
Menurut Tarso, pada 2011 lalu, jumlahnya hanya 261 orang. Pada 2012 meningkat menjadi 651 orang dan pada 2013 bertambah menjadi 1.308 orang. Sedangkan awal 2014 sebanyak 136 orang. Data tersebut sesuai dengan pengisian formulir AK-1, yaitu formulir yang diisi oleh para pencari kerja. "Mayoritas dari mereka tergolong usia produktif, 18-30 tahun," ujarnya.
Tarso menjelaskan peningkatan jumlah pencari kerja ini tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja. Akibatnya, banyak di antara mereka yang terpaksa harus keluar dari Bangkalan untuk mendapatkan pekerjaan.
Salah seorang pencari kerja, Samsul, mengatakan sulit mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak di Bangkalan. Sebab, peluang kerja yang tersedia hanya setingkat sales, serta penjaga toko atau mal.
Karena itu, Samsul, warga Desa Jaddih, Kecamatan Socah, itu berinisiatif mengambil kursus pangkas rambut lalu berencana merantau ke Papua. "Banyak teman dan saudara yang sukses di sana membuka usaha pangkas rambut," ucap Samsul.
Anggota Komisi Pembangunan DPRD Kabupaten Bangkalan, Imron Rosyadi, menyayangkan begitu tingginya angka pencari kerja. Pemerintah Kabupaten Bangkalan harus segera mencarikan solusi, seperti memberikan kursus gratis kepada para pencari kerja. "Pemerintah harus bisa menumbuhkan jiwa wirausaha, bukan jiwa pekerja, supaya tercipta lapangan pekerjaan baru," tuturnya.
SUMBER


