
Ketika Yuddy Chrisnandi menjabat Ketua Bapilu, banyak dana yang tersedot entah untuk keperluan apa �
**
Dinamika organisasi di tubuh Partai Hanura kian menarik untuk dicermati. Bukan saja menyangkut kader lama tapi juga kader baru partai bentukan Wiranto ini.
Dinamika ini dimulai ketika Ketua DPP Partai Hanura Yuddy Chrisnandi menginginkan evaluasi terhadap Ketua Bappilu Hanura Harry Tanoesoedibjo atau sering disebut HT. Bahkan Yuddy sering mendesak agar HT mundur dari Hanura.
Alasan Yuddy banyak, antara lain karena perolehan suara yang diperoleh Hanura pada Pemilihan Legislatif kemarin tidak sesuai target. Yuddy juga mengatakan bahwa dana saksi untuk ajang itu juga tidak keluar. Menurutnya itu semua tanggung jawab HT.
Berbeda dengan Yuddy, Ketua DPP Hanura lainnya, Syarifuddin Sudding, malah mengkritik Yuddy yang sebelumnya juga pernah menjabat Ketua Bappilu Hanura. Menurutnya, Bapilu era Yuddy tidak membawa dampak positif. Justru banyak dana partai yang tersedot.Sudding saat ini menjabat sebagai ketua Fraksi Hanura di DPR RI.
� Dengan bergabungnya Pak HT dan memegang Bapilu, hampir semua kegiatan dan pembiayaan ditalangi HT, sehingga tidak ada lagi ruang bagi mereka mendapatkan fulus. Mereka merasa terganggu,� kata Sudding, Selasa (6/5/2014). Yang dimaksud Sudding dengan mereka adalah Yuddy, Kristiawan dan teman-teman.
Sudding membela HT karena tahu persis, HT sudah berbuat banyak demi Hanura. Menurutnya, bergabungnya bos MNC itu membawa arti luar biasa dan kontribusinya telah meningkatkan elektabilitas partai. HT menyumbang ambulans di tiap DPD Hanura, melakukan bakti sosial membagikan sembako, asuransi gratis. Hampir semua kegiatan itu dibiayai HT.
Karena itu desakan agar HT mundur dari Bapilu bahkan keluar Hanura adalah sikap yang tidak elegan dari Yuddy. Sikap itu juga dinilai Sudding sebagai ambisius dan tak pada tempatnya. �Disaat kita mengawal perolehan suara, lalu Wiranto sedang bangun koalisi, tidak eleganlah suara-suara seperti itu. Hanya Hanura saja yang meminta ketua Bapilu nya mundur, partai lain tidak ada,� katanya.
Mungkin Yuddy sudah tak sabar lagi mengambil kursi ketua Bapilu Hanura dari tangan HT . Dengan begitu pengelolaan uang partai tersentralisasi di Yuddy. Uang = kekuasaan. Kekuasaan = uang.
Ternyata sumber amarah Yuddy Chrisnandi terhadap HT karena uang.
Sumber : http://politik.kompasiana.com/2014/0...g--654120.html


