat dengan teman, menyampaikan keluhan pada agensi, melawan kata-kata majikan, atau menyimpannya sendiri adalah jawaban-jawaban dari para peserta.
Untuk itu, Cinthiya mengatakan pentingnya membuat atau menulis catatan harian. "Catatan ini akan sangat berguna jika suatu saat kita mengalami masalah. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan, katakanlah suatu musibah telah terjadi, dan kita tidak dapat mengingat atau pun mengungkapkan sesutu. Maka catatan yang kita buat setiap hari ini akan sangat membantu."
Pertemuan selanjutnya tanggal 9 November, masih di tempat yang sama. Kali ini Fongie & Jude yang menjadi trainer. Sebelum dimulai, peserta diajak untuk bermain melatih konsentrasi dan kecepatan daya tangkap. Permainan ini dilakukan kurang lebih 10 menit.
Fongie mengatakan, perlunya mengenali diri kita terlebih dahulu sebelum memulai menulis. Apa yang menonjol dan apa yang kurang dari kita sendiri. Peserta diberi waktu 10 menit untuk menuliskannya.
Kemudian Jude, memberikan edukasi bagaimana caranya menulis. Menurutnya ada langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menulis :
1. Mengawali
Apa dan bagaimana kita mengawali sebuah tulisan, dan tema apa yang ingin disampaikan.
2. Berjalan
Bagaimana tulisan tersebut dapat terus berlanjut, dari paragraf satu ke paragraf selanjutnya, sehingga tulisan tersebut mampu menyampaikan cerita yang utuh.
3. Akhir
Bagaimana tulisan tersebut akan diakhiri.
Pada bagian ini, Jude memetakannya menjadi dua bagian, yaitu open dan close.
"Open" artinya, bahwa setelah tulisan tersebut diakhiri, memberi kemungkinan kepada orang lain untuk menambahi, memberi masukan. "Close" artinya, tulisan tersebut tertutup bagi orang lain untuk memberi tambahan dan saran.
Jude, menyarankan untuk opsi "open" pada akhir tulisan. Sebuah tulisan juga harus memberikan pesan kepada pembacanya, selain itu juga harus diperhatikan penyusunan kalimat dan alur, agar tulisan tersebut dapat dipahami pembaca. ( Aiyu Nara)
Sumber : www.imwu.buruhmigran.or.id
Link: http://adf.ly/uGUUx
Edukasi ini terbagi menjadi beberapa pertemuan. Pada pertemuan tanggal 26 Oktober, para peserta dipersilakan untuk memilih gambar berbagai macam ekspresi kucing sebagai gambaran karakter masing-masing. Kemudian masing-masing dari peserta menjelaskan ekspresi apa yang dipilih dan alasan kenapa memilih gambar tersebut.
Dari berbagai ekspresi yang dipilih beserta ulasan masing-masing peserta, yang mayoritas menyampaikan keadaan pekerjaan di rumah majikan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mengalami tekanan di rumah majikan. Besar kecilnya tekanan ini tentu berbeda, begitu pula cara menghadapi bentuk tekanan tersebut dan apa yang harus dilakukan.
Curhat dengan teman, menyampaikan keluhan pada agensi, melawan kata-kata majikan, atau menyimpannya sendiri adalah jawaban-jawaban dari para peserta.
Untuk itu, Cinthiya mengatakan pentingnya membuat atau menulis catatan harian. "Catatan ini akan sangat berguna jika suatu saat kita mengalami masalah. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di depan, katakanlah suatu musibah telah terjadi, dan kita tidak dapat mengingat atau pun mengungkapkan sesutu. Maka catatan yang kita buat setiap hari ini akan sangat membantu."
Pertemuan selanjutnya tanggal 9 November, masih di tempat yang sama. Kali ini Fongie & Jude yang menjadi trainer. Sebelum dimulai, peserta diajak untuk bermain melatih konsentrasi dan kecepatan daya tangkap. Permainan ini dilakukan kurang lebih 10 menit.
Fongie mengatakan, perlunya mengenali diri kita terlebih dahulu sebelum memulai menulis. Apa yang menonjol dan apa yang kurang dari kita sendiri. Peserta diberi waktu 10 menit untuk menuliskannya.
Kemudian Jude, memberikan edukasi bagaimana caranya menulis. Menurutnya ada langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menulis :
1. Mengawali
Apa dan bagaimana kita mengawali sebuah tulisan, dan tema apa yang ingin disampaikan.
2. Berjalan
Bagaimana tulisan tersebut dapat terus berlanjut, dari paragraf satu ke paragraf selanjutnya, sehingga tulisan tersebut mampu menyampaikan cerita yang utuh.
3. Akhir
Bagaimana tulisan tersebut akan diakhiri.
Pada bagian ini, Jude memetakannya menjadi dua bagian, yaitu open dan close.
"Open" artinya, bahwa setelah tulisan tersebut diakhiri, memberi kemungkinan kepada orang lain untuk menambahi, memberi masukan. "Close" artinya, tulisan tersebut tertutup bagi orang lain untuk memberi tambahan dan saran.
Jude, menyarankan untuk opsi "open" pada akhir tulisan. Sebuah tulisan juga harus memberikan pesan kepada pembacanya, selain itu juga harus diperhatikan penyusunan kalimat dan alur, agar tulisan tersebut dapat dipahami pembaca. ( Aiyu Nara)
Sumber : www.imwu.buruhmigran.or.id
Link: http://adf.ly/uGUUx