Jakarta - PT
Pertamina Trading
Limited (Petral)
merupakan anak usaha
PT Pertamina (Persero)
yang bergerak di bidang impor minyak dan
BBM. Namun sayangnya, tidak banyak yang
tahu dari mana Petral mendapat pasokan.
"Tahu nggak, hanya satu perusahaan yang ikut
tender di Petral. Siapa yang punya
perusahaannya, ambil minyak dari mana,
harganya berapa, itu bagaikan akuarium yang
butek. Nggak jelas bagaimana prosedur dan
pemainnya," ungkap Ketua Komite Reformasi
Tata Kelola Migas Faisal Basri kepada
detikFinance, Selasa (18/11/2014).
Faisal mengatakan, praktik seperti inilah yang
kemudian mendorong pemerintah membentuk
Komite Reformasi Tata Kelola Migas. Komite ini
akan mendorong transparansi dan
memberantas praktik mafia migas.
"Tugas saya adalah menelusuri dari hulu
sampai hilir sumbatan-sumbatan itu.
Pertamina Trading
Limited (Petral)
merupakan anak usaha
PT Pertamina (Persero)
yang bergerak di bidang impor minyak dan
BBM. Namun sayangnya, tidak banyak yang
tahu dari mana Petral mendapat pasokan.
"Tahu nggak, hanya satu perusahaan yang ikut
tender di Petral. Siapa yang punya
perusahaannya, ambil minyak dari mana,
harganya berapa, itu bagaikan akuarium yang
butek. Nggak jelas bagaimana prosedur dan
pemainnya," ungkap Ketua Komite Reformasi
Tata Kelola Migas Faisal Basri kepada
detikFinance, Selasa (18/11/2014).
Faisal mengatakan, praktik seperti inilah yang
kemudian mendorong pemerintah membentuk
Komite Reformasi Tata Kelola Migas. Komite ini
akan mendorong transparansi dan
memberantas praktik mafia migas.
"Tugas saya adalah menelusuri dari hulu
sampai hilir sumbatan-sumbatan itu.
Hipotesisnya, ini ada kelompok-kelompok
kepentingan yang sangat nyaman berada di
kekeruhan ini. Ibarat lele, senang hidup di
lumpur, di air yang keruh. Kalau lele ditaruh di
akuarium yang jernih nangis dia, mati dia,"
tuturnya.
Petral sendiri, lanjut Faisal, agak sulit untuk
dimintai data atau audit. Pasalnya, Petral
berkedudukan di luar negeri.
"Petral berdirinya di Hong Kong, sekarang
beroperasi di Singapura. Walaupun 100%
sahamnya milik Pertamina, kami sendiri
(Komite Reformasi Tata Kelola Migas) tidak bisa
begitu saja minta datanya atau melakukan
audit publik," kata Faisal.
Meski demikian, Faisal tidak akan menyerah.
"Yang bisa minta datanya Petral ya pemegang
sahamnya yaitu Pertamina. Sementara
Pertamina milik pemerintah. Jadi atas
permintaan pemegang sahamnya kita bisa
dapat data," ucapnya.
¤¤¤¤¤¤
SUMBER
Dikutip dari: http://adf.ly/uLtQe


