
Hal itu berdasarkan studi yang dilakukan Criteo terhadap kebiasaan pengguna Internet di seluruh dunia ketika berkunjung ke dunia maya. Criteo berfokus memberikan solusi bagi perusahaan yang ingin memasarkan produk atau jasa melalui iklan digital.
"Iklan video sangatlah kuat efeknya, seperti suatu tayangan televisi," ujar Yuko di Jakarta, Senin, 5 Mei 2014.
Apalagi, kini iklan video muncul secara otomatis (auto-play). Sehingga, pengguna Internet dapat secara langsung menyimak iklan tersebut. Format video juga lebih menarik perhatian.
Meski memberikan efek yang kuat, Yuko mengakui iklan video auto-play kerap membuat tidak nyaman ketika orang sedang mengakses situs. Demikian juga dengan iklan lainnya yang berformat banner atau pop-up.
Oleh karena itu, dalam bekerja sama dengan mitranya, Criteo mempelajari kebiasaan pengguna Internet di seluruh dunia. Berdasakan riset tersebut, iklan yang muncul diharapkan tetap membuat nyaman pengguna Internet.
Yuko membeberkan beberapa hal yang harus diperhatikan penyedia iklan. Pertama, berhubungan dengan privasi. "Penyedia iklan atau situs yang menampilkan iklan, tidak mengambil data pribadi pengaksesnya," katanya.
Berikutnya adalah pilihan untuk menutup iklan yang muncul. Alternatif lain, menurut Yuko, adalah dengan menawarkan pilihan untuk menyembunyikan (hide) iklan yang muncul.
Yuko mengatakan, pertumbuhan iklan digital di seluruh dunia sejalan dengan pertumbuhan e-commerce atau jual-beli online.
Dia mengatakan dalam waktu dekat Criteo akan bermitra dengan e-commerce Indonesia. Namun dia enggan menyebutkan perusahaan yang dimaksud. "Yang pasti ini merupakan salah satu dari lima e-commerce terbesar di Indonesia," ucap Yuko.
sumber:
walaupun paling efektif tapi kayanya paling nyebelin ya, tiba2 ada video play sendiri, apalagi di yutub iklannya berupa video yang harus nunggu dulu



