Please disable ad-blocker to view this page



SITUS BERITA TERBARU

Ruang Kepsek Lebih Bagus dari Ruang Jokowi

Wednesday, March 19, 2014


BERITAJAKARTA.COM � 19-03-2014 20:14
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Lasro Marbun menilai ada 11 catatan yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah saat dirinya melakukan blusukan ke sejumlah sekolah. Menurutnya, dari 52 sekolah yang telah dikunjungi, hanya enam sekolah yang memiliki toilet bersih dan banyak arsip sekolah berserakan di bawah meja guru atau kepala sekolah (kepsek). Tidak hanya itu, dirinya menilai ruang kepala sekolah lebih bagus dibandingkan ruang Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, atau ruang kepala dinas.

"Sementara ruang guru dan tata usaha tidak terawat, ujarnya di Balaikota, Rabu (19/3).

Ia juga melihat, kantin seringkali berada di dekat tempat pembuangan sampah dan got yang terkesan tidak bersih dan sehat. Kemudian buku-buku di perpustakaan tidak tertata rapi, barang-barang bagus berserakan di koridor karena tidak terpakai, serta saat murid piket guru tidak mendampingi. Selain itu, terdapat ruang yang dijadikan sebagai gudang sementara sekolah tersebut kekurangan ruang kelas. Bahkan, dirinya melihat ada yang merokok di pagar sekolah.

"Kalau disebut kekeliruan, tidak mungkin karena ada asbak dan sudah ada empat putung rokok. Bahkan lima sama yang di bibirnya," kata Lasro.

Diakui Lasro, sebelas catatan tersebut nyata terjadi. Sehingga dirinya meminta kepada para kepala sekolah terpilih nantinya bisa membenahinya. Ke depan pihaknya akan membuat indikator keberhasilan sekolah untuk memantau perkembangannya. "Itu bukan temuan tapi fakta, fenomena yang harus jadi tugas baru mereka," pintanya.

Menurut Lasro, selama ini sekolah hanya fokus terhadap nilai ujian nasional (UN) yang tinggi. Namun, mereka lupa bahwa di sekolah juga ada organisasi yang harus diperhatikan. "Tidak cukup kalau sekolah pintar dalam arti ilmu, terus kita tidak memperhatikan lingkungan indah, sarana prasarana bersih, terus kompetensi integritas dan keterampilan di mana," ucapnya.

Dalam waktu singkat, dirinya berjanji akan membuat pedoman kerja. Lelang jabatan ini dianggap sebagai sebuah metode rekrutmen, transparansi, dan langkah awal untuk melangkah maju. Kepala sekolah yang terpilih dalam lelang jabatan akan dievaluasi kinerjanya. Sehingga bisa dilihat perkembangannya di lapangan.

"Yang paling menggembirakan tadi ada statemen bahwa BOP itu cukup. Itu akan saya pegang. Kalau masih ada yang lain berarti mereka munafik. Kalau kita hanya menilai knowledge bohong saja mereka itu. Yang akan saya tagih adalah kompetensi dan keterampilan, terampil memelihara bunga, lingkungan, mengatur arsip, punya kepedulian walau bukan tugasnya. Kalau cuma pintar pengetahuan baca saja di Gunung Agung. Tegas saya katakan itu," lugasnya.

Jika ada kepala sekolah yang berlaku tidak baik, dirinya pun tidak segan-segan mencopot dari jabatannya. Namun, tetap melalui tahapan, dengan memberikan surat peringatan terlebih dahulu. "Dari segi konsep saya kira bagus, persoalan di kita bagaimana mengimplementasikan. Itu jadi alat saya melihat. Nanti dikasih tahu, ditegur, kalau tidak dikasih surat peringatan, bisa juga dicopot," ujarnya.

Selain itu, dirinya juga menginstruksikan kepada kepala sekolah untuk menolak pengadaan barang yang tidak dibutuhkan oleh sekolah. Sebab, jika diterima maka hanya akan menjadi barang yang tidak berguna dan memakan tempat. "Diperintahkan untuk menolak barang yang tidak dibutuhkan," tandasnya.

Sumber: http://www.beritajakarta.com/2008/id...;nNewsId=58722
SHARE THIS POST:
FB Share Twitter Share

Blog Archive