Sekujur tubuh korban juga ditemukan luka akibat sabetan senjata tajam, selain itu juga bagian kepala korban terlihat terluka akibat pukulan benda tumpul. Keterangan dari beberapa warga, mereka tidak mengetahui adanya perkelahian antara korban dengan pelaku.
"Jam 7 sampai jam 8 pagi waktu isteri jemur pakaian, dak ada kejadian. Tahu-tahunyo jam 9 nan sudah ado dio (korban,red) tergeletak," sebut warga setempat yang enggan disebutkan namanya. Warga lain juga menyatakan bahwa korban kerap main di lokasi kejadian.
Kepala Satuan (Kasat) Reserse Kriminal (Reskrim) Polresta Jambi, Kompol Sunhot P Silalahi Sik ketika dikonfirmasi, Sabtu (10/5) mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap kasus pengeroyokan dan penganiayaan tersebut. Menurut Sunhot, untuk sementara, diduga awal permasalahan terkait masalah piutang. Namun, Sunhot tidak menjelaskan siapa yang tersangkut hutang.
"Korban datang ke lokasi dan langsung dikeroyok oleh pelaku. Untuk sementara, kasus ini gara-gara masalah hutang. Pelaku dan korban sudah saling kenal. Anggota kita sedang melakukan pengejaran terhadap kedua pelaku yang identitasnya sudah diketahui dan saat ini anggota masih melalukan pengejaran," kata Sunhot.
Dari keterangan saksi yang mengetahui kejadian itu kata Sunhot, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 WIB, dan warga tidak berani melerai perkelahian itu karena menggunakan senjata tajam.
"Diduga korban Novan tewas dikeroyok pelaku yang berjumlah dua orang. Pelaku kakak beradik inisial L dan D dengan menggunakan senjata tajam. Hasil keterangan saksi bahwa masalah ini ada kaitannya dengan hutang piutang. Tapi, kita masih dalami kasus ini, apakah piutang tersebut terkait langsung dengan korban atau tidak. Mudah-mudahan kedua pelaku bisa ditangkap untuk mengungkap kasus ini," jelas Sunhot.
Dari informasi yang didapat, korban sebelumnya sempat menelepon pelaku, dugaan kuat, karena merasa ditantang, korban kemudian datang ke lokasi kejadian dan akhirnya terlibat duel hingga korban ditemukan warga sudah tewas.
Dari keterangan rekan korban, korban Novan tinggal di sebauh kos di belakang kantor Kejati, Telanaipura. Sedangkan isteri dan dua orang anaknya tinggal di Bandung.
Asisten Pidana Khusus Kejati Jambi Masyrobi yang dihubungi Tribun, Sabtu (10/5) menyatakan kejadian tersebut tidak terkait dengan perkara hukum yang ditangani kejaksaan atau tugas kedinasan. Dinyatakannya, selama ini Novan tidak pernah menangani perkara, dan hanya bertugas di bagian intelijen kejaksaan.
"Belum pernah kita libatkan kasus pidana khusus selama di Jambi. Kalau masalah kasus tidak ada kaitannya," ujar Masyrobi.
Masyrobi sendiri kaget mendengar berita tersebut. Ia mengaku pertama kali mendapat kabar terbunuhnya korban dari Kepala Tata Usaha Kejati Jambi Agus Irawan. Sementara, Kepala Kejaksaan Tinggi Jambi Syaifuddin Kasim sedang berada di Jakarta.
"Kita langsung beritahu via telepon, Pak Kajati mau ke Jambi," lanjutnya.
Kapolda Jambi, Brigjen Pol Satriya Hari Prasetya, sekitar pukul 14.50 WIB datang kamar jenazah rumah sakit Raden Mattaherke dan melihat langsung jalannya otopsi.
Satriya juga terlihat berbincang dengan sejumlah staf kejaksaan. Tidak lama setelah kedatangan Kapolda, tampak datang Kasat Reskrim Polresta Jambi, Kompol Sunhot P. Silalahi, dan Kapolresta Jambi, Kombes Pol Kristono.
"Kita sudah bentuk tim untuk memburu pelaku," kata Kapolda Jambi, Brigjen Pol Satriya Hari Prasetya, yang dikonfirmasi usai melihat otopsi jenazah Novan di kamar jenazah RSUD Raden Mattaher.
Ditanyakan mengenai motif pembunuhan terhadap Novan, Satriya belum bisa memastikannya. "Motifnya belum tahu, masih kita selidiki," pungkasnya, seraya berlalu.
Sementara itu, usai dilakukan otopsi, jenazah kemudian langsung di berangkatkan ke Jakarta selepas Salat Maghrib. Pemakaman sendiri menurut informasi akan digelar hari ini, Minggu (11/5/2014). (sud/udi)
Sumber


